Nurma, Tetaplah Percaya dan Terus Bermimpi!
Iniloh.com Jakarta- Di ujung utara Jakarta, tepatnya di Rorotan, masih ada secercah suasana yang mungkin tak terbayangkan oleh mereka yang hanya mengenal ibukota dari gemerlap gedung pencakar langitnya.
Di sanalah Nurma hidup dan tumbuh. Perempuan muda yang dengan bangga memperkenalkan diri, “Aku asli dari Jakarta, mama papa ku asli orang Jakarta (Betawi).”
Kehidupannya dirawat dalam sebuah keluarga sederhana yang hangat, dengan pemandangan persawahan sebagai latar belakang masa kecilnya hingga kini, sebuah kontras yang indah dari kesan metropolitan Jakarta.
Kesederhanaan keluarga itu tidak lantas berarti miskin semangat. Justru, dari sanalah cerita tentang kegigihan yang luar biasa dimulai.
Nurma dibesarkan oleh orang tua yang adalah pahlawan dalam caranya masing-masing.
Ayahnya bekerja sebagai security, sementara ibunya mengurus rumah tangga. Dalam kesederhanaan ekonomi, ada sebuah mimpi besar yang ditanamkan: pendidikan.
“Tidak mudah namun Ayahku bisa,” kenang Nurma dengan suara penuh kebanggaan yang terasa hangat.
Perjuangan seorang ayah yang berjibaku dengan gaji pas-pasan, ditopang oleh ketabahan seorang ibu di rumah, akhirnya membuahkan hasil yang gemilang: Nurma dan adiknya berhasil menyandang gelar sarjana.
Ini bukan sekadar angka IPK, melainkan sebuah monumen kemenangan atas segala keterbatasan.
Pencapaiannya menempuh pendidikan tinggi tidak lantas membuatnya terjebak dalam euforia kesuksesan individu.
Justru, ia memandangnya sebagai sebuah beban moral yang indah.
Harapan dan doanya untuk diri sendiri mencerminkan jiwa yang ingin memberi kembali.
“Semoga aku terus bisa bertumbuh dan bersinar untuk bisa membantu dan memberikan manfaat untuk orang-orang yang aku kenal, mengenalku, dan setiap yang aku temui.”
Bagi Nurma, pertumbuhan dan pencapaian diri bukanlah tujuan akhir.
Ia ingin “bersinar”, dan dari sinarnya itu, ia dapat menerangi jalan dan membantu siapapun yang ia temui dalam perjalanan hidupnya.
Ini adalah filosofi yang lahir dari rasa syukur yang mendalam atas setiap tetes keringat dan pengorbanan yang telah diberikan orang tuanya.
Pengalaman hidupnya yang tidak selalu dihiasi kemudahan memberikannya sebuah kearifan yang dalam.
Ia tidak ingin kisahnya hanya menjadi kenangan. Ia ingin ia menjadi motivasi yang bergerak. Pesannya untuk semua pembaca adalah sebuah seruan untuk tidak pernah menyerah.
“Tetaplah percaya dan terus bermimpi.
Kalau aku, kamu, kalian, kita semua bisa mencapainya, karena pelaut hebat tak pernah lahir di laut yang tenang.”
Source image: Nurma

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










