Rani Ardhani, SE.MM: Jangan Terjebak Ekspektasi Sosial, Temukan Ritme Hidupmu Sendiri
Iniloh.com Jakarta- Palembang, kota yang dihiasi Sungai Musi dan jembatan Ampera, menjadi awal perjalanan hidup Rani Ardhani.
Sebagai anak tunggal, ia tumbuh dalam lingkungan yang menuntut kesempurnaan.
“Orang tua saya mendidik dengan tegas. Pendidikan agama sejak dini menjadi fondasi utama, sementara ekspektasi tinggi ditempatkan pada akademik dan pergaulan,” kenangnya.
Namun, tekanan itu justru membentuknya menjadi pribadi disiplin yang percaya:
“Kuasa Allah selalu menyertai setiap langkah, asal kita berikhtiar dengan niat baik.” urai dia.
Rani menempuh pendidikan S1 dan S2 di Universitas Padjadjaran, Bandung, dengan dedikasi luar biasa.
Ia menyelesaikan kedua gelar dalam waktu tercepat dan meraih predikat cumlaude.
“Saya tidak ingin hanya jadi booksmart. Selama kuliah, saya aktif di organisasi, menjalin relasi, dan sesekali travelling untuk melepas penat,” ujarnya.
Passion-nya pada dunia akademik membawanya menjadi dosen di usia muda, sebuah pencapaian yang ia syukuri.
Tapi, hidup Rani bukan hanya tentang indeks prestasi. Sejak muda, ia menjalankan bisnis di bidang olahraga dan fashion.
“Saya ingin membuktikan bahwa perempuan bisa multitasking: berprestasi di kampus, berbisnis, sekaligus tetap menikmati hidup,” tegasnya.
Di balik kesuksesan, Rani pernah dihantam kegagalan saat mencoba peruntungan di dunia politik, mengikuti jejak orang tua dan mertua.
“Saya sadar, politik bukan passion saya. Tapi dari situ, saya belajar menerima bahwa tidak semua rencana harus berjalan mulus,” ucapnya legawa.
Cobaan lebih besar datang saat ia menjadi ibu untuk pertama kalinya.
“Saya mengalami insecurity dan stres luar biasa. Rasanya semua harus sempurna: menjadi istri, ibu, sekaligus profesional,” aku Rani.
Ia mengaku, kunci melewati masa sulit adalah keikhlasan dan fokus pada solusi.
“Saya berdoa, lalu bertindak. Misal, saat kewalahan mengurus bayi, saya komunikasi ke suami untuk bagi tugas. Allah tidak memberi ujian di luar kemampuan kita,” katanya.
Kini, Rani menetap di Bali bersama suami dan anak-anaknya.
Pulau dewata bukan sekadar destinasi wisata, tapi ruang untuk tumbuh secara spiritual dan emosional.
“Di sini, saya belajar arti hidup yang bermakna: dikelilingi keluarga harmonis, bisnis yang berkembang, dan alam yang mengingatkan kita pada kebesaran Sang Pencipta,” ungkapnya.
Suaminya, yang ia sebut “partner terbaik”, menjadi penyemangat dalam setiap langkah.
Untuk menjaga keseimbangan, Rani rutin berolahraga pilates dan melakukan perawatan di klinik kecantikan.
“Merawat diri bukan egois, tapi bentuk syukur atas tubuh yang Allah berikan,” jelasnya.
Travelling juga menjadi ritual wajib. Dari menikmati sunset di Uluwatu hingga eksplor kuliner lokal, ia meyakini bahwa kebahagiaan sederhana adalah cara terbaik mengisi jiwa.
Sebagai pribadi religius, Rani tak pernah melupakan ibadah dan dzikir dalam keseharian.
“Dengan mengingat Allah, hati jadi tenang. Saya percaya, selama niat kita lurus, jalan terbaik akan terbuka,” ujarnya.
Ia juga aktif membagikan prinsip hidupnya di media sosial, mengajak perempuan lain untuk mencintai diri tanpa rasa bersalah.
Baginya, keseimbangan adalah kunci:
“Hidup tidak harus selalu mulus. Yang penting, kita bekerja keras, menikmati proses, dan terus bersyukur.”
Rani berpesan:
“Jangan terjebak ekspektasi sosial. Temukan ritme hidupmu sendiri. Boleh mengejar karir setinggi langit, tapi jangan lupa bahagiakan diri dengan cara sederhana.”
Ia juga menekankan pentingnya self-awareness:
“Kenali batas kemampuanmu. Jika lelah, berhenti sejenak. Allah tidak menilai produktivitas, tapi keikhlasan kita dalam berproses.”
Bagi yang penasaran dengan keseharian inspiratif Rani, ia aktif membagikan momen keluarga, tips bisnis, dan refleksi hidup di Instagram @rnardhani.
“Hidup ini seperti permadani: ada benang yang sempurna, ada yang kusut. Tapi ketika disatukan dengan ikhlas dan syukur, hasilnya selalu indah,” tutupnya.
Meninggalkan senyuman yang merefleksikan ketenangan jiwa seorang perempuan yang telah menemukan harmoni dalam setiap helai kehidupan.
Source image: Rani

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










