Refleksi Natal & Kebangsaan Bagi Zanzabella
Iniloh.com Jakarta- Sebenarnya Natal dimata saya sama saja dengan Hari besar perayaan yang lain seperti Galungan di Bali, Devali di India, Idul Fitri dalam Islam, Imlek di Konghucu dan contoh lainnya.
Dalam artian jika kita lihat sebagai ritus dan ritual untuk melakukan sebuah kewajiban atau eksistensi jiwa kehambaan manusia kepada Tuhannya. Natal untuk lebih memupuk kasih, memperkuat cinta, toleransi dan sejenisnya tentu saja.
Natal ialah refleksi untuk kita semua tak terkecuali. Bukankah Gus Dur pernah berujar? “Bahwa mestinya yang merayakan Hari Natal bukan hanya umat Kristiani, melainkan juga umat Islam dan umat lainnya, bahkan seluruh umat manusia di dunia. Sebab Yesus Kristus atau Isa Al- Masih adalah Juru Selamat seluruh umat manusia . Bukan Juru selamat umat Kristen saja.”
Efek samping atau implikasi dari semangat dan refleksi Hari Natal ini, bagi saya tentu yang berkaitan dengan nusantara yang kita cintai akan saya kaitkan dengan saya yakini dan sampai detik ini lakukan untuk tanah air tercinta ini juga.
Saya sebisa mungkin untuk membela yang minoritas. Berani melawan arus besar suara-suara yang ia tidak meggemakan keadilan, apalagi yang berpotensi merongrong NKRI dan memaksa keseragaman dalam berfikir dan berpendapat.
Zanza juga menambahkan momen natal yang menjadi pro dan kontra bagi non pemeluk atau internal pemeluknya mungkin memang harus terus ditingkatkan lagi nilai-nilai toleransinya dari tahun ke tahun.
Terutama tahun ini, penghujung 2022 yang vital dan strategis sekali untuk jangka panjang kestabilan Indonesia. Sebentar lagi tahun politik, belum turbulensi persaingan dagang, militer dll di antara negara-negara kuat, dan rebutan bahan suplai industri serta isu lainnya.
Tahun ini, tepatnya di sepanjang 2022 ini ada perubahan tren baru yang menjamur soal kegiatan dan aktivitas bab intoleran.
Momen Natal ini bisa juga menjadi kajian, atau analisa dan survei kecil-kecilan untuk pemerintah membaca situasi terjadinya politik identitas di pilpres nanti.
Catatan sederhana ini saya rangkum demikian, karena terfikir setelah baru saja mendapat undangan dari sahabat-sahabat saya yang merayakan Natal dan juga inisiatif saya untuk menyambung silaturahmi. Disana ada sahabat lama saya, ada juga yang baru berkenalan di lokasi.
Tidak kenal maka tidak sayang. Yang penting kita saling menghargai, bersama-sama menjaga keragaman dan asas kebhinekaan kita junjung tinggi.
Sahabat sejati ialah yang mampu memahami pemikiran dan sudut pandang diri kita secara luas. Tidak mudah termakan oleh buah pikir atau pendapat orang lain. Dan teruslah bergerak dan bekerja untuk keyakinan atau prinsip yang kita yakini benar dan positif untuk negara.
Terakhir, semakin wawasan dan pendidikan kita bertambah, akan semakin tinggi juga toleransinya. Keramahan dan kebijaksaan ibarat ilmu filosofi padi yang akan muncul di dampak atau perbuatannya untuk sesame.
Terakhir saya ucapkan Selamat Hari Natal 2022 untuk sahabat-sahabat saya yang merayakan dan semangat serta doa yang terbaik untuk 2023.
photo: Zanzabella.

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










