Monica Meliani, Lari Seperti Meditasi Bergerak, Bisa Lepas Stress dan Menantang Diri Sendiri
Iniloh.com Jakarta- Jakarta, kota metropolitan yang tak pernah berhenti berdenyut, menjadi tempat Monica Meliani lahir dan tumbuh.
Perempuan yang akrab disapa Monica ini dibesarkan dalam keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan.
“Orang tua saya selalu bilang, ‘Jangan mudah nyerah. Gagal? Coba lagi!’” ujarnya, mengenang masa lalu.
Prinsip itu ia buktikan dengan menyelesaikan S1 tepat waktu sambil bekerja paruh waktu, sebuah pencapaian yang menuntut disiplin dan keteguhan hati.
Monica tak pernah setengah hati dalam mengejar tujuan. Selama empat tahun kuliah, ia membagi waktu antara kelas, tugas, dan pekerjaan.
“Saya belajar bahwa kegagalan bukan akhir, tapi awal untuk memperbaiki strategi,” katanya.
Kini, ia berkarier di sebuah perusahaan ternama di Jakarta, menjalani rutinitas kantor dengan dedikasi tinggi.
Namun, di balik keseriusannya, Monica punya rahasia untuk menjaga keseimbangan: olahraga.
Awalnya, Monica mulai olahraga sekadar untuk mengubah pola hidup.
Ia mencoba pilates dan yoga di akhir pekan, lalu jatuh cinta pada lari.
“Lari itu seperti meditasi bergerak. Saya bisa melepas stres sekaligus menantang diri sendiri,” ujarnya.
Perlahan, hobi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitasnya.
Ia tak hanya lari sendirian.
Monica bergabung dengan komunitas pelari, di mana ia menemukan dukungan dan semangat baru.
“Kami saling memotivasi. Kalau ada yang lelah, yang lain pasti memberi semangat,” ceritanya.
Komunitas ini juga membawanya ke berbagai event, seperti Run With Me, Women’s 10K, dan Indonesia Women Half Marathon.
Kini, ia bersiap untuk BTN Jakarta International Marathon—target terbesarnya tahun ini.
“Setiap event membuatku makin termotivasi. Latihan jadi lebih serius, tapi hasilnya memuaskan: finish strong!” tambahnya.
Meski sibuk, Monica selalu menyisihkan waktu untuk keluarga.
“Mereka prioritas utama. Meski kerja dan olahraga padat, saya pastikan quality time tetap ada,” tegasnya.
Ia juga rutin bangun pagi untuk morning run, ritual yang ia sebut sebagai bentuk cinta diri.
“Lari pagi itu mood booster. Badan sehat, pikiran jernih, dan hari terasa lebih produktif,” ujarnya.
Monica punya harapan sederhana namun mendalam, Keluarganya Harmonis dan saling mendukung.
Kariernya Terus berkembang dengan semangat baru.
Ekonominya, Stabil agar bisa berbagi dengan sesama. Kesehatannya Tubuh kuat dan jiwa bahagia, dan dikelilingi orang-orang positif.
“Semua ini saya sandarkan pada Tuhan. Dengan-Nya, saya yakin setiap langkah diberkati,” ungkapnya.
Bagi Monica, mencintai diri dimulai dari hal kecil.
“Bangun pagi, lari, lalu syukuri hari itu cara saya menghargai diri sendiri,” katanya.
Ia percaya, kebahagiaan bermula dari dalam. “Kalau kita bahagia dan sehat, energi positif itu akan menyebar ke sekitar.”
Ia juga berpesan untuk tak takut keluar zona nyaman. “Coba hal baru, gagal, lalu coba lagi. Di situlah kita tumbuh.”
Source image: Monica

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










