Rachel Annisa Roudhotul Ma’wa, S. Ked: Janji Pada Papa Membuatku Ingin Jadi Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Iniloh.com Jakarta- Rachel Annisa Roudhotul Ma’wa biasa dipanggil Rachel tumbuh besar di Kabupaten Bandung, tinggal di Kopo, Kab. Bandung. Orang tua Rachel sebenarnya asli Jawa Timur, tapi Rachel lahir dan besar di Bandung. Dari situ, Bandung menjadi kota kesayangan Rachel.

Jika membicarakan Bandung, perasaan Rachel campur aduk. Sebab ia merasakan senang, susah, sedih dan lain sebagainya di sana sampai masuk ke Fakultas Kedokteran (FK). Saat masih sekolah, Rachel rajin keluar masuk tempat les hanya supaya bisa diterima di FK.

“Jadi menurut aku, Bandung adalah kota yang tahu persis gimana perjuangan aku. Sekaligus kota yang penuh kenangan. Di sana aku ketemu orang-orang baik yang selalu support aku,” tutur Rachel saat membicarakan Bandung.

Mengenai prestasi, Rachel bersyukur jika orang-orang senang dengan prestasinya. Rachel mengaku sebagai anak yang penuh mimpi. Ia pernah aktif di BEM divisi Kastrad (Kajian strategis), disitu ia mengawal isu-isu politis sampai sekarang. Selain aktif di BEM, Rachel juga aktif di modeling.

Jika ditanya gimana caranya agar bisa menjalankan semua aktifitas itu dengan baik? Rachel menjawab, “Itu panggilan dari hati sebenarnya. Ketika hati kamu bilang kamu ingin sesuatu, jangan ragu-ragu, jangan takut tidak tercapai, pokoknya jalanin dulu aja. Masalah berhasil atau nggak, itu udah urusan Tuhan.”

Rachel bercerita sebenarnya menjalankan semua itu karena kepepet dilatarbelakangi oleh situasi ekonomi keluarga.

“Aku bukan berasal dari keluarga berada. Bukan dari anak orang kaya yang bisa kuliah FK semudah itu. Untuk kuliah FK aku dapat beasiswa. Awalnya aku ikut seleksi, jadi mengusahakan segala cara untuk masuk kedokteran. Alhamdulillah jalanku dipermudah sama Allah untuk dapatkan beasiswa.”

Saat Rachel akan mendaftar ke FK, ayah Rachel meninggal dunia. Peristiwa itu menjadi pukulan berat bagi Rachel, sempat bingung dan bimbang apakah harus dilanjutkan keinginannya meraih impiannya kuliah di FK. Namun, Rachel memutuskan untuk tidak menyerah. Ia bangkit dari keterpurukan, mengejar ketertinggalan dengan belajar dan masuk FK melalui jalur tes.

Setelah berhasil masuk FK, Rachel merasakan kuliah di sana tidak gampang. Ia merasakan gap ekonomi yang besar antara dirinya dengan teman kuliah dan juga kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya dalam belajar, seperti membeli peralatan kesehatan dan lain sebagainya.

“Dari situ aku mikir, nggak bisa nih gini terus, aku pengen punya penghasilan sendiri untuk kuliah, kalau ngerepotin Mamah kasihan, gajinya sebagai guru honorer itu tidak cukup,” kata Rachel.

Rachel memutar otak bagaimana caranya agar bisa dapat penghasilan tapi juga tidak mengganggu kuliahnya. Rachel mengingat kembali hobinya yang sejak kecil suka ikut event modeling. Rachel kemudian disarankan temannya untuk ikut agensi modeling. Ia pun memutuskan untuk bergabung. Ia pun punya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan dari menjadi model.

“Alhamdulillah, waktu itu cukup untuk kehidupan sehari-hari di Jakarta dan menunjang kuliah aku,” kata Rachel.

Kesempatan menjadi modeling diperluas oleh Rachel. Ia mengikuti ajang Mojang Jajaka (Moka) Bandung. Ia berhasil menyabet posisi Runner Up 1. Dari sana, ia mendapatkan beasiswa dan kepercayaan dirinya pun meningkat sehingga bisa punya keberanian mengambil job sebagai MC dan lain-lain.

“Dari sana aku mulai bisa enjoy menjalani kehidupan aku, bisa nabung juga,” kata Rachel.

Perjalanan hidupnya mengajari Rachel banyak hal, salah satunya tidak semua orang orang seberuntung dirinya. Ia menjadi semakin peduli dengan teman-temannya yang juga mengalami kesulitan untuk membayar biaya kuliah. Ia lalu mendaftar BEM.

Menjadi anggota BEM, membuatnya bisa mendengar kesulitan para mahasiswa lain dan ia membantu mereka menemukan jalan keluarnya. “Dari sana, mulai menjalarlah yang aku pegang, nggak cuma internal kampus, tapi juga luar kampus,” ujar Rachel.

Makanya mengenai prestasi, Rachel berkata bahwa ia berhasil meraihnya karena ia sadar bahwa ia membutuhkan. Makanya, ia terus bergerak untuk mengejar. Ketika ada teman-teman yang berterima kasih atas bantuannya, Rachel mendapatkan vitamin jiwa yang membuatnya jadi merasa lebih bahagia. Akhirnya, ia pun melanjutkan jalan hidupnya seperti itu.

