Retno Wulandari, Sabar, Mulai Aja Dulu!
Iniloh.com Jakarta- Sebagai anak sulung dari dua bersaudara, Retno Wulandari tumbuh dalam naungan nilai-nilai keluarga yang kuat.
Ayahnya, seorang polisi dan dosen dari Yogyakarta, mengajarkannya tentang welas asih dan ketangguhan.
Sementara sang ibu, dengan kesabaran dan kelembutannya, mendidiknya untuk menjadi wanita mandiri.
Berkat pondasi keluarga inilah Retno, yang menghabiskan seluruh hidupnya di Bandung, tumbuh menjadi pribadi yang resilien dan penuh empati.
Di dunia profesional, Retno bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi.
Namun, jiwa wirausahanya muncul selama pandemi ketika ia mendirikan @toko.wooland, yang khusus menjual hampers dessert, buah, dan bunga secara online.
Di tengah kesibukannya, ia menemukan sebuah pelarian yang kemudian mengubah hidupnya: lari.
Awalnya, lari hanyalah aktivitas healing di akhir pekan bersama rekan kerja, berkumpul pukul 6.30 di Saparua dan menjelajahi rute Dago hingga Braga.
Perlahan, hobi ini membawanya bergabung dengan komunitas IndorunnersBandung, di mana ia mendapatkan teman baru dan bahkan medali pertamanya setelah menyelesaikan virtual Jajar Marathon 5K.
Perjalanannya tidak selalu mulus. Retno sempat berhenti lari selama beberapa tahun.
Keputusannya untuk kembali berlari pada Juli 2024, dengan target mengikuti Pocari Run, adalah momen kebangkitan.
Saat itu, menyelesaikan 5K dalam waktu 1 jam terasa sangat berat. Namun, ia tidak menyerah.
Ia mulai perlahan, berlari 2-3 km selama 30 menit di sekitar rumah sebelum berangkat kerja.
Dukungan dari seorang teman yang memberikannya sesi latihan privat dengan Coach Handi selama sebulan menjadi titik balik.
Ia belajar kembali dari nol: cara mengayunkan tangan, mengatur napas, mengikat tali sepatu, hingga memahami istilah-istilah seperti interval, tempo run, dan easy run. Konsistensinya membuahkan hasil nyata.
Dari yang hanya menargetkan bisa lari 5K dengan nyaman di pace 8, ia mengalami transformasi luar biasa: berat badan turun 11 kg, ukuran baju dari XL menjadi S, pikiran lebih tenang, dan energi yang lebih positif.
Bagi Retno, lari adalah pertarungan melawan diri sendiri.
“Mulai aja dulu,” katanya.
Ia menekankan pentingnya kesabaran dan menikmati proses tanpa membandingkan diri dengan orang lain.
“Buatku lari adalah me vs me,” ujarnya.
Ia bahagia menjadi pelari rekreasional yang bisa menikmati sesi lari dan ngopi setelahnya.
Setiap orang, menurutnya, memiliki tujuan dan level kebahagiaannya masing-masing dalam berlari.
Harapannya kini sederhana: menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. Pelajaran terbesar yang ia petik dari lari adalah kesabaran. Pesannya untuk semua orang:
“Lanjutkan, terus melangkah, konsisten, menebar positive & happy vibes.”
Source image: retno

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










