Pangestika Nadiararas, Hidup Itu Bukan Lomba Lari Tetapi Lomba Berbagi

Iniloh.com Jakarta- Raras, panggilan  dari Pangestika Nadiararas adalah perempuan asal Kota Pekalongan, tepatnya dari Desa Depok, sebuah desa pesisir yang terkenal akan pantainya yang indah dan masyarakatnya yang ramah.

Di sanalah Raras tumbuh besar dengan cinta dan dukungan penuh dari keluarga yang hangat.

Kehidupan di desa ini penuh kedamaian, memberi Raras fondasi yang kuat dalam menghadapi segala tantangan hidup.

Setelah beberapa tahun bekerja di dunia perbankan, Raras mengambil keputusan besar untuk resign dan memulai usaha kuliner.

Meskipun bukan keputusan yang mudah, ia merasa bahwa pilihannya ini memberi lebih banyak makna dalam hidupnya.

Dengan membuka usaha sendiri, Raras tak hanya bisa menyalurkan minatnya, tetapi juga memberikan dampak positif bagi orang lain dengan membuka lapangan pekerjaan di sekitarnya.

Baginya, hidup jadi lebih berarti saat ia bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Hobi olahraga sudah melekat pada Raras sejak kecil. Dulu, keluarganya selalu mendukung ketika ia ikut lomba-lomba bola voli.

Kini, ia lebih fokus pada lari dan aerobik. Awalnya, ia hanya menemani suaminya ikut event lari di berbagai kota, tetapi akhirnya ia pun ikut terjun dalam olahraga lari ini.

Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah saat mengikuti Malioboro Run, sebuah event lari di luar kota yang menurutnya punya atmosfer dan energi yang berbeda.

Berlari bersama suami dalam event seperti ini memberinya semangat dan rasa kebersamaan yang luar biasa.

Dari olahraga lari, Raras belajar banyak hal, terutama soal ketekunan dan semangat.

Meski kadang merasa lelah, ia terus mendorong diri sendiri untuk tetap tersenyum dan mencapai garis finish. Bagi Raras, olahraga bukan sekadar aktivitas fisik, tapi juga pelajaran hidup.

Melalui olahraga, ia menyadari pentingnya berusaha dan pantang menyerah.

Itulah mengapa Raras selalu berharap agar lebih banyak orang semangat berolahraga, karena menurutnya, olahraga adalah investasi kesehatan untuk masa depan.

Bagi Raras, anggapan bahwa lari hanya sekadar tren atau FOMO justru memberi dampak positif.

“Kalau FOMO yang ini sih menyehatkan,” katanya sambil tersenyum.

Pesan hidup Raras juga sederhana tapi bermakna, “

Hidup itu bukan lomba lari, melainkan lomba berbagi. Yang paling berharga bukanlah seberapa cepat kamu bisa meraih mimpi, tapi seberapa banyak manfaat yang bisa kamu berikan kepada orang lain.”

 

Source image: raras

 

 

You May Also Like

Mayya Shanti, Bahagia Bisa di Komunitas Olahraga yang Bisa Berbagi Ilmu dan Saling Support
Mayya Shanti, Bahagia Bisa di Komunitas Olahraga yang Bisa Berbagi Ilmu dan Saling Support
Ocha Wulansari, Selalu Bersyukurlah dan Berbagi Kebahagiaan dengan Orang Lain
Ocha Wulansari, Selalu Bersyukurlah dan Berbagi Kebahagiaan dengan Orang Lain
Early Agustina, Bukan Kita Hebat Tetapi Allah Permudahkan Semua Urusannya
Early Agustina, Bukan Kita Hebat Tetapi Allah Permudahkan Semua Urusannya
Tanasyafira Libas Tirani, Kemandirian Adalah Kebutuhan Untuk Bertahan Berkembang dan Berbagi
Tanasyafira Libas Tirani, Kemandirian Adalah Kebutuhan Untuk Bertahan Berkembang dan Berbagi
Windy Erna Butarbutar, Semua Bisa Dibeli Tetapi Otot Tetap Harus Dilatih
Windy Erna Butarbutar, Semua Bisa Dibeli Tetapi Otot Tetap Harus Dilatih
Juleee Zii, Sang Pemenang Tak Bercerita Tetapi Memberi Bukti
Juleee Zii, Sang Pemenang Tak Bercerita Tetapi Memberi Bukti