Nabbilah Amir, SH.MH, CMC, C.CD: Sebagai Perempuan Harus Upgrade Ilmu Agar Miliki Nilai dan Manfaat untuk Sesama

Iniloh.com Jakarta- Nabbilah Amir berasal dari Palu, Sulawesi Tengah. Ia menghabiskan masa kecilnya di kota yang dikenal memiliki pemandangan indah dengan empat dimensi lanskap, meskipun cuacanya cukup panas karena berdekatan dengan teluk.

Baginya, Palu bukan sekadar tempat lahir, tetapi juga rumah yang penuh kenangan.

Keluarga besarnya masih menetap di sana, dan setiap kali berkumpul, suasana kehangatan serta kebersamaan selalu menjadi momen yang sangat ia syukuri.

Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Tadulako (Untad) Palu, Nabbilah melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 dan S3 di Surabaya.

Kini, ia menetap di Surabaya dan mengabdikan dirinya di dunia hukum sebagai dosen serta praktisi hukum.

Sejak remaja, Nabbilah sebenarnya bercita-cita menjadi anggota Akademi Kepolisian (Akpol). Namun, impian tersebut terpaksa ia lepaskan karena mengalami masalah kesehatan, yakni usus buntu yang hampir pecah.

Meski demikian, ia tidak patah semangat. Ia memilih melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum dan justru menemukan passion-nya di bidang ini.

Awalnya, Nabbilah fokus menjadi dosen dan mendalami teori hukum. Namun, ia merasa ada sesuatu yang kurang tanpa pengalaman praktik langsung.

Maka, pada tahun 2017, ia melanjutkan pendidikan profesi advokat (PKPA) dan resmi disumpah menjadi lawyer pada tahun 2019.

Tak berhenti di situ, ia juga mengambil pendidikan mediator, konsiliator, serta pelatihan perancangan kontrak.

Semua ini dilakukan untuk memperkaya keahliannya dalam dunia hukum dan memberikan kontribusi yang lebih besar.

Sebagai seorang lawyer perempuan yang berasal dari luar daerah, Nabbilah kerap mengalami tantangan, termasuk diremehkan oleh lingkungan profesionalnya.

Namun, dengan kerja keras dan ketekunan, ia berhasil membuktikan eksistensinya serta kualitasnya sebagai praktisi hukum. Selain itu, membagi waktu antara pekerjaan, studi, dan keluarga bukan hal yang mudah.

Namun, seiring berjalannya waktu, ia mampu beradaptasi dan menemukan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.

Nabbilah memiliki harapan sederhana tetapi penuh makna. Ia ingin setiap langkah yang ia jalani saat ini menjadi bekal untuk kehidupan di akhirat.

Meskipun profesi lawyer sering dianggap keras dan penuh konflik, ia melihatnya dari sisi lain sebagai profesi yang memberikan banyak manfaat.

Sebagai mediator, ia membantu mendamaikan pihak-pihak yang berselisih, dan sebagai dosen, ia berharap ilmu yang dibagikannya dapat menjadi amal jariyah yang terus mengalir.

Bagi Nabbilah, perempuan harus terus mengembangkan ilmu setinggi-tingginya agar memiliki nilai lebih dalam kehidupan.

Dengan ilmu yang dimiliki, seseorang dapat memberikan manfaat lebih besar bagi sesama.

Ia meyakini bahwa ilmu dan pengetahuan adalah bekal yang akan selalu berguna dalam setiap aspek kehidupan.

“Sebagai perempuan, kita harus meng-upgrade ilmu setinggi-tingginya agar memiliki nilai dan manfaat bagi sesama.”

Melalui perjalanan dan pencapaiannya, Nabbilah Amir menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama perempuan yang ingin mengembangkan diri dan berkontribusi di bidang yang mereka tekuni.

 

Source image: nabbilah

You May Also Like

Mia Resmiati, Sukses Bukanlah Akhir, Kegagalan Bukanlah Hal yang Fatal
Mia Resmiati, Sukses Bukanlah Akhir, Kegagalan Bukanlah Hal yang Fatal
Astri Yuniati, Jangan Takut Ambil Keputusan Sulit Selama untuk Kebaikan Diri dan Keluarga 
Astri Yuniati, Jangan Takut Ambil Keputusan Sulit Selama untuk Kebaikan Diri dan Keluarga 
Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Cynthia Agatha de Ruiter, Konsisten Berusaha dan Berbuat Baik Hasil Pasti Kan Terlihat 
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Maharatih, SH. MH: Hidup Adalah Seni yang Harus Dirajut dengan Kesadaran Penuh
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Yunita Kumala, Jangan Ikutan Tren Jika Tak Sesuai Nilai Diri
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran 
Nurul, Mimpi Itu Seperti Benih Rawatlah dengan Persiapan Mentalitas dan Kesabaran