Nurliza Fatimah, Life Is A Never Ending Learning Journey
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Sidoarjo, Jawa Timur, Nurliza Fatimah mengaku kagum melihat perubahan kotanya yang kini semakin ramai.
“Dulu Sidoarjo terasa seperti kota kecil yang tenang, tapi pulang Lebaran kemana, saya terkejut melihat perkembangannya.
Meski jarang pulang, tetap bangga melihat kampung halaman bertransformasi,” ujarnya.
Meski begitu, Jakarta telah menjadi rumah keduanya selama beberapa tahun terakhir.
Di ibu kota, ia menjalani rutinitas sebagai Staff Business Development di salah satu anak perusahaan BUMN, sambil menjaga komitmennya pada pola hidup aktif.
Sebagai profesional di bidang pengembangan bisnis, Nurliza menghadapi tuntutan kerja yang tinggi.
Namun, ia tak membiarkan kesibukan menggerus semangatnya untuk tetap aktif berolahraga.
“Yoga dan lari sudah jadi bagian dari hidup saya. Meski setelah kerja kadang lelah, saya tetap memaksa diri untuk bergerak,” tuturnya.
Dalam sebulan terakhir, ia bahkan semakin fokus pada olahraga lari, menjadikannya sebagai sarana melepas penat sekaligus menjaga kesehatan.
“Lari itu seperti meditasi bagi saya. Saat kaki melangkah, pikiran jadi lebih jernih,” tambahnya.
Nurliza tak menampik bahwa menjalani pekerjaan kantoran sambil menjaga konsistensi berolahraga bukan hal mudah.
“Setelah seharian kerja, rasanya ingin langsung rebahan. Tapi saya selalu ingat: tubuh perlu digerakkan, bukan hanya otak,” candanya.
Ia mengaku sering kali mengalahkan rasa malas dengan berolahraga di malam hari, entah itu lari keliling kompleks atau yoga singkat di rumah.
“Kadang keringat yang mengalir justru menghapus lelah,” ujarnya.
Bagi dia, olahraga bukan sekadar hobi, melainkan investasi untuk energi dan produktivitas keesokan hari.
Di tahun 2025 ini, Nurliza memiliki sederet target pribadi dan profesional.
Meski tak merinci detailnya, ia berharap semua rencana dapat berjalan lancar.
“Saya percaya, selama kita konsisten dan punya niat baik, jalan akan terbuka,” ungkapnya penuh optimis.
Doanya sederhana: semoga kesehatan, rezeki, dan kesempatan belajar terus mengalir.
“Yang terpenting, saya ingin tetap berkembang, baik di karier maupun sebagai individu,” tambahnya.
Prinsip hidup Nurliza tercermin dari kutipan favoritnya: “Life is a never-ending learning journey.”
Baginya, hidup adalah proses terus-menerus memahami diri dan sekitar.
“Kita semua pernah salah mengambil keputusan atau gagal memahami orang lain.
Tapi hidup bukan soal menjadi sempurna. Ia tentang belajar, memaafkan, dan tak berhenti memperbaiki diri,” tegasnya.
Pandangan ini ia terapkan dalam keseharian, baik saat menghadapi tekanan kerja maupun dinamika hubungan sosial.
Meski telah beradaptasi dengan ritme cepat Jakarta, Nurliza tetap menyimpan kerinduan pada nuansa Sidoarjo yang santai.
“Di Jakarta, saya belajar disiplin dan kompetisi.
Tapi di Sidoarjo, saya diingatkan untuk sesekali melambat, menikmati momen sederhana,” ungkapnya.
Kedua kota ini, baginya, adalah cerminan keseimbangan hidup: dinamis namun tetap berpijar pada nilai-nilai kedamaian.
Source image: nurliza

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










