Puteri Miranti, Ikut Happy Tatkala Melihat Senyum Bahagia Audiens yang Mengapresiasi Tari dan Kebudayaan Nusantara

Iniloh.com Jakarta- Puteri Miranti memang besar di kota Bandung. Ia sudah sejak lahir hingga lulus kuliah berada di kota ini, sempat bekerja beberapa bulan di Bandung, lalu kemudian pindah kerja dan kuliah lagi di Jakarta, kini ia menetap di Tangerang Selatan.

Bandung memang kota yang indah, dekat ke mana-mana serta makanannya enak dan murah. Menurut Puteri sendiri, hingga saat ini tidak ada makanan seenak makanan Bandung berdasarkan taste yang ia rasakan pribadi.

Tapi meski Bandung kota masa kecilnya, perjalanan hidup Puteri memaksa ia harus pindah ke Jakarta, untuk segera bekerja membantu perekonomian keluarga saat itu.

“Aku lulusan Magister Manajemen UI dan Teknik Lingkungan Itenas, dulu aku bekerja di konsultan Migas.” Imbuh Puteri jelaskan latar belakang pendidikannya.

Karir aku lepaskan karena aku ikut suamiku dinas ke luar negeri dan kami juga memiliki anak. Namun, sejak usia sembilan  tahun, aku sudah menari Bali hingga saat ini. Aku hanya fokus tari Bali, karena aku awalnya tertarik dengan kostumnya yang megah. Setelah belajar tariannya, aku makin jatuh cinta karena sulit gerakannya tapi begitu ekspresif, dan gamelannya terdengar indah di telingaku. Jadi sampai sekarang, aku masih menari Bali sebagai penari profesional, pengajar dan koreografer di Lestari AyuBulan cabang BSD,” cerita Puteri Miranti.

“Suka dukanya menari? Suka ketika orang-orang mengapresiasi kebudayaan Indonesia dan aku sua melihat raut wajah penonton yang bahagia melihat pertunjukan kami bahkan ikut menari.

Dukanya ketika orang-orang tidak tahu Indonesia tapi tahu Bali dan ketika mendapat cat calling ya, seolah-olah penari itu murahan,” tambahnya.

Sekarang ini ia sudah tidak bekerja kantoran lagi, jadi hanya fokus mengajar dan urus rumah tangga sehingga lebih fleksibel.

Puteri mengajar empat  kelas dalam seminggu. Tiga kelas di hari Sabtu,satu  kelas di hari Selasa. Pagi-pagi ia akan mengantar anak dulu ke sekolah, baru kemudian mulai aktivitas mengajar.

Saat Sabtu, ia mengajar dulu baru mengantar anak ke tempat lesnya. Biasanya ia juga memiliki kelas tambahan menjelang pentas murid-murid, sehingga ia akan menjemput anak pulang ke rumah dulu, baru malamnya mengajar lagi.

Walaupun harus bolak-balik, tapi Puteri menjalani semuanya dengan baik.

“Semoga kita semua termasuk para pembaca, selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan, banyak rezekinya, dimudahkan wujudkan impian dan cita-cita, dan berkah atas segala langkah dan pencapaiannya,” doa Puteri.

Ia bahkan berpesan, ”Jika saat ini kamu sedang bersedih atau berputus asa, segala yang kamu lakukan terasa salah, maka bersabar, berdoa dan bertahanlah dengan segala upaya. Sayangi dirimu, dan yakinlah pelangi selalu datang setelah hujan badai.”

 Kalimat di atas mungkin hanya sekedar kata sederhana, tapi bisa jadi motivasi untuk kita semua. Semoga bermanfaat.

 

Source image: puteri

 

 

You May Also Like

Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Dewi Ariny Wulandari, SH. MK.n: Setiap Perbuatan Baik Kecil Apapun Tak Kan Sia-sia
Dewi Ariny Wulandari, SH. MK.n: Setiap Perbuatan Baik Kecil Apapun Tak Kan Sia-sia
Abillo, Ketika Kita Hilang Harapan Ingatlah Tuhan Telah Ciptakan Rencana Indah di Hidup Kita
Abillo, Ketika Kita Hilang Harapan Ingatlah Tuhan Telah Ciptakan Rencana Indah di Hidup Kita
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian
Neni PS, Tak Harus Lebih Hebat dari Lainnya Cukup Lebih Baik dari Diri Kita Kemarin
Neni PS, Tak Harus Lebih Hebat dari Lainnya Cukup Lebih Baik dari Diri Kita Kemarin