Nurul Meida, Perjuangkan Apapun yang Kita Impikan
Iniloh.com Jakarta- Berasal dari desa pesisir Kendal, Jawa Tengah, Nurul Meida tumbuh dalam kehangatan keluarga harmonis yang menjadi fondasi hidupnya.
“Paling dekat dengan ibu karena beliau sosok pendidik (guru),” kenangnya dengan penuh rasa syukur.
Sentuhan kasih seorang guru dan kedekatan dengan alam pantai membentuknya menjadi perempuan yang tegas sekaligus penuh kelembutan.
Kini, sebagai tenaga farmasi di sebuah rumah sakit swasta di Kendal, Nurul tak hanya meracik obat, tapi juga menemukan resep kebahagiaan di luar dinding apotek.
Perjalanan cintanya dengan olahraga dimulai dari titik terendah kesehatan. Saat menjalani shift malam yang melelahkan menjelang akreditasi rumah sakit, tubuhnya tiba-tiba drop.
“Badan rasanya lemes ternyata tensi tinggi,” ujarnya.
Diagnosis hipertensi itu menjadi alarm keras. Di usia muda, Nurul menolak tunduk pada penyakit degeneratif.
“Berpikir bagaimana caranya agar sehat tanpa obat,” tekadnya.
Ada juga impian besar yang memacu semangatnya: keinginan untuk memiliki momongan setelah 10 tahun pernikahan.
“Masih panjang harapan untuk menggapai mimpi yang belum terwujud,” katanya dengan penuh keyakinan.
Dari situlah transformasi dimulai. “Yang tadinya tidak suka sport sekarang jadi mencintai diri sendiri dengan sport,” ujar Nurul tentang perjalanannya.
Dengan disiplin besi, ia memulai ritual lari pagi selepas subuh. Hasilnya? Sebuah mukjizat kesehatan,
“Alhamdulillah, tensi berangsur normal sampai sekarang sehat tanpa obat.”
Kebahagiaannya memuncak saat dokter spesialis penyakit dalam menyatakan ia bisa berhenti minum obat hipertensi setelah sebulan.
Lari bukan sekadar aktivitas, tapi penyelamat hidupnya.
Sekarang, lari telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Nurul.
“Suka duka hobi running? Kalau hujan, hehehe,” candanya ringan tentang tantangan kecilnya.
Dengan latihan minimal dua kali seminggu, ia bergabung dengan komunitas Kendal Runners selama setahun terakhir.
“Makin semangat dan banyak teman,” ujarnya tentang energi positif komunitas.
Prestasinya pun bertambah, Bhayangkara Run, Kendal Half Marathon, HUT Penerbad, hingga Lari Gembira telah menjadi saksi langkah konsistensinya.
Harapan Nurul sederhana namun penuh keteladanan:
“Semoga apa yang kita harapkan akan dimudahkan dalam setiap prosesnya.”
Keyakinannya teguh: “Dengan usaha tidak akan mengkhianati hasil.”
Filosofi hidupnya terangkum dalam pesan penyemangat:
“Apapun yang kita impikan harus diperjuangkan, nikmati semua proses dan sakitnya itu adalah awal dari kunci keberhasilan.”
Baginya, perjuangan dan rasa sakit dalam berproses bukan halangan, melainkan batu loncatan.
“Semua akan indah pada waktunya dan jangan lupa bersyukur pada Sang Pencipta,” tambahnya, mengingatkan pentingnya bersyukur dalam setiap perjalanan.
Ada kekuatan tambahan yang membara dalam dirinya:
“Wanita harus kuat apapun keadaannya.”
Prinsip ini semakin mengkristal setelah kepergian sang ibu, sosok yang sangat dikasihinya, yang sempat membuatnya stres hingga tensinya melonjak.
Kini, di setiap tarikan napas saat berlari, di setiap tetes keringat di jalanan Kendal, Nurul tak hanya memperkuat tubuhnya, tapi juga merajut kembali semangat hidup.
Lari menjadi meditasi geraknya, pengingat bahwa kekuatan perempuan bisa bangkit dari luka terdalam.
Source image: nurul

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










