Nan, Tidak Boleh Berhenti Berproses!

Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Bandung bukan sekadar soal tempat, melainkan tentang meresapi jiwa sebuah kota yang melekat dalam diri Nan.

Sebagai orang Bandung asli, ia menyimpan kebanggaan dan kecintaan yang mendalam pada kota kelahirannya.

Baginya, Bandung bukan hanya tentang hawa sejuk dan pemandangan yang memesona, melainkan juga tentang kehangatan manusiawi yang ia rasakan setiap hari.

Warganya sangat ramah sampai-sampai semakin lama semakin berasa seperti saudara,” tuturnya, menggambarkan betapa lingkungan sosialnya telah membentuknya menjadi pribadi yang hangat dan penuh empati.

Kini, Nan sedang menapaki akhir perjalanan akademisnya sebagai mahasiswa Psikologi di salah satu universitas swasta di Bandung.

Di semester akhir ini, meski bebannya terasa lebih ringan, ia justru mengisi waktunya dengan peran yang lebih berarti: sebagai asisten dosen dan bahkan dipercaya menangani beberapa proyek seputar rekrutmen dan penempatan karyawan.

Pengalaman ini tidak hanya memberinya wawasan praktis, tetapi juga memperkaya perspektifnya tentang manusia dalam konteks yang lebih nyata.

Memilih jurusan Psikologi baginya adalah sebuah panggilan jiwa.

Ia menyukai bagaimana ilmu ini membahas perilaku manusia dan mekanismenya, sehingga tidak hanya bermanfaat untuk orang lain, tetapi juga untuk pengembangan dirinya sendiri.

Setiap harinya saya belajar terus tumbuh dan berproses menjadi manusia yang lebih mindfulness,” ujarnya.

Namun, di balik sukacita mempelajari manusia, ada pula duka yang menyertainya.

Terkadang, ia harus berhadapan dengan luka dan trauma masa lalu, baik miliknya maupun orang lain yang terpicu selama proses perkuliahan.

Tapi, ia melewatinya dengan penyembuhan dan kesadaran penuh.

Tipsnya untuk menikmati hidup sederhana namun mendalam: nikmati semua prosesnya, jalani dengan mindfulness, dan petik pelajaran dari setiap experience agar hidup tidak terasa hampa.

Harapan dan doa Nan untuk ke depannya begitu tulus dan berorientasi pada kebajikan.

Ia ingin hidupnya bermanfaat bagi orang lain, agar semua yang telah ia alami baik suka maupun duka tidak sia-sia.

Ia juga berharap orang-orang di sekelilingnya bisa selalu bahagia karena kehadirannya.

Inilah yang memberinya motivasi: menjadi sumber kebaikan dan kebahagiaan bagi sesama.

Nan juga berpesan untuk semua orang yang sedang berjuang dalam proses hidup:

“Selama kita berproses dalam hidup, kita akan banyak menemui kesuksesan dan kegagalan.

Sebagian orang hanya fokus pada kegagalan tanpa mengingat banyaknya kebaikan dan kesuksesan yang telah dilakukan.

Kita tidak boleh berhenti berproses, tugas kita hanya tetap lanjutkan proses karena kegagalan adalah proses menuju sukses.

Orang yang tidak pernah gagal bukan berarti orang yang paling baik, hanya saja dia tidak pernah melakukan apapun.”

 

 

Source image: nan

You May Also Like

Winda Delisha Sinaga, Jangan Pernah Berhenti Belajar dan Asah Bakat yang Ada
Winda Delisha Sinaga, Jangan Pernah Berhenti Belajar dan Asah Bakat yang Ada
Amy Azza, Jangan Pernah Berhenti Belajar, Tanpa Ini Dunia Kita Menjadi Gelap
Amy Azza, Jangan Pernah Berhenti Belajar, Tanpa Ini Dunia Kita Menjadi Gelap
Adinda Meita Putri, Hidup Adalah Belajar Jangan Pernah Berhenti Belajar karena Semuanya Sangat Dinamis
Adinda Meita Putri, Hidup Adalah Belajar Jangan Pernah Berhenti Belajar karena Semuanya Sangat Dinamis
Elvira Engelica, Jangan Berhenti Bermimpi Lengkapi dengan Tindakan Nyata!
Elvira Engelica, Jangan Berhenti Bermimpi Lengkapi dengan Tindakan Nyata!
Grestin Laila Rizki Putri, Jangan Pernah Berhenti Mimpi dan Lelah Sampai Kita Gapai dan Mewujudkannya
Grestin Laila Rizki Putri, Jangan Pernah Berhenti Mimpi dan Lelah Sampai Kita Gapai dan Mewujudkannya
Raudhotul Wasiah: Jangan Harap Petik Bunga Nan Wangi Jika yang Kita Tanam Ialah Bunga Bangkai
Raudhotul Wasiah: Jangan Harap Petik Bunga Nan Wangi Jika yang Kita Tanam Ialah Bunga Bangkai