Nira Widi Pamula, Hidup Ini Bukan Tentang Siapa yang Paling Cepat!

Iniloh.com Jakarta- Di balik senyum hangat dan kesehariannya yang penuh warna, Nira Widi Pamula, atau sapa Nira ini menyimpan kerinduan mendalam pada sebuah masa kecil yang sederhana nan indah.

Perempuan asli Semarang ini menghabiskan masa kecilnya di sebuah desa yang meninggalkan kesan tak terhingga.

Desa teraman kayaknya,” kenangnya. Saat TK hingga SD, ia dan anak-anak seumurannya biasa berangkat dan pulang sekolah sendiri, sebuah pemandangan yang kini semakin langka.

Keamanan itu lahir dari rasa kebersamaan warga. “Semua warga saling jaga dan saling kenal, bahasa Jawanya guyup.”

Tak hanya keamanan, keasrian alam menjadi mahkota lainnya.

Main ke sawah, sungai, air terjun, tinggal jalan bentar dari rumah. Sensory play gratis itu mahal banget,” ujarnya terkekeh.

Di era tanpa gawai, interaksi sosial dan permainan di alam adalah kurikulum utama masa kecilnya.

Sebuah kehidupan slow living yang ia rasakan sangat menyehatkan, baik untuk jiwa maupun raga.

Kalo boleh pilih, aku pengin kembali ke kehidupan itu lagi besok untuk masa tuaku,” impinya dengan haru.

Perjalanan karir Nira terbilang mentereng.

Ia adalah mantan sekretaris di sebuah bank BUMN dan ex-sales executive di perusahaan internasional.

Dua posisi itu memberinya banyak pelajaran berharga.

Namun, di Agustus tahun lalu, ia memutuskan untuk resign. Pilihan itu diambil demi satu alasan yang baginya tak tergantikan: “membersamai anak”.

Kini, Nira memilih jalur karir yang lebih fleksibel.

Ia menjalankan bisnis kecil-kecilan, mulai dari ternak bebek petelur, thrifting, nail art home studio, hingga affiliate. Ia juga masih menerima job modeling, sebuah dunia yang telah ditekuninya sejak SMA.

Selama jadwalnya cocok, gas aja!” katanya bersemangat.

Bila ditanya suka duka profesi barunya, Nira justru kesulitan menemukan “dukanya”. Baginya, kebahagiaan bisa menyaksikan langsung tumbuh kembang anaknya adalah segalanya.

Keputusannya untuk keluar dari dunia korporat dipicu oleh dua momen penting: ancaman keguguran saat hamil dan komentar dokter bahwa pertumbuhan anaknya “jelek” karena ia terlalu sering bekerja.

Dari situ aku merenung, mikir sebenernya apa sih yang aku cari? Ternyata ‘tenang‘,” ungkapnya.

Ketenangan itulah yang ia sebut dengan istilah Jawa “semeleh”, sebuah penyerahan diri yang ikhlas kepada Allah.

Dengan hati yang semeleh, menghadapi karakter pelanggan yang beragam pun jadi lebih ringan.

Tips manajemen waktunya pun sederhana. Ia tidak menggunakan jadwal kaku, melainkan sistem prioritas. Setiap pagi, ia bertanya pada diri sendiri,

Hari ini apa yang paling penting untuk diselesaikan tanpa kehilangan momen berharga dengan anak dan keluarga?” Waktu keluarga adalah “waktu suci” yang tak boleh diganggu.

“Intinya bukan tentang ‘punya waktu banyak’, tapi tentang bagaimana kita hadir sepenuhnya di waktu yang ada,” tegasnya.

Harapan dan doa Nira untuk masa depan mencerminkan kedewasaan jiwanya.

Ia tak lagi mengejar angka, tetapi keberkahan. “Rezeki yang datang tanpa membuat lupa arah. Yang sedikit tapi cukup, yang banyak tapi bermanfaat.”

Untuk keluarganya, ia berdoa agar menjadi “rumah yang hangat, tempat pulang yang penuh kasih, bukan hanya tempat singgah.”

Doa terbesarnya adalah meminta “hati yang tenang, iman yang kokoh, dan langkah yang ringan menuju ridha Allah.”

Nira memiliki pesan yang menyentuh, khususnya untuk para ibu.

Hidup ini bukan tentang siapa yang paling cepat berhasil, tapi siapa yang tetap tulus dan bersyukur di setiap prosesnya.”

Ia menekankan untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain dan menghargai setiap langkah kecil.

Dia pun menyapa semua jenis ibu dengan apresiasi mendalam.

“Ibu pekerja, kamu luar biasa karena bisa berjuang di dua dunia. Ibu rumah tangga, kamu luar biasa karena sabar menenun cinta dari hal-hal kecil yang sering tak terlihat.

Ibu tidak diukur dari seberapa sibuk ia bekerja, tapi dari seberapa tulus ia mencintai.”

 

 

Source image: nira

You May Also Like

Salsabila Wijaya, Tak Perlu Menjadi Paling dalam Beberapa Hal Cukup Jadi Orang Mau Belajar
Salsabila Wijaya, Tak Perlu Menjadi Paling dalam Beberapa Hal Cukup Jadi Orang Mau Belajar
Brenda Novianty Kojongian, Jangan Cepat Puas dengan Pencapaian Sekarang Teruslah Melangkah Lebih Hebat!
Brenda Novianty Kojongian, Jangan Cepat Puas dengan Pencapaian Sekarang Teruslah Melangkah Lebih Hebat!
Santika Bukoi, Konsisten Olahraga Agar Awet Muda dan Tulang Tak Cepat Keropos
Santika Bukoi, Konsisten Olahraga Agar Awet Muda dan Tulang Tak Cepat Keropos
Nova Ndari Kusuma, Pandangan Kita Sendiri yang Menentukan Siapa Kita
Nova Ndari Kusuma, Pandangan Kita Sendiri yang Menentukan Siapa Kita
Veea Isyana, Jangan Tunggu Sakit Untuk Mulai Olahraga, Memulai dari Paling Ringan Dulu
Veea Isyana, Jangan Tunggu Sakit Untuk Mulai Olahraga, Memulai dari Paling Ringan Dulu
Dedek Susanto, Jangan Takut Coba Hal Baru, Siapa Tahu Rejeki Kita Dari Sini
Dedek Susanto, Jangan Takut Coba Hal Baru, Siapa Tahu Rejeki Kita Dari Sini