Ni Kadek Raras Komalasari, Kindness is a Cycle
Iniloh.com Jakarta- Ni Kadek Raras Komalasari, atau yang akrab disapa Raras, lahir dan besar di Desa Blahkiuh, Kabupaten Badung, Bali.
Meski desanya menjadi pusat pemerintahan kecamatan, ia tetap merasakan kehangatan budaya dan keramahan khas masyarakat Bali.
“Di sini, adat dan kebersamaan masih sangat kental. Kami tumbuh dengan nilai-nilai gotong royong dan saling menghargai,” ujarnya.
Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara perempuan, Raras dibesarkan dalam keluarga sederhana yang penuh cinta kasih.
Kedua orang tuanya, meski tegas dalam mendidik, selalu mendukung anak-anak perempuannya untuk mandiri dan berdaya.
“Mereka mengajarkan kami untuk pantang menyerah, tidak takut gagal, dan selalu berani mencoba,” katanya.
Pesan orang tuanya yang terus melekat: “Jangan bilang tidak bisa sebelum mencoba!”
Raras tak hanya berhenti pada teori. Ia membuktikan ajaran orang tuanya dengan aktif menjadi mentor bagi adik-adik tingkat yang hendak berkompetisi.
Tak hanya itu, ia juga pernah beberapa diundang sebagai narasumber webinar di universitas luar Bali.
“Berbagi ilmu dan pengalaman adalah cara aku berterima kasih pada kehidupan. Semakin kita memberi, semakin kaya diri kita,” ungkapnya.
Baginya, proses berbagi bukan sekadar aktivitas, melainkan investasi jaringan dan kepuasan batin.
Di tengah kesibukannya, Raras konsisten menjaga keseimbangan hidup dengan berolahraga, mulai dari gym, yoga, hingga jalan kaki.
“Me time sambil minum kopi adalah ritual wajib. Ini cara aku menjaga mental agar tetap waras,” candanya.
Saat ini, Raras sangat concern dengan isu kesehatan mental.
Ia meyakini bahwa lingkungan berperan besar dalam membentuk kesejahteraan psikologis seseorang.
“Tidak semua orang beruntung punya lingkungan yang supportive. Karena itu, aku berharap semakin banyak orang yang menebar energi positif,” tegasnya.
Harapannya sederhana: ia ingin terus dikelilingi oleh orang-orang yang mendorongnya untuk belajar dan bertumbuh.
“Hidup di lingkungan positif ibarat menanam benih di tanah subur. Hasilnya pasti lebih baik,” tambahnya.
Raras memiliki pesan kuat untuk para pembaca:
“Jangan takut mencoba! Kegagalan adalah guru terbaik.” Ia mengingatkan bahwa hasil dari sebuah usaha hanya ada dua: keberhasilan atau pembelajaran.
“Jika berhasil, itu buah kerja keras. Jika gagal, itu bahan evaluasi. Tidak ada yang rugi,” ujarnya.
Pesan ini ia warisi dari orang tua, yang selalu mendorongnya untuk melihat kegagalan sebagai langkah menuju kesempurnaan.
Tak lupa, ia menekankan pentingnya menyebar kebaikan.
“Apa yang kita tabur, itu yang kita tuai. Kindness is a cycle,” ucapnya.
“Hidup ini seperti kopi: pahitnya kegagalan akan terasa manis ketika kita nikmati dengan hati ikhlas.”
— Ni Kadek Raras Komalasari.

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










