Nurida Oktafia, Mengajar Bukan Sekedar Pekerjaan Tapi Panggilan Jiwa

Iniloh.com Jakarta- Nurida Oktafia adalah sosok inspiratif yang lahir dan besar di Tangerang Selatan. Ia tumbuh dalam keluarga yang penuh kehangatan dan cinta, namun juga dipenuhi perjuangan hidup.

Sejak SMP hingga kuliah, ia menyaksikan ayahnya harus menjalani cuci darah selama 16 tahun, sebuah ujian besar yang memberikan banyak pelajaran berharga.

Dari pengalaman itu, Nurida belajar tentang kesabaran, ketangguhan, dan arti bersyukur, yang membentuk dirinya menjadi pribadi seperti sekarang.

Sejak kecil, Nurida gemar bermain guru-guruan di rumah. Ketertarikannya terhadap dunia pendidikan semakin kuat setelah bertemu dengan guru-guru yang inspiratif.

Ia terpesona dengan cara mereka mengajar dan mendidik anak-anak dengan menyenangkan, bukan hanya sekadar memberikan materi pelajaran.

Kini, ia telah mewujudkan impiannya sebagai seorang guru. Bagi Nurida, mengajar bukan sekadar pekerjaan, tapi juga panggilan jiwa.

Ia merasa bahagia saat bisa membantu anak-anak memahami materi, bertemu dengan berbagai karakter, dan menemukan cara terbaik dalam menghadapi mereka.

Namun, sebagai seorang guru, ia juga merasakan duka, terutama saat melihat muridnya mengalami kesulitan, baik dalam pelajaran, pergaulan, maupun keluarga.

Di luar dunia pendidikan, Nurida juga memiliki jiwa wirausaha. Berawal dari kecintaannya terhadap makanan dan jajanan, ia mulai menjual makanan kecil-kecilan.

Baginya, berbisnis memberikan kepuasan tersendiri, terutama saat orang-orang menyukai apa yang ia jual.

Namun, ia juga merasakan tantangan dalam usaha ini, terkadang ramai, terkadang sepi.

Meski begitu, Nurida tetap menikmati prosesnya dan terus belajar dari setiap pengalaman.

Selain mengajar dan berbisnis, Nurida juga memiliki hobi menulis. Sejak kecil, ia suka mendengarkan cerita orang-orang di sekitarnya.

Menulis menjadi caranya untuk menyalurkan perasaan dan pemikiran yang sulit diungkapkan secara lisan.

Bagi Nurida, menulis memiliki banyak manfaat. Ia bisa mengingat kembali peristiwa-peristiwa dalam hidupnya, sekaligus menuangkan ide dan imajinasi dalam bentuk cerita.

Namun, ada juga tantangannya, sering kali tulisannya dianggap sebagai curhatan pribadi, padahal banyak yang merupakan inspirasi dari kisah orang lain.

Meski begitu, ia tetap menikmati dunia tulis-menulis sebagai bentuk ekspresi dan dokumentasi perjalanan hidupnya.

Nurida selalu berusaha menjadikan setiap langkahnya penuh makna. Ia berharap agar semua yang ia lakukan berkah, bermanfaat, dan diridhoi oleh Allah. Ia juga memiliki filosofi hidup yang kuat:

Segala hal yang terjadi dalam hidup ini, baik suka maupun duka, hanya sementara.

Yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani peran kita dengan baik hari ini.

Jangan pernah berhenti belajar, perbanyak rasa syukur, dan selalu yakin pada pertolongan Allah.

 

Source image: nurida

You May Also Like

Ratu Frieska, Jangan Lewatkan Momen Berharga dengan Anak Kita
Ratu Frieska, Jangan Lewatkan Momen Berharga dengan Anak Kita
Arista Kusumastuti, Kebahagiaan Sejati Terletak pada Kemampuan Terus Bergerak dan Memberi Makna 
Arista Kusumastuti, Kebahagiaan Sejati Terletak pada Kemampuan Terus Bergerak dan Memberi Makna 
Ida Fauziah, Tak Perlu Sempurna yang Penting Terus Bertumbuh 
Ida Fauziah, Tak Perlu Sempurna yang Penting Terus Bertumbuh 
Nazlia Inaz, Konsisten dan Lakuin Apa yang Kita Sukai
Nazlia Inaz, Konsisten dan Lakuin Apa yang Kita Sukai
Putri K. S., Lari Adalah Metafor Kehidupan, Butuh Konsistensi Tekad dan Kepercayaan untuk Capai Finish
Putri K. S., Lari Adalah Metafor Kehidupan, Butuh Konsistensi Tekad dan Kepercayaan untuk Capai Finish
Tribuana, Modelling Medium Ekspresikan Diri dan Menikmati Setiap Proses
Tribuana, Modelling Medium Ekspresikan Diri dan Menikmati Setiap Proses