Mustika, Berbuat Baiklah Kepada Sesama Manusia!

Iniloh.com Jakarta- Kota Medan, dengan segala dinamika dan keunikan budayanya, menjadi tanah kelahiran yang membentuk sosok tangguh bernama  Mustika, akrab disapa  Tika.

Meski tak diuraikan panjang lebar tentang kenangan masa kecil, Medan terpatri dalam jiwanya sebagai titik awal perjalanan hidup yang tak selalu mulus.

Seperti banyak anak perantau, kota inilah yang menjadi latar belakang sebelum ia memutuskan untuk mengarungi kehidupan yang jauh lebih keras di negeri orang.

Awal karir Tika diwarnai oleh kata sederhana namun sarat beban: “Pahit”.

Cobaan datang bertubi-tubi, menghantamnya di tengah kesendirian hidup di rantau.

Jauh dari keluarga, hidup dengan penuh cobaan di lewati sendiri di perantauan,” ungkapnya, menyiratkan betapa beratnya perjuangan yang harus ia pikul seorang diri.

Kata-katanya seperti gambaran jelas: seorang wanita muda terpisah ribuan kilometer dari orang tersayang, berjuang menghadapi tantangan hidup.

Entah itu pekerjaan, budaya, atau kesepian – hanya mengandalkan keteguhan hati dan air mata yang mungkin kerap mengering di pipi. Suka?

Mungkin terlalu mewah untuk disebut di fase itu. Dukanya? Itulah yang mendominasi, menjadi batu ujian yang menempa ketahanan dan kemandiriannya.

Melewati masa-masa sulit itu,  Tika belajar pentingnya menjaga diri, bukan hanya secara mental, tetapi juga fisik.

Tips merawat kecantikan dan menjaga tubuhnya terbilang praktis namun penuh disiplin: “Menjaga pola makan, istirahat, dan olahraga.

Tidak ada formula rahasia atau produk mahal, hanya tiga pilar dasar yang membutuhkan konsistensi tinggi.

Ini adalah kebijaksanaan yang lahir dari pengalaman; memahami bahwa tubuh yang sehat dan bugar adalah modal utama untuk menghadapi segala tekanan dan meraih kesuksesan.

Olahraga menjadi saluran bukan hanya untuk body oke, tetapi juga untuk mengelola stres dan menjaga keseimbangan jiwa setelah melewati masa-masa kelam.

Dari dasar pengalaman hidup yang dalam itu, harapan dan doa  Tika untuk masa depan pun mengalir dengan penuh kesadaran.

Ia mendambakan kebaikan menyeluruh: untuk keluarga, karir, ekonomi, kesehatan, dan kehidupan sosial.

Doa-doa baiknya adalah permohonan agar jalan ke depan lebih terang, hasil dari ketekunan dan ketabahannya selama ini.

Pesan yang ingin  Tika sampaikan kepada seluruh pembaca di Indonesia adalah intisari perjalanan hidupnya, sebuah filosofi yang padat makna:

“Berbuat baiklah sesama manusia dan jangan lupakan kebaikan orang lain.”

 

 

Source image: tika

You May Also Like

Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian
Neni PS, Tak Harus Lebih Hebat dari Lainnya Cukup Lebih Baik dari Diri Kita Kemarin
Neni PS, Tak Harus Lebih Hebat dari Lainnya Cukup Lebih Baik dari Diri Kita Kemarin
Rima Djiwantari, Ketika Kita Menemukan Penerimaan dan Kebahagiaan Dalam Diri, Maka Tak Perlu Cari di Tempat Lain
Rima Djiwantari, Ketika Kita Menemukan Penerimaan dan Kebahagiaan Dalam Diri, Maka Tak Perlu Cari di Tempat Lain
Aisyah Nur Rahmah, Kejar Mimpi Kita Nikmati Prosesnya Minta Restu Juga Libatkan Allah di Prosesnya
Aisyah Nur Rahmah, Kejar Mimpi Kita Nikmati Prosesnya Minta Restu Juga Libatkan Allah di Prosesnya
Iin Amriani, Jangan Katakan Sesuatu Itu Susah Sebelum Kita Mencobanya
Iin Amriani, Jangan Katakan Sesuatu Itu Susah Sebelum Kita Mencobanya