Mengenai perkuliahan, Rachel mengaku sebenarnya tidak ingin jadi dokter. Ia pernah menjawab cita-citanya adalah menjadi artis. Dari umur lima tahun ia suka nonton Putri Indonesia. Tiap tahun, ia nonton ajang Putri Indonesia bersama Mamanya. “Dari dulu aku pengin banget kayak gitu,” kata Rachel.

Perubahan keinginan itu terjadi saat masih sekolah menengah pertama. Rachel tertarik dengan kedokteran. Suatu kejadian yang sangat personal mengubah sepenuhnya keputusannya.

“Waktu kelas dua SMA, sebelum ikut olimpiade, Papah aku meninggal dan Papa meninggal karena penyakit pengerasan hati. Karena ketidaktahuan aku, dokter yang merawat bapak selalu bilang tak ada obatnya. Satu-satunya obatnya itu transplantasi hati, sedangkan di Indonesia itu jarang banget orang dapat transplantasi hati, susah juga untuk dilakukan.

Dari situ aku marah banget, aku bilang ke Papah, “Pasti akan cari obatnya ke manapun, ade pasti dapat”, dari situlah aku cari obatnya ke seluruh Bandung. Tapi, akhirnya Tuhan berkehendak lain, Papah meninggal sebelum aku ketemu obatnya. Karena aku sudah terlanjur janji, karena itu aku pengen jadi dokter. Setelah itu aku usahakan untuk masuk ke kedokteran. Aku pengen cari obat untuk penyakit pengerasan hati, sampai skripsiku pun tentang pengobatan pengerasan hati pada tikus. Alhamdulillah hasilnya signifikan bagus gitu.”

Setelah proses perkuliahan yang panjang, Rachel masih menemukan obat untuk penyakit pengerasan hati untuk manusia. Rachel kecewa karena menemukan fakta bahwa cara satu-satunya untuk mengobati penyakit pengerasan hati adalah dengan transplantasi hati. Akhirnya Rachel mengubah tujuannya menjadi ingin merawat orang yang memiliki penyakit sama seperti ayahnya. “Minimal mereka bisa punya quality of life yang lebih baik,” kata Rachel.

Dari situ, Rachel memutuskan untuk menjadi dokter spesialis dalam. “Semoga terwujud. Jujur masih penasaran. Mungkin suatu saat nanti bisa tangani pasien yang kena serosis hepatitis dan mungkin bisa sembuh. Amin,” kata Rachel.

Banyak sekali yang ingin dicapai oleh Rachel. Saat ini ia masih menjalankan koas, masih dokter muda, masih sekolah profesi di Jakarta. “Semoga proses aku untuk lulus jadi dokter ini lancar, tidak ada hambatan, dan aku bisa menjalaninya dengan penuh rasa bahagia karena udah punya tujuan jelas untuk jadi dokter,” ucap Rachel.

Meski terdengar aneh, Rachel mengaku masih punya keinginan untuk mewujudkan mimpinya saat masih TK yaitu menjadi Putri Indonesia. “Aku percaya Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untuk aku, sama seperti hari-hari kemarin aku sudah diistimewakan oleh Tuhan,” kata Rachel.

Tak lupa, Rachel berharap mamahnya selalu sehat dan nanti ketika sudah jadi dokter, keluarga dan orang-orang di sekitarnya bisa bahagia dan bangga padanya. Terakhir, pesan untuk pembaca Iniloh.com se Indonesia dari Rachel,

“Just be yourself, don’t compare yourself the others. Because everyone has unique point. Semua orang itu terlahir unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi dengan jadi diri sendiri, menjadi versi terbaik diri sendiri, kamu akan menciptakan dunia kamu yang sesuai harapan dan cita-cita kamu.”

Juga Rachel berpegangan pada sebuah quote untuk selalu kuat menghadapi tantangan kehidupannya. Quote itu berbunyi, “What doesn’t kill you make you stronger.”

 

Source image: rachel

You May Also Like

Annisa Ramadhanty, Your Life Isn’t Your’s If You Always Care What Others Think.
Annisa Ramadhanty, Your Life Isn’t Your’s If You Always Care What Others Think.
Annisa Rahmadita, Jauhkan dari Lingkungan atau Person Toxic Agar Hati dan Jiwa Damai
Annisa Rahmadita, Jauhkan dari Lingkungan atau Person Toxic Agar Hati dan Jiwa Damai
Viar Annisa, Perjuangan Kita Hari Ini Akan Bangun Kekuatan yang Dibutuhkan Esok Hari
Viar Annisa, Perjuangan Kita Hari Ini Akan Bangun Kekuatan yang Dibutuhkan Esok Hari
Yashinta Dyah Annisa, Impian Tak Terwujud Tanpa Keyakinan dan Usaha
Yashinta Dyah Annisa, Impian Tak Terwujud Tanpa Keyakinan dan Usaha
Nurul Annisa Pristia, Jangan Iri Dengan Pencapaian Orang Lain, Allah Kasih yang Terbaik Untuk Kita
Nurul Annisa Pristia, Jangan Iri Dengan Pencapaian Orang Lain, Allah Kasih yang Terbaik Untuk Kita
Gathering Perdana dan Launching Buku Dokter Hijab Cantik Berlangsung Semarak
Gathering Perdana dan Launching Buku Dokter Hijab Cantik Berlangsung Semarak