Nira, Allah Catat Setiap Lelah Kita Menjadi Pahala!
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan tumbuh di kawasan pegunungan Bandung yang sejuk, kenangan masa kecil Nira Sundariugi diwarnai oleh kabut pagi yang pekat.
“Terbiasa saat mau sekolah memakai jaket tebal dan menyalakan lampu motor karena semua tertutup kabut,” kenangnya.
Kompleks tempatnya tinggal dulu adalah permukiman keluarga muda yang hangat, dimana “semua tetangga menjadi saudara”. Waktu berlalu, anak-anak kecil tumbuh dewasa dan pergi merantau, meninggalkan rumah orang tua yang nyaman.
Kini, kompleks itu berubah menjadi kawasan para lansia, sunyi sepanjang tahun. Namun, kehangatan masa lalu tak pernah benar-benar hilang.
“Komplek sepi akan kembali ramai saat Idul Fitri karena semua berkumpul bersilaturahmi,” ungkapnya, menggambarkan betapa ikatan kekeluargaan dan kekerabatan yang terbangun di tanah kelahirannya begitu kuat dan abadi, menembus jarak dan waktu.
Seperti banyak perempuan, perjalanan hidup Nira mengalami pergeseran signifikan setelah menjadi ibu.
Ia pernah menjalani karir di luar rumah, namun keputusan besar diambilnya setelah kelahiran anak keduanya: memilih fokus menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT).
Keputusan ini bukan berarti menghentikan langkahnya untuk berkarya dan mencari rezeki.
Dengan semangat dan keinginan kuat untuk tetap produktif sambil menjaga anak-anaknya di rumah, Nira merintis bisnis kuliner.
“Dan mencoba mencari rezeki namun tetap menjaga anak dan dirumah saja dan Alhamdulillah sambil menjalankan bisnis kuliner,” tulisnya, penuh rasa syukur.
Bisnis kuliner ini menjadi saluran kreativitasnya sekaligus bukti dedikasinya untuk tetap mandiri secara finansial tanpa mengabaikan peran utamanya sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
Kehidupan sebagai ibu dan pengusaha rumahan tentu tidak selalu mulus. Nira mengakui bahwa kunci menghadapi segala dinamika dan tantangan adalah sabar dan mengalah.
“Sabar, mengalah setiap masalah pasti ada jalan keluar,” prinsipnya yang sederhana namun penuh kekuatan.
Dalam mendidik anak, ia menekankan pentingnya kesatuan tujuan dan pandangan bersama pasangan.
Baginya, perjalanan hidup, termasuk dalam mengasuh anak, adalah takdir yang telah digariskan Allah.
Tugasnya adalah menjalani dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab.
“Satukan tujuan dan pandangan dalam mendidik anak, karena Allah sudah takdirkan dan gariskan kita hanya menjalani.”
Harapan dan doa yang dipanjatkan Nira tulus dan menyentuh. Ia berharap segala sesuatu berjalan dengan baik, bahkan lebih baik dari yang direncanakan.
“Semogaa semua akan berjalan baik-baik saja dan bahkan bisa lebih baik,” harapnya.
Ia memohon kemudahan dan rezeki yang berlimpah untuk mewujudkan semua rencana dan cita-citanya.
Namun, di balik permohonan material, tersirat kerendahan hati dan penerimaan akan ketentuan Ilahi.
Pandangan Nira tentang peran sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sangatlah mulia dan memberikan perspektif yang memberdayakan. Dengan tegas dan penuh keyakinan, ia menyampaikan pesan yang dalam:
“Ibu rumah tangga itu bukan ‘cuma’. Kamu sedang menjalani amanah mulia.
Mungkin dunia tak beri tepuk tangan, tapi Allah catat setiap lelahmu jadi pahala.
Rumahmu mungkin sunyi, tapi malaikat tahu kamu sedang membangun surga dari dapur dan doa.”
Source image: nira

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










