Putyzola, Rumah yang Bahagia, Berawal dari Ibu yang Bahagia!
Iniloh.com Jakarta- Lahir di Palembang, berpetualang di Padang untuk sekolah dan kuliah, lalu berlabuh di Jambi setelah menikah.
Perjalanan geografis Putyzola bukan sekadar pindah alamat, melainkan petualangan membuka diri.
“Lahir dan besar di beberapa daerah itu suatu anugrah,” ujarnya penuh syukur.
Setiap kota memberinya pelajaran berharga: mengenal orang-orang baru dengan beragam cerita, menyelami kekayaan adat istiadat yang berbeda, dan tentu saja, menikmati kelezatan kuliner khas masing-masing daerah.
Pengalaman ini membentuknya menjadi pribadi yang adaptif dan kaya wawasan, sebuah berkah yang ia sadari betul.
“So blessed,” simpulnya tentang perjalanan hidup yang penuh warna ini.
Di Jambi, kehidupan Putyzola diisi oleh beragam peran yang ia jalani dengan penuh semangat.
Secara profesional, ia mengelola bagian keuangan di perusahaan keluarga yang bergerak di bidang kontraktor alat berat.
Dunia angka, laporan keuangan, dan urusan bisnis alat berat yang maskulin menjadi salah satu rutinitasnya.
Tapi jiwa wirausahanya tak berhenti di situ. Ia juga menghidupkan usaha kuliner Nasi Uduk Daun Jeruk Mama Els.
Nama Mama Els sendiri adalah persembahan cinta untuk tiga putri tercintanya, diambil dari inisial nama mereka.
Dari urusan alat berat yang teknis ke dunia kuliner yang hangat dan menggiurkan, Putyzola menunjukkan kelenturan yang mengagumkan.
Namun, mungkin yang paling mencolok adalah energinya di dunia kebugaran.
“Aku sukaaa banget olahraga!” serunya antusias.
Rasa cintanya pada olahraga berawal dari tujuan sederhana, mengatasi berat badan berlebih.
Tapi apa yang dimulai sebagai kebutuhan, berubah menjadi passion sejati.
Ia tak setengah-setengah; ia penjelajah dunia fitnes. Poundfit, Pilates, Aerial, Trampolin, Zumba berbagai jenis olahraga ia coba. Saat ini, fokusnya tertuju pada lari.
Dengan disiplin tinggi, ia meluangkan waktu untuk latihan lari 4-5 kali dalam seminggu, entah itu menyambut fajar pukul 5 pagi atau mencuri waktu sore hari pukul 5 sore.
“Sesempatnya,” ujarnya, menunjukkan dedikasi di tengah kesibukan yang padat.
Manfaatnya pun dirasakan nyata.
“Sukanya badan jadi lebih fit, lebih sehat,” jelasnya.
Lebih dari sekadar kesehatan fisik, olahraga, terutama lari bersama komunitas, memberinya banyak teman baru.
Tak disangka, jejaring pertemanan ini juga membuka relasi untuk pekerjaan dan usaha kulinerannya.
Olahraga menjadi investasi kesehatan sekaligus pintu untuk memperluas jaringan sosial dan profesionalnya.
Harapan Putyzola untuk masa depan berpusat pada peran utamanya sebagai ibu dan istri, serta keinginan memberi dampak lebih luas.
“Semoga aku bisa jadi seorang ibu dan istri yang ber tubuh sehat agar bisa terus mendampingi dan membersamai keluarga dengan baik,” doanya yang utama.
Kesehatan fisik adalah modal untuk memberikan cinta dan perhatian terbaik bagi keluarga. Harapannya meluas ke tanggung jawab sosial:
“Bisa membuka lapangan pekerjaan buat orang-orang yang membutuhkan,” tuturnya, mungkin bermimpi mengembangkan usaha nasinya atau membantu sesama.
Secara personal, ia ingin lebih bermanfaat dan membawa kebahagiaan buat orang-orang disekitarku.
Pesan terakhirnya khusus untuk para ibu, adalah seruan penyemangat yang menggema:
“Karena kamu seorang ibu, bukan berarti kamu tidak bisa melakukan hal apapun.
Kamu mampu, dan kamu bisa, lakukan apa yang membuat kamu bahagia.
Karena rumah yang penuh kebahagiaan, berawal dari ibu yang jiwanya bahagia”.
Source image: putyzola
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
