Marie, Be The Change You Wish To See In The World
Iniloh.com Jakarta- Marie, perempuan berdarah Bekasi dengan semangat petualang, membuktikan bahwa langkah kecil bisa membawa dampak besar.
Dari sekolah asrama di Ambarawa hingga Ausbildung (pelatihan profesional) sebagai calon guru TK di Jerman, perjalanannya adalah kisah tentang keberanian memulai dari nol, rasa syukur, dan keyakinan bahwa setiap orang bisa jadi agen perdamaian.
Lahir sebagai anak tunggal di Bekasi, Marie kecil menghabiskan masa SD-SMP di Jakarta Timur.
“Jadi anak tunggal itu enak sih, nggak perlu rebutan remote TV. Tapi kadang sepi,” candanya.
Kesehariannya yang serba dibantu mama justru memicu keinginannya untuk mandiri.
Di SMA, ia memilih tinggal di asrama Ambarawa, Jawa Tengah.
“Aku ingin belajar mengurus diri sendiri. Nggak mau terus-terusan bergantung,” ujarnya.
Setelah lulus, ia melanjutkan kuliah Pendidikan Bahasa Inggris di Sleman, Yogyakarta.
Meski bisa langsung bekerja usai lulus, Marie memilih tantangan baru: Ausbildung di Jerman untuk menjadi guru TK.
“Aku ingin belajar dari dasar, termasuk psikologi anak. Di sini, sistem pendidikannya sangat holistik,” jelasnya.
Selain belajar, ia menyisihkan waktu untuk menjelajahi Eropa. Di akhir pekan, ia kerap mendaki Pegunungan Alpen yang hanya 2-3 jam dari rumahnya.
“Pemandangannya bikin hati tenang. Sekaligus mengingatkan betapa kecilnya kita di hadapan alam,” tambahnya.
Bagi Marie, hidup di Jerman adalah sekolah rasa syukur.
Setiap kali melihat tunawisma di kota besar, ia mengaku makin menghargai berkah yang dimiliki.
“Aku jadi ingin membantu lebih banyak orang, sekecil apa pun caranya,” ujarnya. Tapi, petualangannya tak lepas dari tantangan keuangan.
“Semua serba pakai uang. Harus pintar nabung dan prioritaskan kebutuhan,” katanya sambil tertawa.
Tips andalannya sederhana:
“Be present!” Ia menekankan pentingnya hidup di saat ini. “Kadang kita terlalu fokus pada masa depan atau terbelenggu masa lalu. Padahal, kebahagiaan ada di detik ini,” ujarnya.
Marie pun rutin mempraktikkan mindfulness, seperti menikmati secangkir kopi pagi atau mengamati burung-burung di taman.
Di tengau krisis global, Marie berharap keluarganya di Indonesia selalu sehat dan tabah.
“Semoga kita semua bisa melewati masa sulit ini dengan semangat gotong royong,” ungkapnya.
Ia juga menyuarakan harapan besar:
“Stop perang, sebarkan perdamaian!” Baginya, perdamaian dimulai dari hal kecil, seperti senyum ke tetangga atau membantu orang yang kesulitan.
Marie mengadopsi quote Mahatma Gandhi: “Be the change you wish to see in the world.” Ia meyakini bahwa setiap orang punya peran.
“Kita mungkin merasa seperti debu, tapi debu pun bisa jadi tanah subur jika berkumpul.
Mulailah dari hal kecil: buang sampah pada tempatnya, hormati perbedaan, atau berbagi ilmu,” pesannya.
Source image: Marie

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










