Ni Luh Putu Mitha Wulandari, Setiap Air Mata dan Luka Kan Jadi Kekuatan. Kamu Pantas Bahagia, Apa Adanya Dirimu
Iniloh.com Jakarta- Di antara gemerlap Jakarta dan kesejukan budaya Bali, Ni Luh Putu Mitha Wulandari menemukan harmoni dalam hidupnya.
Perempuan berdarah Bali yang lahir di Jakarta ini adalah bukti nyata bahwa kesederhanaan, ketangguhan, dan cinta pada akar budaya bisa berpadu menjadi kisah inspiratif.
Dari perjuangan finansial selama kuliah hingga dedikasi pada tari Bali, perjalanannya mengajarkan arti syukur, konsistensi, dan keindahan menjadi diri sendiri.
Mitha lahir dan besar di Jakarta, tetapi darah Bali mengalir kuat dalam dirinya.
Ayahnya berasal dari Baturiti, ibunya dari Negara, keduaya merantau ke ibu kota pada 1996 sebelum membangun keluarga.
Meski sempat tinggal di Bali hingga usia dua tahun, Mitha menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Jakarta.
“Aku dibesarkan dalam keluarga sederhana yang menjunjung tinggi cinta dan kebersamaan,” ujarnya.
Dari orang tuanya, ia belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu berbanding lurus dengan materi.
Nilai-nilai inilah yang menjadi fondasi karakternya: rendah hati, gigih, dan selalu menghargai proses.
Mitha menyelesaikan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya pada 2023. Namun, jalan menuju kelulusan tidak mulus.
Di tengah keterbatasan finansial, ia meraih beasiswa 50% pada 2019, lalu bekerja paruh waktu sambil berjualan untuk menutup biaya kuliah.
Pandemi COVID-19 memaksanya mengambil cuti studi, tetapi tekadnya tak pernah padam.
“Aku kembali melanjutkan karena yakin perjuangan ini tidak sia-sia,” katanya.
Kini, sebagai staf keuangan di perusahaan IT Jakarta Pusat, ia menjalani profesi dengan penuh syukur.
“Pekerjaan ini mengajarkanku ketelitian dan menjadi jembatan antar tim. Ini adalah bukti bahwa kerja keras pasti membuahkan hasil,” tambahnya.
Di balik kesibukannya di dunia finansial, Mitha menyimpan passion yang tak pernah pudar: tari Bali. Sejak usia enam tahun, ia aktif di sanggar tari Jakarta Timur hingga 2020.
Pandemi sempat memutuskan ritme latihan, tetapi di awal 2023, ia kembali menari.
“Ini cara aku merawat warisan leluhur dan mengisi jiwa,” ungkapnya.
Setiap Minggu, ia menyisihkan waktu untuk berlatih di sanggar.
Tak hanya itu, ia kerap pulang ke Bali, bukan sekadar liburan, melainkan “mengisi ulang” energi lewat kekayaan adat dan alam pulau dewata.
Selain menari, Mitha gemar traveling, terutama ke Bali.
“Di sana, aku merasa pulang,” katanya. Ia juga menghabiskan waktu berkualitas dengan sahabat-sahabat terdekat.
“Mereka adalah sumber semangat yang membuatku tetap waras di tengah kesibukan,” candanya.
Baginya, keseimbangan antara pekerjaan, hobi, dan kehidupan sosial adalah kunci menjaga mental tetap sehat.
Pengalaman hidup Mitha membentuknya menjadi pribadi yang peka terhadap perjuangan orang lain.
Pesannya untuk pembaca tulus dan menyentuh:
Untuk yang berjuang secara ekonomi, Semoga usahamu berbuah hasil, dan kamu selalu cukup untuk bersyukur. Untuk pencari karier, langkahmu tidak harus cepat, asal konsisten.
Percayalah, kerja keras akan dihargai. Untuk yang lelah secara jiwa, istirahat bukan tanda lemah. Sehat adalah mencintai diri sepenuhnya.
Tentang keluarga, jadikan keluarga tempat pulang yang damai, di mana cinta tak bersyarat.”
Ia juga menekankan bahwa hidup bukanlah perlombaan:
“Setiap air mata dan luka akan menjadi kekuatan. Kamu pantas bahagia—apa adanya dirimu.”
Mitha aktif membagikan kesehariannya di @putumithaaa.
Dari potret latihan tari, momen traveling, hingga refleksi tentang hidup, kontennya sarat makna.
Bagi yang ingin melihat sisi lain perempuan tangguh ini, akunnya layak diikuti!
Source image: mitha

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










