Megamoza, Keluarga Tak Perlu Sempurna yang Penting Penuh Cinta
Iniloh.com Jakarta- Megamoza atau disapa Mega lahir di Cimahi, Jawa Barat, dari ayah berdarah Jawa dan keluarga yang retak.
“Saya tumbuh dalam bayang-bayang broken home. Tapi justru itu yang memaksa saya untuk selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal,” ungkapnya.
Tekanan untuk terus unggul menjadi pisau bermata dua: di satu sisi membentuknya menjadi pribadi tangguh, di sisi lain meninggalkan luka yang harus dipeluknya perlahan.
Namun, darah Jawa dari sang ayah memberinya keteguhan. “Saya belajar bahwa keberanian bukan berarti tak punya rasa takut, tapi tetap melangkah meski gentar,” ujarnya.
Lulusan perguruan tinggi dengan nilai gemilang ini memilih karir sebagai konsultan Public Relations (PR) Media. Namun, gelora kreativitasnya tak berhenti di sana.
Mega merambah dunia modeling, mengelola online shop, dan menjadi Makeup Artist (MUA).
“Saya percaya bahwa perempuan bisa menguasai banyak peran, asal punya manajemen waktu yang baik,” katanya.
Di tengah kesibukannya, ia tetap menyisihkan waktu untuk olahraga, sebuah passion yang tak pernah pudar sejak kecil.
Sejak sekolah, Mega adalah seorang karateka. Kini, sebagai ibu tiga anak, ia tetap setia pada gaya hidup aktif dengan berkuda, gym, zumba, dan trampolin.
“Olahraga adalah cara saya menjaga keseimbangan mental. Saat tubuh bergerak, pikiran jadi jernih,” tuturnya.
Ia tak memungkiri bahwa menjadi single mom membuatnya harus kreatif mengatur waktu.
“Saya olahraga saat anak-anak sekolah atau libur. Yang penting, mereka tetap jadi prioritas,” tambahnya.
Memutuskan berpisah dari hubungan toxic tak hanya membebaskan Mega dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), tetapi juga melemparkannya ke peran ganda: ibu sekaligus ayah.
“Saya harus strong but gentle. Ada hari-hari lelah, tapi melihat senyum anak-anak menguatkan segalanya,” ujarnya.
Ia kerap mengajak anak-anaknya berkumpul dengan sahabat-sahabat dekat, menciptakan lingkaran dukungan yang hangat.
“Mereka perlu tahu bahwa keluarga tak harus sempurna, yang penting penuh cinta,” katanya.
Pengalaman sebagai korban pasien Narcissistic Personality Disorder (NPD) menjadi bab kelam dalam hidupnya.
“Saya pernah terjatuh sangat dalam.Tapi saya sadar: bahagia adalah hak setiap perempuan, lahir dan batin,” tegasnya.
Keputusan untuk meninggalkan hubungan toxic ia ambil bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk masa depan anak-anak.
“Jangan pernah takut memilih diri sendiri. Keluar dari situasi buruk bukan kegagalan, tapi awal dari pemulihan,” pesannya.
Bagi Mega, kebahagiaan adalah pilihan yang harus diperjuangkan. Ia kerap membagikan kutipan penyemangat di Instagram @harikaugur_, di antaranya:
“Hidup ini singkat. Jangan sia-siakan untuk orang yang tak menghargaimu.”
Ia juga menekankan pentingnya self-love: “Merawat diri bukan egois. Justru, dengan mencintai diri, kita bisa mencintai orang lain dengan lebih tulus.”
Source image: mega

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










