Putri Rahayu, Hidup Itu Seperti Kupu-kupu, Jangan Fokus Pada Retakan, Tapi Pembentukan Sayap
Iniloh.com Jakarta- Putri Rahayu, atau yang akrab disapa Ayu, adalah potret perempuan tangguh yang percaya bahwa hidup adalah serangkaian pilihan berani.
“Hidup itu pilihan. Kalau ingin impian terwujud, keluarlah dari zona nyaman,” ujarnya.
Perjalanannya dari Kediri, Jawa Timur, hingga merantau ke Jakarta, diwarnai jatuh bangun yang mengajarkannya arti ketangguhan.
Sebagai single mom di usia 23 tahun, Ayu tak hanya membesarkan anaknya sendirian, tetapi juga membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih mimpi.
Lahir dan besar di Kediri, Ayu menghabiskan masa remajanya di kota yang dikenal dengan sejarah dan budayanya.
Sejak SMA, ia terjun ke dunia modeling, yang terus ditekuninya hingga kuliah.
Namun, setelah menikah, ia memutuskan berhenti modeling untuk membuka usaha konter iPhone.
Sayangnya, bisnis itu hanya bertahan setahun.
“Dana habis di situ, kondisi keuangan down. Saat itu, saya sedang hamil. Stres? Tentu. Tapi harus dijalani,” kenangnya.
Kegagalan itu menjadi ujian berat, terutama saat ia harus menghadapi fase baby blues sambil memikirkan masa depan anaknya.
Setelah melahirkan, Ayu memilih merantau ke Jakarta.
Dengan tekad membara, ia kembali ke dunia modeling sambil mencari peluang baru.
Perlahan, ia bangkit dengan memulai usaha di bidang ekspedisi dan alat berat di Jawa Timur, bisnis yang dikelola keluarganya.
“Saya sadar, kegagalan bukan akhir. Saya harus mencoba lagi,” katanya.
Keputusan ini menjadi titik balik yang membawanya kembali pada stabilitas finansial.
Kini, Ayu tinggal di Jakarta untuk melanjutkan S2 di bidang Hukum. Ia juga mengambil les bahasa dan merambah dunia entertainment.
Di sela kesibukannya, olahraga lari menjadi ritual hariannya.
“Sejak SMP, lari sudah jadi hobi. Setiap event pasti saya ikuti. Itu rahasia badan tetap fit meski sudah melahirkan,” ujarnya sambil tersenyum.
Lari bukan sekadar hobi, tapi cara ia melepas stres dan mengingatkan diri bahwa setiap langkah, seberat apapun akan membawanya maju.
Menjadi single mom di usia muda bukanlah jalan mudah. Ayu mengaku harus memendam banyak perasaan demi masa depan anaknya.
“Terkadang saya lihat diri sendiri dan bangga: ternyata sudah sejauh ini langkahku,” ucapnya.
Baginya, kebahagiaan anak adalah motivasi terbesar. Ia memilih fokus pada tujuan: mewujudkan yang terbaik untuk keluarga, sesimple itu.
Ayu punya pesan kuat untuk perempuan yang merasakan perjuangan serupa:
“Ubah pola pikir dari ‘kenapa ini terjadi padaku’ menjadi ‘apa yang bisa kupelajari dari semua ini’.”
Ia meyakini bahwa kesedihan dan kekhawatiran hanya memberi makan masalah yang belum tentu terjadi.
“Hidup ini seperti kupu-kupu. Jangan fokus pada retakan, tapi pada pembentukan sayap,” tambahnya. Menurutnya, kunci utama adalah keberanian keluar dari zona nyaman dan konsistensi dalam berusaha.
Dari kegagalan usaha konter iPhone hingga merintis bisnis alat berat, dari Kediri ke Jakarta, Ayu membuktikan bahwa tekad dan kerja keras tak pernah mengkhianati.
Saat ini, ia menjalani hidup dengan multitasking: mahasiswa S2, calon entertainer, pelari, dan yang terpenting—ibu yang berjuang untuk anaknya.
“Gak ada yang tidak mungkin. Semua tergantung bagaimana kita mengusahakannya,” tegasnya.
Source image: ayu

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










