Rere Zaniar, Selalu Terimalah Kritik yang Membangun, Baik Itu Pujian Maupun Celaan
Iniloh.com Jakarta- Bagi Rere Zaniar, Cirebon bukan sekadar tempat tinggal, melainkan kanvas yang mewarnai hidupnya dengan cerita.
“Kota Cirebon selalu punya kenangan di setiap momennya. Warganya ramah dan solid. Meski cuacanya panas, selalu ada berkah di balik kota kecil ini,” ujarnya dengan mata berbinar.
Dari jalanan yang dipenuhi aroma rempah khas hingga senyum hangat pedagang pasar, ia tumbuh dengan keyakinan bahwa keunikan kotanya patut diperkenalkan ke dunia.
Perjalanan Rere di dunia sosial media dimulai secara tak terduga.
“Awalnya cuma iseng. Tapi karena ketertarikan saya di dunia kuliner, lambat laun muncul motivasi untuk membuat Cirebon lebih dikenal,” ceritanya.
Ia memanfaatkan platform digital sebagai panggung untuk mempromosikan kuliner lokal, mulai dari nasi jamblang hingga empal gentong, sambil menyelipkan kisah di balik setiap hidangan.
Bagi Rere, kolaborasi dengan brand bukan sekadar transaksi bisnis.
“Kolaborasi akan terjadi ketika kita bisa memberi dampak positif dan punya kepribadian yang menarik. Yang penting, jangan kehilangan jati diri,” tegasnya.
Meski begitu, ia tak menampik bahwa perjalanan ini penuh pasang surut.
“Suka duka pasti ada. Tapi selama kita paham kekuatan dan kelemahan diri, semua tantangan bisa jadi pelajaran,” ungkapnya.
Baginya, konsistensi dan keautentikan adalah kunci bertahan di tengah kompetisi konten yang ketat.
Rere memilih fokus pada dua segmen: kuliner dan kecantikan.
“Kedua hal ini sesuai dengan hobi dan minat saya. Manusia akan selalu kreatif ketika dihadapkan pada situasi tertentu,” katanya.
Ia kerap menggabungkan keduanya, seperti membagikan tutorial makeup sambil merekomendasikan kedai kopi lokal sebagai spot selfie.
Pendekatan ini tidak hanya menunjukkan keahliannya, tetapi juga memperkenalkan potensi Cirebon dari sudut pandang yang fresh.
Bagi Rere, kreativitas bukan soal teknis canggih, melainkan cara berpikir.
“Saya suka eksperimen dengan bahan lokal untuk resep masakan atau mencari inspirasi makeup dari budaya Cirebon. Misalnya, motif batik Mega Mendung bisa jadi ide untuk eyeshadow,” tuturnya.
Ia percaya bahwa kekuatan konten terletak pada kemampuan menyampaikan cerita yang relatable, sekaligus memukau.
Di balik kesibukannya sebagai kreator konten, Rere menjadikan doa sebagai pondasi hidup.
“Harapan saya sederhana: selalu mendoakan yang terbaik, bagaimanapun situasinya,” ujarnya.
Ia meyakini bahwa kerja keras harus diimbangi dengan keikhlasan menerima takdir.
Doa-doa itu tidak hanya untuk kesuksesan pribadi, tetapi juga untuk kemajuan Cirebon.
“Saya ingin kota ini semakin dikenali, bukan hanya karena sejarahnya, tapi juga karena energi kreatif anak mudanya,” tambahnya.
Rere punya pesan khusus untuk pembaca: “Banyak belajar dari orang-orang hebat. Selalu terima kritik yang membangun, baik itu pujian maupun celaan.”
Baginya, kritik adalah cermin untuk introspeksi.
“Jangan takut dianggap tidak cukup baik. Justru itu kesempatan untuk berkembang,” tekannya.
Ia mengajak semua orang untuk tidak berhenti belajar, karena menurutnya, kepuasan terbesar adalah melihat diri sendiri tumbuh melebihi batas yang pernah dibayangkan.
Source image: rere
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
