Mia Amalia, Jadi Diri Sendiri Ialah Versi Paling Berharga!
Iniloh.com Jakarta- Udara sejuk, senyum hangat tetangga, dan kehangatan keluarga yang tak tergantikan itulah gambaran masa kecil Mia Amalia di Garut, kota kelahiran yang selalu ia sebut hangat di hati.
Di tanah Sunda yang asri inilah nilai-nilai fundamental hidupnya terbentuk: syukur atas hal sederhana, kebersamaan dalam kekeluargaan, dan kesederhanaan yang membumi.
“Keluarga selalu jadi tempat pulang yang paling nyaman,” kenangnya.
Fondasi inilah yang menjadi kompasnya mengarungi dunia yang jauh lebih kompleks.
Kini, Mia dikenal sebagai sosok multitalenta di dunia digital: influencer, vlogger kehidupan sehari-hari dan traveling, serta aktifis komunitas perempuan.
Namun, ia bukan sekadar pencipta konten; ia adalah penjelajah kehidupan yang otentik. Jiwa petualangnya terlihat dari kecintaannya explore tempat baru dan yang paling mencolok: kegemarannya yang luas pada olahraga.
Dari tenis, badminton, basket, gym, hingga yang lebih intens seperti muaythai, padel, dan barre intensity – semuanya ia cicipi dengan semangat.
“Hidup rasanya lebih hidup kalau seimbang antara kerja, main, dan istirahat,” ujarnya, merangkum filosofi hidupnya yang esensial.
Bagi Mia, olahraga bukan sekadar menjaga fisik, tapi juga ritme untuk menjaga jiwa tetap segar.
Di balik kesibukan dan energinya yang terlihat high-spirited, Mia justru membawa pesan yang menenangkan dan membebaskan:
“Jangan terlalu keras sama diri sendiri. Hidup ini bukan lomba.”
Ia mengajak setiap orang untuk menghargai momen-momen kecil kebahagiaan sehari-hari.
“Lakuin hal-hal kecil yang bikin bahagia setiap hari, sekalipun itu minum kopi sambil dengerin lagu favorit atau sekadar rebahan tanpa rasa bersalah,” katanya dengan santai namun penuh makna.
Baginya, esensi hidup terletak pada kemampuan untuk dienjoy dan disyukuri, bukan terus-menerus dikejar target tanpa henti.
Pesan ini menjadi oase di tengah budaya hustle yang kerap melelahkan.
Harapannya untuk diri sendiri dan masa depan jernih dan penuh kedamaian:
“Semoga selalu diberi hati yang tenang dan tubuh serta jiwa raga yang sehat.”
Ia ingin terus menjadi versi terbaik dirinya di semua peran – sebagai anggota keluarga, profesional, dan bagian dari komunitas. Lebih jauh, hatinya tergerak untuk sesama perempuan:
“Semoga makin banyak perempuan yang berani bersinar dengan caranya masing-masing tanpa meredupkan cahaya orang lain”.
Ini adalah doa untuk ekosistem perempuan yang saling mendukung, bukan bersaing secara tidak sehat, di mana setiap cahaya diizinkan untuk gemilang tanpa rasa terancam.
Pesan pamungkas Mia Amalia adalah mantra penyembuh jiwa yang sederhana namun mendalam, ditujukan untuk setiap pembaca yang mungkin sedang berjuang:
“Kamu cukup. Kamu layak. Dan kamu berhak bahagia.
Jangan ragu untuk jadi dirimu sendiri, karena versi itulah yang paling berharga.”
Source image: mia

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










