Revasya Trisya, Tetaplah Jadi Versi Terbaikmu!
Iniloh.com Jakarta- Dari tanah Palembang yang sarat kenangan, di mana aroma pempek bercampur dengan tawa masa kecil bermain di halaman sore hari, tumbuhlah seorang pemudi yang merangkul hidup dengan kesadaran penuh: Revasya Trisya.
Bagi Reva, kota kelahirannya bukan sekadar geografi, melainkan mozaik kehangatan warga sekitar yang ramah membentuk fondasi rasa komunitas yang ia bawa hingga kini.
“Masa di sana penuh warna,” kenangnya, sebuah palet emosi yang terus mewarnai perjalanannya.
Kini sebagai mahasiswi semester 5, Reva menjalani ritme hidup yang padat namun penuh makna.
Di sela kuliah, ia aktif magang, menjembatani teori kelas dengan denyut nadi dunia profesional.
“Sukanya bisa belajar hal baru yang nggak diajarin di kelas,” ujarnya dengan mata berbinar, menyebut pemahaman tentang kerja tim dan komunikasi profesional sebagai harta karun.
Meski kerap dihadapkan pada “badan capek dan pikiran penuh”, ia memilih melihatnya sebagai batu pijakan:
“Ini bagian dari proses tumbuh. Bukan soal sempurna, tapi terus berkembang.”
Deg-degan dan lelah tak menyurutkan semangatnya, justru mengukuhkan tekad untuk bergerak maju.
Di tengah kesibukan, Reva dengan sengaja merajut momen-momen kebahagiaan sederhana.
Lapangan tenis menjadi ruang pelampiasannya, sementara traveling memberinya napas udara baru saat waktu memungkinkan.
Namun, ada satu ritual sakral yang tak tergantikan: menyeruput matcha.
“Comfort drink buat aku,” akunya.
Cangkir matcha itu lebih dari sekadar minuman; ia adalah teman setia saat mengerjakan tugas atau menikmati kesendirian yang produktif.
Dalam ritual inilah filosofi hidupnya terangkum:
“Hidup bukan soal buru-buru lulus, tapi tumbuh jadi versi diri yang lebih utuh dan sadar akan arah langkah.”
Harapan Reva untuk masa depan dititipkan dengan doa yang mendalam.
Ia mendambakan “ketenangan di tengah sibuknya hidup” dan kelimpahan dalam berbagai bentuk – cinta, rezeki, waktu, kesehatan, serta dukungan.
Keluarga ia impikan tetap menjadi pelabuhan kehangatan, sementara kariernya ia harapkan selaras dengan nilai-nilai hidup dan ekonomi yang stabil.
Di tengah dunia yang semakin cepat, tekadnya yang paling dalam justru manusiawi: “Semoga kita tetap peduli, tetap manusiawi.”
Pesan yang ia sampaikan untuk pembaca mencerminkan jalan hidup yang ia pilih:
“Tetaplah jadi versi terbaik dari dirimu, bukan versi yang paling disukai orang lain.”
Source image: reva

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










