Omah Anglo: Ramadhan 1444 H Bisa Memupuk Rasa Syukur & Memperbesar Aktivitas Silaturahim
“ Mlaku-mlaku ing Malioboro. Menawi sayah numpak becak luwih sekeca. Sugeng nglaksanaaken siam Romadhon & Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2023, kagem panjenengan sedaya sagung kalepatan nyuwun diparingi pangapura.” ( Omah Anglo)
Tak terasa sebentar lagi Hari Kemenangan telah tiba. Hari dimana kita mampu untuk menyelesaikan tepat sebulan fase titik ulang untuk menyemai rasa syukur dan kesahajaan akan segala sesuatu.
Rasa syukur itu meliputi beberapa hal seperti bersyukur akan kebutuhan pokok kita, yang masih bisa kita rasakan dan dapatkan dan kemudian ke hal-hal pokok manusia lainnya.
Kami sebagai dari bagian kecil kehidupan anda, para penikmat dan tamu-tamu baru mungkin yang hadir dan pernah mencicipi semua hidangan dan “ nuansa Yogyakarta” di Omah Anglo untuk Ramadhan 1444 H ini juga sama, ijinkan untuk minta maaf lahir dan batin, jika selama ini ada dalam semua pelayanannya kurang berkenan mungkin,baik di citarasa, pelayanan, dan semua yang ada di tempat ini.
Lanjut lagi menyambung hal di atas tadi, setelah rasa syukur yang bisa di pupuk, tentu dampak untuk kejiwaan dan batin ada seperti akan mempunyai ketenangan dan selalu ada solusi untuk setiap persoalan.
Rasa syukur kemudian akan merembet ke kegiatan positif atau sebagai irisan dari sikap ini. Yakni kegiatan silaturahmi yang apalagi di bulan Ramadhan tak bisa dilepaskan dari ini untuk umat Muslim nusantara.
Silaturahmi yang secara makna kata ialah menjalin kasih sayang atau hubungan kasih yang tulus tentu jika dilakukan dalam bulan-bulan suci Ramadhan ini terasa lebih sakral & mengendap di sanubari kita.
Walau seyogyanya kegiatan dan silaturahmi itu bisa dilakukan oleh setiap insan tidak hanya di bulan-bulan perayaan keagamaan, kenegaraan dan sering disebut dengan istilah Halal Bi Halal ( HBH).
Halal Bi Halal dilakukan guna mewujudkan hasil-hasil silaturahmi tadi, agar terwujud kasih sayang, dengan menguraikan jiwa-jiwa yang kusut, mengendapkan air-air yang keruh menjadi mata air yang bening lagi, jiwa yang putih lagi.
Dengan semua keterangan dan dalih di atas tadi, Omah Anglo yang dengan banyak keterbatasan ingin sekali selalu hadir dan menjadi teman belajar anda semuanya. Menjadi tempat terbaik untuk bercerita dan bersenandung seni sebagai letupan ekspresi jiwa.
Menjadi tempat pulang dan obat kangen. Nostalgik memori masa-masa kuliah di Yogyakarta, atau membangkitkan ide dan imajinasi akan kejayaan Mataram yang bisa di breakdrown ke karya kreatif lainnya. Bebas, dan banyak alasan untuk ini tentunya.
Omah Anglo berusaha selain mengangkat tema-tema dan pesan khas ala “ Yogyakarta” yang mempunyai watak sabar, narimo dan identitas lainnya juga pasti mempunyai ilmu ini.
Ilmu niteni disebutnya. Dalam beragam referensi bisa disebut ilmu titen ialah ilmu tradisional Jawa berupa kepekaan terhadap tanda-tanda atau ciri-ciri alam. Ilmu titen biasanya digunakan untuk membaca gejala alam yang mendahului datangnya bencana atau disebut pranata mangsa.
Ilmu titen bukanlah ilmu yang bersifat saintifik, melainkan berupa kumpulan pengamatan yang berulang-ulang ya.
Nah kearifan lokal dan pegangan hidup orang Jawa, Mataraman, wilayah-wilayah eks Kraton Yogyakarta dan Surakarta ini menjadi prinsipil sekali, menyangkut bab falsafi juga sebagai sarana aktualisasi untuk orang Jawa.
Eling lan waspodo. Ilmu Titen dari kami, Omah Anglo diterapkan dan sekaligus rahasia dapur dari kami ini agar bisa tercapai beberapa tujuan dari kami, yang tentunya untuk kebaikan semua, yakni: agar selalu belajar dan tidak puas, menerapkan apa yang sudah dipelajari, tak ragu untuk mengambil keputusan, mempunyai tujuan jelas dalam pelayanan dan banyak lainnya.
Ini semua tentu outputnya akan ke kepuasan pelanggan dan pengunjung serta mampu menjadi penghubung, jalinan kasih sayang para pengunjung dan sahabat-sahabat Omah Anglo secara awet. Semua yang menyempatkan diri untuk mengadakan gathering, silaturahmi menjadi sukacita. Dan kita semuanya menjadi saudara di rantau ini.
Gathering di Omah Anglo, sudut pandang atau angle testimoni dari para kerabat dan pelanggan tentu berbeda, seperti yang disebutkan di atas. Ada yang karena taste of Jogjanya, makanannya, ornament dan lainnya.
Yang pasti kegiatan gathering ini juga mempunyai banyak hal positif yaitu seperti mengurangi rasa cemas, meningkatkan imun tubuh dan daya ingat, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dll.
Begitulah beberapa sedikit cuilan dari konsep-konsep menata jiwa dan aktualisasinya dari keluarga besar Omah Anglo, agar tujuan-tujuan kita semuanya di Ramadhan 1444 H ini tercapai, dan sebelas bulan ke depan kita mempunyai pegangan sikap-sikap positif yang kuat, seperti selalu bersyukur dan suka bersilaturahmi tadi.
Akhir kata, Minal Aidzin wal faidzin. “Mbah Marijan iku pancen roso, jare wingi ketiban kelopo tapi yo tetep ora popo. Senajan riyoyo isih kurang sedino, sedoyo lepat lan salah kawulo, Keluarga Besar Omah Ango nyuwun ngapuro.”

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










