Mytha Ayu: Selalulah Percaya Pada Tuhan, dan Diri Kita Sendiri 

Iniloh.com– Mytha Ayu, perempuan kelahiran Magelang yang menghabiskan masa tumbuh di Semarang, adalah sosok yang akrab dengan kerasnya dinamika hidup.

Kota Semarang, tempatnya beranjak dewasa, ia sebut sebagai “guru” yang mengajarkan arti kehidupan sebenarnya.

Kehangatan keluarga yang dulu pernah ada harus hilang seketika ditelan cerita kehidupan. Itu membuat saya lebih realistis dalam menjalani hari,” ungkapnya.

Pengalaman kehilangan tersebut membentuknya menjadi pribadi yang tangguh, meski di balik itu tersimpan kerinduan akan kebersamaan yang pernah ia rasakan.

Namun, justru dari situlah Mytha belajar untuk tidak hanya bergantung pada nostalgia, melainkan terus melangkah dengan kedua kaki tertanam kuat di realitas.

Karirnya di dunia entertain tidak lahir dari jalan instan. Semua berawal dari bakat yang ia miliki, lalu diasah perlahan melalui proses belajar tiada henti.

Ini masih tahap pembelajaran. Saya ingin terus berkembang, menjadi lebih baik setiap harinya,” tegas perempuan yang kini aktif berbagi karya melalui Instagram @ay_mitaaa tersebut.

Bagi Mytha, dunia hiburan bukan sekadar panggung gemerlap, melainkan medium untuk menyampaikan emosi dan cerita.

Fleksibilitas waktu kerja dan kesempatan bertemu banyak orang ia anggap sebagai anugerah terbesar.

Bisa menghibur orang dengan talenta yang Tuhan berikan adalah berkat yang tak ternilai,” ujarnya.

Namun, di balik sukacita itu, ada pula tantangan yang harus dihadapi. Mytha kerap mendapat stereotip negatif dari lingkungan yang belum sepenuhnya memahami profesi entertainer.

Beberapa orang mengarahkannya ke hal-hal negatif, apalagi di era media sosial yang rentan memicu misinterpretasi,” paparnya.

Ia mengakui bahwa tudingan miring sempat menguji mentalnya, tetapi ia memilih fokus pada filter diri.

Saya belajar memilah mana yang perlu ditanggapi, mana yang cukup dijadikan pelajaran,” tambahnya.

Harapan Mytha untuk masa depan sederhana namun penuh makna: menjadi berkat bagi sesama melalui talentanya.

Tuhan sudah memberikan saya kemampuan, dan itu harus dipakai untuk memanajemen hidup lebih baik. Saya ingin terus bersyukur, menjadi versi terbaik diri, sekaligus terang bagi sekitar,” tuturnya.

Bagi perempuan berhati lembut ini, kesuksesan bukan diukur dari popularitas, melainkan dari seberapa besar ia mampu memberi dampak positif.

Pesan yang ingin Mytha sampaikan kepada pembaca pun mengalir dari pengalaman hidupnya:

Kamu adalah Kamu. Mereka adalah Mereka. Walaupun kita berbeda, percayalah kita masih punya kesamaan: sama-sama berjuang menjadi lebih baik. Percaya pada Tuhan, dan dirimu sendiri.”

Kata-kata ini menjadi refleksi perjalanannyabahwa di tengah perbedaan dan benturan realita, setiap orang punya hak untuk tetap setia pada jati diri sembari menghargai perjuangan orang lain.

Dari Magelang ke Semarang, Mytha Ayu membuktikan bahwa kehilangan dan kritik bukan akhir segalanya.

Dengan realisme yang ia pegang, ia terus melangkah, mengolah bakat, dan menjaga hati agar tetap menjadi “panggung” yang positif.

Melalui konten-kontennya, ia tak hanya menghibur, tetapi juga mengajak audiens untuk melihat hidup dengan mata yang lebih bijak.

Menerima yang tak bisa diubah, memperbaiki yang bisa diraih, dan percaya bahwa setiap langkah, meski berat adalah bagian dari proses menjadi terang.

 

Source image: mytha

You May Also Like

Ratu Frieska, Jangan Lewatkan Momen Berharga dengan Anak Kita
Ratu Frieska, Jangan Lewatkan Momen Berharga dengan Anak Kita
Arista Kusumastuti, Kebahagiaan Sejati Terletak pada Kemampuan Terus Bergerak dan Memberi Makna 
Arista Kusumastuti, Kebahagiaan Sejati Terletak pada Kemampuan Terus Bergerak dan Memberi Makna 
Ida Fauziah, Tak Perlu Sempurna yang Penting Terus Bertumbuh 
Ida Fauziah, Tak Perlu Sempurna yang Penting Terus Bertumbuh 
Nazlia Inaz, Konsisten dan Lakuin Apa yang Kita Sukai
Nazlia Inaz, Konsisten dan Lakuin Apa yang Kita Sukai
Putri K. S., Lari Adalah Metafor Kehidupan, Butuh Konsistensi Tekad dan Kepercayaan untuk Capai Finish
Putri K. S., Lari Adalah Metafor Kehidupan, Butuh Konsistensi Tekad dan Kepercayaan untuk Capai Finish
Tribuana, Modelling Medium Ekspresikan Diri dan Menikmati Setiap Proses
Tribuana, Modelling Medium Ekspresikan Diri dan Menikmati Setiap Proses