Ragina Jangan Ragu Mencoba dan Jangan Sungkan Meminta Bantuan
Iniloh.com Jaksarta- Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dikenal dengan pantai-pantai eksotisnya yang memikat hati.
Dari pulau inilah Ragina, seorang ibu rumah tangga sekaligus pebisnis tangguh, memulai perjalanan hidupnya yang penuh dinamika.
Sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, ia tumbuh dalam keluarga yang hangat namun disiplin.
“Kami diajari untuk mandiri, tapi selalu ada kehangatan dalam setiap keputusan,” kenangnya.
Kedua orang tuanya menanamkan nilai-nilai sederhana: kerja keras, tanggung jawab, dan kebersamaan.
Fondasi inilah yang kelak membentuk Ragina menjadi pribadi yang tegas, namun tetap penuh kasih dalam menjalani peran gandanya sebagai istri, ibu, dan pengusaha.
Jika dulu Ragina dikenal sebagai si bungsu yang sering “dimanjakan” oleh kakak-kakaknya, kini ia harus beradaptasi dengan peran barunya sebagai istri dan ibu.
“Awalnya berat. Dari hanya fokus pada diri sendiri, tiba-tiba harus mengurus suami, anak, dan rumah tangga,” akunya.
Namun, darah disiplin yang ditanamkan sejak kecil membantunya bertransisi.
Tidak hanya itu, ia juga memutuskan untuk membangun usaha dari nol bersama suami.
“Kami mulai tanpa modal besar, hanya bermodal nekat dan kepercayaan diri,” ujarnya.
Bisnis tersebut kini berkembang, meski harus diakui bahwa perjalanannya tidak selalu mulus.
Menjadi ibu rumah tangga sekaligus pengusaha adalah tantangan yang tidak main-main.
Ragina mengaku seringkali harus membagi waktu antara memasak, membersihkan rumah, menemani anak, dan mengelola bisnis.
“Ada hari-hari di mana saya kelelahan, tapi melihat senyum keluarga dan progres bisnis, semua terbayar,” tuturnya.
Baginya, kunci menghadapi rutinitas padat adalah komunikasi dan kejujuran dengan pasangan.
“Kami selalu terbuka tentang kekurangan dan harapan. Tanpa itu, mungkin kami sudah ‘kehujanan’ di tengah badai masalah,” ucapnya.
Keduanya juga sepakat untuk saling mendukung, baik dalam urusan domestik maupun bisnis.
Bersama suami, Ragina membangun usahanya secara bertahap. Dari hanya menjual produk rumahan, kini bisnis mereka mulai dikenal di lingkup lokal.
“Kami banyak belajar dari kesalahan. Setiap kegagalan adalah pelajaran,” katanya.
Ia juga mengaku bahwa membagi peran dalam bisnis dengan suami tidak selalu mudah.
“Kadang ada beda pendapat, tapi kami ingatkan diri: tujuan kami sama, yaitu untuk kebaikan keluarga,” jelasnya.
Proses ini mengajarkannya tentang kompromi, manajemen waktu, dan pentingnya inovasi.
Di tengah tuntutan peran ganda, Ragina memegang prinsip:
“Tidak ada yang perlu diubah, kita semua sempurna bagi yang suka.”
Kalimat ini ia jadikan pegangan untuk menghindari tekanan sosial.
“Dulu saya sering membandingkan diri dengan orang lain. Sekarang saya sadar, yang terpenting adalah menjadi versi terbaik untuk diri sendiri dan keluarga,” paparnya.
Prinsip ini juga ia terapkan dalam bisnis.
“Kami tidak ingin mengejar tren semata, tapi fokus pada nilai yang bisa kami berikan kepada pelanggan,” tambahnya.
Ragina tak pernah melupakan asalnya. Keindahan Lombok tidak hanya memengaruhi selera estetikanya, tetapi juga cara ia membangun bisnis.
“Saya ingin suatu hari bisnis ini bisa memperkenalkan kekayaan Lombok ke lebih banyak orang,” harapnya.
Ia juga aktif mempromosikan UMKM lokal melalui akun Instagram @ra.ginaa, tempatnya berbagi keseharian antara mengurus keluarga, bisnis, dan sesekali menikmati sunset di pantai.
Bagi Ragina, menjadi ibu rumah tangga dan pengusaha adalah pilihan yang membutuhkan keberanian.
“Jangan ragu untuk mencoba, tapi juga jangan sungkan meminta bantuan,” pesannya.
Ia menekankan bahwa tidak ada yang salah dengan menjadi tidak sempurna.
“Yang penting, kita terus belajar dan berproses,” ujarnya.
Dengan senyum khas Lombok yang hangat, Ragina membuktikan bahwa disiplin, kejujuran, dan cinta adalah resep sederhana untuk merajut harmoni dalam hidup.
Source image: ragina

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










