Nadhifa Sarah, You’re Allowed To Rest, But Don’t Ever Stop Believing!

Iniloh.com Jakarta- Dari lorong-lorong sunyi masa kecil di Bekasi yang tidak sempurna, Nadhifa Sarah membangun benteng kehangatannya sendiri.

Bukan melalui kata-kata manis yang berlimpah, melainkan dari kehadiran yang tulus dan, terkadang, justru dari ketiadaannya.

Saya belajar banyak dari ruang-ruang sunyi itu,” ungkap Sarah.

Pengalaman itulah yang mengukirnya menjadi perempuan yang tak hanya mencari cinta.

Tetapi mampu menciptakan rasa memiliki dan kehangatan dalam dirinya sendiri, fondasi yang kokoh bagi perjalanan hidupnya.

Di dunia profesional, Sarah dikenal sebagai Account Manager yang dinamis.

Jalur kariernya bagai mozaik warna-warni: pernah mendedikasikan tenaga di balik merek kecantikan ternama seperti Innisfree dan Anessa, menjelajahi dinamika e-commerce, hingga kini berkecimpung di dunia digital B2B.

Meski dunia fashion dan kecantikan bukan jalur karier utamanya, kedua bidang itu bersemayam sangat dekat di hatinya.

Saya bukan model profesional atau desainer,” akunya dengan jujur, “tetapi bagi saya, fashion adalah bahasa yang kuat untuk mengekspresikan siapa kita sebenarnya.

Di balik kesuksesan mengelola akun-akun klien, ada suka dan duka yang mewarnai hari-harinya.

Kepuasan terbesarnya? “Saat ide dan kerja kerasmu dilihat dan dihargai. Perasaan itu sangat memuaskan,” ujarnya.

Namun, dunia yang serba cepat juga membawa tantangan.

Tekanan tinggi, ekspektasi yang tak kenal henti, dan minimnya ruang untuk sekadar berhenti sejenak dan bernapas lega.

Pemahaman Sarah tentang kecantikan jauh melampaui kulit permukaan.

Bagi perempuan yang memandang riasan bukan sebagai topeng ini, inner beauty bersumber dari kejujuran pada diri sendiri.

Self-care bukan hanya sekadar skincare,” tegasnya.

Itu tentang bagaimana kamu berbicara pada dirimu sendiri, bagaimana kamu melindungi energimu, dan bagaimana kamu memberi ruang bagi dirimu untuk sembuh.”

Makeup yang dia kenakan adalah simbol pengingat yang kuat:

Bukan untuk menyembunyikan rasa sakit, tapi untuk mengingatkan diri bahwa saya tetap layak merasa cantik, bahkan saat hati terasa berat.”

Harapan Sarah untuk masa depan dirajut dengan benang-benang yang bermakna.

Untuk semua orang, dia berharap setiap individu menemukan ruang aman tempat mereka bisa sepenuhnya menjadi diri mereka yang autentik.

Untuk dirinya sendiri, doanya sederhana namun mendalam: kerja yang bermakna, relasi yang jujur, kesehatan fisik dan emosional, serta pertumbuhan yang terus berlanjut.

Saya berharap tetap punya keberanian untuk mengejar keselarasan (alignment) daripada sekadar pencapaian (achievement),” tambahnya, ”

Dan semoga saya tak pernah lupa sejauh apa perjalanan yang sudah ditempuh.

Pesan yang ingin Sarah sampaikan pada siapa pun yang membaca kisahnya adalah seruan lembut namun penuh kekuatan:

“Kamu boleh beristirahat. Tapi jangan pernah berhenti percaya bahwa kamu layak untuk bahagia.

 

Source image: Nadhifa Sarah

You May Also Like

Grace Damai Putri, Always Be Grateful and Humble!
Grace Damai Putri, Always Be Grateful and Humble!
Anggun Pratiwi, Belajar Tak Berkompetisi dengan Orang Lain Tapi dengan Diri Kita di Masa Lalu
Anggun Pratiwi, Belajar Tak Berkompetisi dengan Orang Lain Tapi dengan Diri Kita di Masa Lalu
Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik