Nurul Azhika, Aku Adalah Sandaran Untuk Diriku Sendiri!
Iniloh.com Jakarta- Setiap orang memiliki cerita perjalanan hidup yang unik, dan Nurul Azhika, atau yang akrab disapa Chika adalah salah satu pribadi yang kisahnya penuh dengan ketangguhan, petualangan, dan pelajaran tentang arti kemandirian sejati.
Perempuan yang berasal dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, ini dibesarkan dalam keluarga dengan latar belakang politik dan pemerintahan.
Meskipun hidup berkecukupan, ia menggambarkan keluarganya bukan sebagai keluarga yang harmonis sempurna, namun juga bukan kekacauan.
Yang menonjol adalah cara didik orang tuanya yang berbeda dari kebanyakan keluarga tradisional di daerahnya.
Ia dan adiknya tidak dimanja, tetapi semua kebutuhannya terpenuhi dengan baik.
Lebih dari itu, mereka diberi kebebasan untuk memiliki impian, memilih minat, dan menentukan jalan hidup sendiri.
Didikan yang “liberal” ini membentuknya menjadi pribadi yang mandiri dan sangat memahami apa yang diinginkannya sejak remaja.
Latar belakang keluarganya sangat memengaruhi minatnya.
Ayahnya, seorang anggota DPRD dan politisi yang aktif hingga akhir hayatnya, menjadi inspirasi baginya untuk tertarik pada dunia sosial dan politik.
Namun, kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Di usia 24 tahun, Nurul harus kehilangan kedua orang tuanya.
Ibunya dan satu-satunya adiknya, Inayah, telah lebih dahulu berpulang, menyisakannya seorang diri di dunia.
Setelah lulus dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin dengan IPK 3,58, ia memutuskan untuk merantau.
Awalnya, ia menghabiskan dua tahun di Jakarta dan bekerja sebagai sales manager di sebuah media publisher.
Namun, jiwa petualangnya membawanya ke Bali, tempat ia menetap selama setahun terakhir dan tidak pernah kembali lagi ke kampung halaman.
Di Bali, perjalanan karirnya berliku. Ia memutuskan untuk switching career dengan masuk ke industri hospitality tanpa pengalaman sama sekali.
Ia memulai dari nol, bahkan sempat bekerja sebagai hostess di sebuah night bar untuk bertahan hidup. Namun, tekadnya yang kuat mendorongnya untuk tidak stuck di situasi tersebut.
Kini, ia menjalankan bisnis jual beli dan gadai emas, sebuah bidang yang sama sekali baru baginya.
Keputusan untuk berbisnis sendiri diambilnya karena keinginan untuk terus berkembang dan tidak bergantung pada orang lain.
Sukanya, ia tidak perlu berbagi profit dan tidak tergantung pada gaji bulanan.
Dukanya, segala masalah dan kerugian harus ia tanggung sendiri tanpa support system. Tapi baginya, itulah harga yang harus dibayar untuk kemandirian.
Di luar kesibukan bisnis, Nurul adalah pribadi yang sangat menyukai petualangan.
Hobinya termasuk traveling, extreme activities, dan watersport.
Ia mengklaim telah mengunjungi 60% pulau besar di Indonesia. Saat ini, surfing dan snorkeling adalah aktivitas yang paling ia gemari.
Kegiatan-kegiatan ini bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga cara baginya untuk terus menantang diri dan menikmati setiap proses kehidupan.
Harapan dan doanya untuk ke depan sederhana namun mendalam: ia berharap selalu dilindungi Allah SWT, diberikan kesehatan jiwa dan raga, serta kelancaran dalam semua urusannya.
Ia berharap akan banyak kabar baik yang menghampiri sebelum penghujung tahun. Pesannya untuk pembaca di seluruh Indonesia sangat powerful:
“Aku belajar bahwa tidak semua orang akan hadir saat aku jatuh, dan itu tidak apa-apa.
Justru di situlah aku menemukan betapa kokohnya pijakan yang aku buat sendiri.
Aku tidak butuh sandaran, karena aku adalah sandaran untuk diriku sendiri.”
Source image: Chika

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










