Ratih Januasti Ibrahim, Tiada yang Tak Mungkin Selama Ada Kemauan dan Usaha
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Palembang, Sumatera Selatan, Ratih Januasti Ibrahim mengaku bahwa kota kelahirannya telah membentuknya menjadi pribadi yang hangat dan bersahaja.
“Palembang itu seperti rumah yang selalu merangkul. Dari pempek hingga Sungai Musi, semuanya punya cerita,” ujarnya.
Meski cuaca akhir-akhir ini terasa lebih panas, ia tetap menjadikan kota ini sebagai sumber inspirasi. Keluarganya, yang ia sebut “tidak sempurna tapi penuh cinta”, mengajarkannya arti kebersamaan dan ketangguhan.
“Kami saling mendukung meski ada kekurangan.
Dari situ, saya belajar bahwa hidup bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang bagaimana kita merawat hubungan,” tambahnya.
Sebagai karyawan swasta, Ratih menjalani rutinitas yang padat. Namun, ia tak pernah melupakan waktu untuk dirinya sendiri. Lari menjadi pilihan utamanya.
“Saya suka lari karena fleksibel. Bisa dilakukan pagi sebelum kerja atau sore setelah pulang,” ujarnya.
Bagi Ratih, olahraga ini bukan sekadar menjaga kesehatan, tapi juga cara melepas penat.
“Saat berlari, saya merasa bebas. Pikiran jadi lebih jernih untuk menghadapi hari,” tuturnya.
Disiplin adalah kunci yang ia pegang teguh. Meski begitu, ia tak menampik bahwa menjadi pelari yang konsisten penuh tantangan.
“Kalau sudah daftar event lari, harus patuh jadwal latihan, pola makan, dan istirahat. Itu melelahkan dan butuh biaya,” akunya.
Namun, semua itu terbayar dengan kebanggaan saat ia berhasil menembus garis finish di event-event besar seperti Pocari Sweat Run Indonesia (Bandung, 2023-2024), BFI Run (2024-2025), Jakarta Running Festival 2024, hingga persiapan BTN Jakarta International Marathon 2025.
Tak lupa, ia juga aktif di event lokal Palembang, membuktikan dedikasinya pada hobi ini.
Selain manfaat fisik, lari membawa Ratih pada pertemuan dengan orang-orang baru yang berbagi passion serupa.
“Saya senang bisa kenal teman-teman dari berbagai latar belakang. Mereka menginspirasi saya untuk terus berkembang,” ucapnya.
Namun, ia juga mengakui bahwa godaan untuk menyerah kerap muncul, terutama saat cuaca tak bersahabat atau tubuh terasa lelah.
“Tapi, saya ingat tujuan awal: ingin sehat dan produktif. Itu yang memacu semangat,” tegasnya.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan dinamika hidup, Ratih berharap agar kesehatan selalu menjadi prioritas.
“Dengan tubuh yang fit, kita bisa mencari rezeki dan membantu sesama,” katanya.
Ia percaya bahwa bekerja bukan hanya tentang materi, tapi juga tentang nilai manfaat.
“Saya ingin kontribusi saya di kantor atau komunitas lari bisa memberi dampak positif, sekecil apa pun,” tambahnya.
Ratih kerap mengutip prinsip hidupnya: “Tidak ada yang tidak mungkin selama ada kemauan dan usaha.”
Pesan ini ia buktikan sendiri melalui perjalanan karir dan hobinya.
“Jangan takut mencoba hal baru. Jika saya bisa membagi waktu antara kerja, lari, dan keluarga, orang lain juga pasti bisa,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga niat. “Bekerja itu ibadah. Lakukan dengan tulus, maka hasilnya akan berarti untuk banyak orang.”
Source image: Ratih

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










