Meina Khasmira Rachman, Tiada yang Bisa Kembali Ke Masa Lalu, Tapi Kita Bisa Mulai Hari Ini untuk Akhir yang Baru

Iniloh.com Jakarta- Di tengah gemuruh industri kuliner Indonesia, Meina Khasmira Rachman  atau disapa Meina membuktikan bahwa ketekunan dan resep turun-temurun bisa mengubah kontainer berukuran 3×2 menjadi kerajaan kopi dan dimsum.

Perempuan berdarah Kashmir-Sunda ini tak hanya sukses membangun bisnis di masa pandemi, tetapi juga mewujudkan mimpi menginjakkan kaki di tanah leluhur, mengajarkan bahwa hidup adalah tentang memulai kembali kapan pun itu.

Lahir di Cirebon 42 tahun silam, Meina adalah anak kedua dari lima bersaudara.

Darah campuran Pakistan (Kashmir) dari ayah dan Sunda-Sulawesi dari ibu memberinya warisan budaya yang kaya.

Saya tumbuh dengan aroma rempah dari dapur ibu dan cerita tentang Kashmir dari papah,” kenangnya.

Kedua hal ini kelak menjadi fondasi bisnis kuliner yang ia rintis.

Sejak remaja, Meina sudah akrab dengan dunia masak-memasak, mengasah skill yang ia anggap sebagai “bahasa cinta” terbaik.

Setelah melahirkan anak pertama, Meina memberanikan diri membuka restoran Sunda di Kabupaten Cirebon.

Restoran itu bertahan selama tujuh tahun sebelum akhirnya dijual.

Ia pun banting setir menjadi supervisor di perusahaan kosmetik di Tegal selama delapan tahun. Namun, jiwa wirausaha tak pernah padam.

Di pertengahan 2019, ia memulai babak baru dengan membuka kedai sederhana di teras rumah ayahnya, menggunakan kontainer kecil.

Awalnya cuma jualan kopi dan dimsum buatan sendiri. Tak disangka, respons masyarakat luar biasa,” ujarnya.

Tiga bulan pertama, Meina mulai menambah kanopi dan kursi kecil.

Keyakinannya membuahkan hasil: pada Februari 2020, ia memutuskan resign untuk fokus penuh pada bisnis.

Di tengah pandemi yang menghantam banyak usaha, Lakiket Coffee & Chick justru melejit. Dalam enam bulan, ia membuka tiga cabang dengan 40 karyawan.

Semua resep, mulai dari kopi hingga dimsum, saya racik sendiri. Saya ingin pelanggan merasakan ‘tangan’ saya di setiap sajian,” katanya.

Hingga kini, kedainya tetap bertahan di tengah maraknya kafe baru pascapandemi.

Awal 2024, Meina mewujudkan mimpi lama: mengunjungi Kashmir, tanah kelahiran kakeknya.

Ini perjalanan batin sekaligus penghormatan pada akar saya,” tuturnya.

Dari lereng Himalaya, ia membawa pulang inspirasi baru untuk menambahkan sentuhan global pada menunya.

Meina berharap kesehatan dan kebahagiaan senantiasa menyertai diri serta orang-orang terdekat.

Saya ingin terus rendah hati, fokus pada pencapaian diri, dan memperbanyak sedekah,” ucapnya. Prinsip hidupnya sederhana:

Hidup seperti roda kadang di atas, kadang di bawah. Karena itu, merunduklah ke kanan dan kiri.”

Ia juga meyakini bahwa setiap orang bisa mengubah takdir melalui doa dan perbuatan baik. Pesannya untuk pembaca:

Tidak ada yang bisa kembali ke masa lalu, tapi kita bisa memulai hari ini untuk akhir yang baru.

Jalan saja, nanti juga sampai. Segala perjuangan dan doa akan menemukan akhirnya jika itu takdir terbaik.”

 

 

Source image: meina

You May Also Like

Anggun Pratiwi, Belajar Tak Berkompetisi dengan Orang Lain Tapi dengan Diri Kita di Masa Lalu
Anggun Pratiwi, Belajar Tak Berkompetisi dengan Orang Lain Tapi dengan Diri Kita di Masa Lalu
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Mega Perdana Putra, Tiap Langkah yang Kita Ambil Sekecil Apapun Adalah Investasi Untuk Masa Depan
Mega Perdana Putra, Tiap Langkah yang Kita Ambil Sekecil Apapun Adalah Investasi Untuk Masa Depan
Susanti Rahayuning Hastuti, Tiada Kata Terlambat Untuk Belajar dan Gapai Cita-cita Berani Mencoba Dulu
Susanti Rahayuning Hastuti, Tiada Kata Terlambat Untuk Belajar dan Gapai Cita-cita Berani Mencoba Dulu
Fifi Susanti, Tiada yang Lebih Berharga Mereka Adalah Keluarga Kita
Fifi Susanti, Tiada yang Lebih Berharga Mereka Adalah Keluarga Kita
Elys, Dunia Ini Tiada Jika Tak Ada Mimpi!
Elys, Dunia Ini Tiada Jika Tak Ada Mimpi!