Nunik Dyahkusumaning Ayu, Percayalah, Tiap Langkah Berani Kan Dijawab dengan Keindahan Tak Terduga
Iniloh.com Jakarta- Nunik Dyahkusumaning Ayu, atau yang akrab disapa Kak Nunik, lahir di Yogyakarta namun menghabiskan hampir seluruh hidupnya di Malang, kota yang ia sebut sebagai “surga ketenangan”.
Sejak kecil, ia tumbuh di antara hawa sejuk pegunungan, keramahan warga, dan pesona wisata alam yang memikat.
“Malang mengajarkanku arti kesederhanaan.Di sini, kehidupan berjalan harmonis, jauh dari hiruk-pikuk metropolitan,” ungkapnya.
Sebagai anak tunggal, Nunik dibesarkan dengan kasih sayang penuh dari orang tua, membentuknya menjadi pribadi yang mengutamakan keluarga di atas segalanya.
Selama lebih dari satu dekade, Nunik berkarier di industri perbankan.
Namun, pada 2020, ia memutuskan untuk pensiun dini, sebuah pilihan berani yang ia ambil demi fokus mengasuh keempat putrinya.
“Saya ingin hadir sepenuhnya untuk anak-anak. Momen tumbuh kembang mereka tak akan terulang,” ujarnya.
Kini, ia menjalani peran sebagai ibu rumah tangga seutuhnya, mengurus kebutuhan keluarga, memantau pendidikan anak, dan aktif dalam kegiatan keagamaan serta sosial bersama komunitas ibu-ibu di Malang.
Kesibukannya tak melulu soal domestik. Nunik kerap menjadi penggerak dalam acara pengajian, bakti sosial, atau sekadar berbagi tips pengasuhan anak.
“Menjadi ibu itu multitasking. Tapi, saya belajar bahwa mengatur waktu dan skala prioritas adalah kuncinya,” tambahnya.
Keputusannya meninggalkan dunia korporat justru membuka ruang untuk hal-hal yang ia nilai lebih bermakna: mendidik generasi penerus dan membangun jejaring sosial yang positif.
Bagi Nunik, keluarga adalah “rumah” sejati, tempat ia mencurahkan kebahagiaan, kegelisahan, dan segala cerita hidup.
“Setiap tawa anak-anak adalah energi yang mengingatkan saya pada tujuan utama hidup: membesarkan mereka dengan cinta dan nilai-nilai baik,” ucapnya.
Keempat putrinya menjadi alasan ia terus belajar menjadi sosok ibu yang lebih sabar dan bijak.
“Mereka mengajari saya arti kepolosan dan ketulusan. Setiap hari, saya diingatkan untuk tidak hanya memberi perintah, tapi juga menjadi pendengar yang baik,” tuturnya.
Di tengah kesederhanaan rutinitasnya, Nunik menyimpan doa-doa besar. Pertama, kesehatan keluarga, terutama suami dan anak-anaknya.
Kedua, rezeki yang cukup untuk memastikan pendidikan terbaik bagi putri-putrinya.
“Saya ingin mereka tumbuh menjadi wanita mandiri yang berani memilih jalan hidupnya sendiri, tanpa tekanan,” harapnya.
Ia juga berkomitmen untuk menciptakan lingkungan rumah yang penuh kepercayaan, agar anak-anaknya kelak mampu menghadapi dunia dengan mental tangguh.
Nunik menutup perbincangan dengan pesan motivasi:
“Mencoba keluar dari zona nyaman dan hadapi ketakutan kita. Maka kita akan temukan banyak kejutan menyenangkan yang belum pernah terbayangkan.”
Kalimat ini ia buktikan sendiri lewat keputusannya meninggalkan karier stabil demi keluarga.
“Dulu, saya tak pernah membayangkan jadi ibu rumah tangga. Tapi, keputusan ini justru membuka pintu kebahagiaan yang lebih luas,” ujarnya.
Ia mengajak para pembaca, terutama para ibu, untuk tidak ragu mengambil risiko selama demi kebaikan bersama.
“Hidup ini terlalu pendek untuk dijalani setengah hati. Percayalah, setiap langkah berani akan dijawab dengan keindahan tak terduga,”tambahnya.
Source image: Nunik dyahkusumaning
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
