Putri Panca, Tidak Perlu Buru-Buru Sempurna, Cukup Jalani dengan Tulus!
Iniloh.com Jakarta- Setiap kota menyimpan ceritanya sendiri. Bagi Putri Panca, Sukabumi adalah lebih dari sekadar “kota kecil sejuta kenangan”, slogan ikonik yang melekat di hati setiap warganya.
Kota ini baginya adalah lukisan nuansa hangat, tempat ia bertumbuh dibanjiri cinta dari keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat.
Namun, di balik kehangatan itu, Sukabumi juga menjadi saksi bisu atas pelajaran hidup yang paling pahit: kehilangan.
Setelah kedua orang tuanya tiada, kota ini berubah menjadi sebuah kotak kenangan yang menyimpan sejuta rasa.
“Ada cinta tapi juga ada luka,” ujarnya.
Dari tanah kelahirannya yang penuh kontras ini, Putri belajar sebuah kebijaksanaan yang mahal harganya: bahwa kehilangan bukanlah titik akhir, melainkan awal dari sebuah perjalanan panjang untuk menemukan versi diri yang lebih kuat dan, secara paradoks, lebih lembut dalam waktu yang bersamaan.
Dari ruang kehilangan itu, lahirlah sebuah penciptaan. Kini, Putri memusatkan energinya pada sebuah bisnis yang lahir dari rasa cinta dan kebutuhan pribadi.
Ia merintis brand hijab bernama Préca, yang dibangunnya dari nol. Inspirasinya sederhana: sebagai pecinta pashmina, ia sering merasa bahan atau bentuk yang ada di pasaran belum sesuai dengan keinginannya.
“Aku pengin buat hijab yang nyaman, elegan, tapi tetap sederhana dan bisa dipakai setiap hari,” jelasnya tentang misi Préca.
Bisnis ini tidak berjalan sendiri. Di sela kesibukannya sebagai pengusaha, Putri juga menekuni peran sebagai muse atau model make-up pengantin, dan tak lupa, menjadi model untuk brandnya sendiri.
Yang paling ia syukuri dalam perjalanan bisnisnya ini adalah bahwa ia tidak berjalan sendirian.
“Ada keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat yang selalu bantu, dukung, dan percaya sama aku bahkan di masa-masa ragu,” tuturnya penuh haru.
Dukungan ini mengubah Préca dari sekadar usaha komersial menjadi sebuah simbol yang dalam.
“Buatku, Préca bukan sekadar bisnis, tapi simbol dari keberanian untuk bangkit dari kehilangan menuju penciptaan sesuatu yang bermakna.”
Seperti layaknya sebuah perjalanan, tentu ada suka dan duka. Sukanya datang saat ia bisa menyaksikan langsung buah dari kerja kerasnya sendiri.
“Apalagi kalau orang lain suka dan merasa nyaman dengan karya yang aku buat, rasanya seperti energi yang balik lagi jadi semangat baru,” katanya.
Namun, gelombang keraguan dan kelelahan pasti datang, terutama saat ia harus mengurus segalanya sendiri dari awal.
Justru di momen-momen berat inilah ia belajar tentang kesabaran, kepercayaan pada proses, dan seni untuk tetap tenang di bawah tekanan.
Harapan Putri untuk masa depan terdengar sederhana namun penuh kedalaman.
“Semoga aku bisa terus tumbuh jadi pribadi yang lebih kuat dan bermanfaat, baik itu di dalam keluarga, karier, ekonomi, maupun kehidupan sosial.”
Ia berharap setiap langkahnya, sekecil apa pun, selalu membawa kebaikan yang tulus. Dan yang paling menyentuh,
“Semoga apa pun yang hilang, selalu terganti dengan sesuatu yang lebih bermakna dan menenangkan.”
Dari perjalanannya, Putri Panca ingin menyampaikan sebuah pesan yang ia rasakan sendiri:
“Dari kehilangan, aku belajar bahwa luka pun bisa berbunga.
Bahwa sunyi bukan hukuman, melainkan ruang bagi hati untuk mengenal tenang, dan tumbuh tanpa tergesa.
Tidak perlu buru-buru sempurna, cukup jalani dengan tulus, karena dari proses itulah kita benar-benar tumbuh.”
Source image: putri

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










