Rahadeni T.A. Amranani: Membangun Usaha Sendiri Membuatnya Merasa Lebih Berarti
Iniloh.com Jakarta- Namanya Rahadeni Teki Ayu Amranani. Perempuan kelahiran Temanggung, Jawa Tengah ini biasa dipanggil Deni sejak dulu.Meski kerap jadi bahan ejekan karena namanya seperti nama laki-laki, tapi perempuan yang satu ini membuktikan diri lewat prestasi.
Saat SMP dirinya sering mewakili kota kecilnya di ajang nasional seperti Jambore dan Cerdas Cermat.Menyadari kota tempat tinggal Deni sangat kecil, maka saat menapaki jenjang SMA dengan keputusan sendiri ia lebih memilih bersekolah di kota besar dan diterima di SMA 3 Semarang, tinggal bersama sang kakek nenek.
Pun saat kuliah ia kemudian kembali pindah ke kota lain yaitu Jogjakarta untuk menempuh studi di Ilmu Komunikasi UGM.
Lulus kuliah ia lantas diterima sebagai Management Trainee di sebuah bank Nasional dan berkarir di bank tersebut selama tiga belas tahun.
Waktu yang cukup lama membuat Deni merasa bahwa hidup hanya sekali dan seharusnya bisa mencoba kehidupan yang berbeda, maka ia pun akhirnya berhenti berkarir di dunia perbankan di tahun 2017 untuk lebih mendampingi anak-anak dalam masa pertumbuhan mereka.
Sambil mengurus anak-anak ia pun iseng masak dan ternyata masakannya mendapatkan respon positif hingga berani membuka catering Temenasi dengan IG @temenasi_temengopi, hingga akhirnya memutuskan membangun sebuah restoran Temenasi dengan konsep pedesaan di area seluas 1000m² di kawasan Bintaro
“Selama pandemi usaha catering tumbuh pesat karena orang-orang tidak bisa makan di luar sehingga memilih memesan makanan dengan sistem open PO. Selain itu juga pesanan hampers untuk mengirim ke teman-teman yang sedang isolasi meningkat tajam. Namun, seiring surutnya pandemi, surut juga orderan catering, orang-orang mulai makan di luar dan memilih restoran dengan konsep outdoor. Selama pandemi saya tidak bisa ke gym dan memilih olahraga jalan pagi, menyusuri kampung-kampung sekitar Bintaro hingga akhirnya menemukan lokasi untuk Resto Temenasi,” ucap Deni.
Prinsip hidup yang selama ini diyakini Deni adalah selalu mensyukuri apa yang Tuhan berikan, sehingga ia harus menjaga apapun yang Tuhan berikan termasuk tubuhnya sendiri, maka dia selalu menyempatkan berolah raga secara teratur.
Prinsip lain yang ia pegang, bahwa Deni harus memberikan manfaat kepada sesama dan tidak ingin menjadi beban, maka ia harus sehat.
Jika sebelumya menerima gaji secara pasti, kini Deni harus berusaha memastikan karyawan-karyawannya bisa menerima gaji. Meskipun lebih menantang, tapi membuatnya merasa lebih bahagia.
“Melihat karyawan bisa mencicil motor, membelikan keperluan sekolah anak-anak mereka dari gaji bekerja di Temenasi membuat saya merasa kehadiran saya lebih bermanfaat” kata Deni.
Harapan Deni semoga semakin banyak positive vibes di masyarakat sebab saat ini berita buruk semakin laku, kontroversi semakin dicari namun prestasi malah tidak digemari.
Hal-hal seperti itulah yang kadang membuat kekhawatiran akan perkembangan generasi di masa akan datang.
“Jika semakin banyak orang menyadari dirinya harus membawa manfaat bagi sesama, maka semakin sedikit pelanggaran, perbuatan seenaknya sendiri, korupsi dan kezaliman lainnya. Tunjukkan manfaat dirimu, walau hanya dengan seulas senyuman,” tutur Deni.
Dari cerita Deni, ada banyak pesan yang bisa kita jadikan pelajaran dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
source image: deni
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
