Mima, Jagalah Hatimu Baik-baik!

Iniloh.com Jakarta- Lahir dan dibesarkan di Bali, Mima menyimpan memori masa kecil yang terasa seperti lukisan tenang:

Masa kecilku tenang dan hangat, tinggal di lingkungan yang adem, orang-orangnya ramah.

Udara pulau dewata yang teduh dan keramahan khas masyarakat Bali membentuk fondasi kepribadiannya yang hangat.

Kenangan manis bersama keluarga menjadi akar yang kuat, mengaliri kehidupannya dengan kehangatan yang tak lekang waktu.

Inilah Bali yang tak cuma jadi destinasi wisata, tapi ruang tumbuh penuh ketentraman bagi jiwa-jiwa seperti Mima.

Kini, ia menghidupi keseharian di dunia yang penuh dinamika: industri hospitality.

Di sini, Mima menemukan ruang untuk berbagi kehangatan alaminya.

Sukanya bisa ketemu banyak orang dan suasananya seru,” ungkapnya tentang dunia kerjanya.

Bertemu tamu dari berbagai latar belakang, menyelami cerita mereka, dan menciptakan pengalaman positif menjadi sumber energi tersendiri.

Namun, di balik keseruan itu, ada tuntutan yang melelahkan. Ia tak menampik

Dukanya, kadang capek dan waktu buat diri sendiri kurang.

Ritme kerja yang padat kerap menggerus momen me-time yang penting.

Di sinilah filosofi self-care Mima berperan penting.

Ia punya tip jitu untuk bertahan di industri yang menuntut ini: “Jangan lupa jaga diri, tahu batas, dan nikmati hal-hal kecil.

Baginya, menjaga diri bukanlah kemewahan, tapi kebutuhan.

Ini selaras dengan kesukaannya pada seni dan “hal-hal yang bikin hati happy” , entah itu menikmati secangkir teh sambil menikmati senja, melukis, atau sekedar mandi busa hangat setelah shift panjang.

Menemukan kebahagiaan dalam detail kecil adalah senjata rahasianya melawan kejenuhan.

Harapan dan doa Mima mencerminkan kerinduannya pada keseimbangan dan kedamaian yang mirip dengan masa kecilnya di Bali:

Semoga keluarga selalu sehat, rejeki lancar, karir berkembang, dan hati tetap tenang.

Ia merangkumnya dalam kalimat sederhana namun penuh makna: “Pokoknya semoga semuanya baik dan penuh berkah.

Doa ini bukan hanya untuk pencapaian materi, tapi terutama untuk ketenangan batin dan keberkahan dalam setiap langkah.

Pesan hidup yang ia bagi pun sarat dengan kelembutan dan keteguhan batin:

“Jaga hatimu baik-baik. Dunia bisa keras, tapi kamu tetap bisa lembut. Tetap jadi versi terbaik dirimu, meski kadang rasanya berat.

Menjaga kelembutan hati adalah pilihan sadar, sebuah bentuk keberanian”

Pesannya tentang kelembutan dan keteguhan menjadi pengingat berharga.

Di tengah hingar-bingar dunia, bahkan dunia pariwisata Bali yang semarak, kita tetap bisa dan perlu memilih untuk lembut, memilih untuk menjaga hati, dan terus berjuang menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

 

 

Source image: mima

You May Also Like

Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Janvier Cestmoi, Kejar Cita-citamu, Dengarkan Hatimu dan Jangan Takut Ambil Langkah Besar
Janvier Cestmoi, Kejar Cita-citamu, Dengarkan Hatimu dan Jangan Takut Ambil Langkah Besar
Bety Sumihar, Tetaplah Terlihat Cantik Walau Hati Kita Sedang Tidak Baik-baik
Bety Sumihar, Tetaplah Terlihat Cantik Walau Hati Kita Sedang Tidak Baik-baik
Rezma, Berfikirlah yang Baik-baik, Karena Itu yang Akan Terjadi
Rezma, Berfikirlah yang Baik-baik, Karena Itu yang Akan Terjadi
Asyifa Sakinah, Jangan Pernah Meremehkan Kekuatan Hatimu!
Asyifa Sakinah, Jangan Pernah Meremehkan Kekuatan Hatimu!
Yunita, Teruslah Tumbuh Tanpa Kehilangan Kebaikan Hatimu!
Yunita, Teruslah Tumbuh Tanpa Kehilangan Kebaikan Hatimu!