Revsy Thisantiya: You Didn’t Go Through All That For Nothing!
Iniloh.com Jakarta- Revsy Thisantiya adalah perempuan yang menyimpan keindahan pluralisme dalam darahnya.
Ayahnya berasal dari Cirebon, Jawa Barat, sementara sang ibu berdarah Betawi, Jakarta. Namun, Mojokerto, Jawa Timur, menjadi tanah yang membesarkannya sejak kecil.
“Ayah dulu perantau yang bekerja di Surabaya, jadi kami menetap di Mojokerto. Di sini, aku sekolah dari SD sampai SMA,” ceritanya.
Setelah menempuh pendidikan komunikasi di Universitas Brawijaya, Malang, ia memutuskan menetap di kota tersebut bersama suami dan dua putrinya.
Warisan multikultural dan pengasuhan demokratis orang tuanya membentuknya menjadi pribadi yang menghargai kebebasan bertanggung jawab.
“Orang tua selalu memberi ruang untuk memilih. Dari situ, aku belajar bahwa kebebasan harus diimbangi dengan kesadaran akan batas,” ujarnya.
Passion-nya pada dunia kreatif telah mengakar sejak remaja. Di masa SMA, ia aktif mengikuti lomba fashion dan kerap menjadi model foto.
Minat ini kemudian berkembang serius saat kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi. “Aku suka bikin ide konten, eksperimen video, dan fotografi.Ini jadi bagian dari hidupku,” tutur perempuan yang akrab disapa Revsy ini.
Tak hanya berkutat di dunia kreatif, ia juga merambah wirausaha digital dengan mendirikan beberapa bisnis lainnya.
“Ini tantangan baru. Kalau dulu fokus konten, sekarang harus mikir bisnis sekaligus mengurus tim,” ujarnya.
Meski mengaku sesekali frustrasi saat bekerja dengan tim yang kurang sejalan, ia meyakini bahwa kolaborasi adalah kunci.
“Kerja tim itu paket lengkap: saling dukung dan percaya,” tegasnya.
Kreativitas Revsy tak mengenal batas. Ia membiarkan imajinasi mengalir bebas, lalu segera mencatat setiap ide yang muncul.
“Kalau ada bayangan konsep konten, langsung ku-buat draft. Nggak boleh ditunda!” katanya sambil tertawa.
Prinsip ini tak hanya ia terapkan di pekerjaan, tapi juga dalam menghadapi dinamika hidup.
Untuk menjaga keseimbangan, Revsy memilih menjadi pribadi yang autentik. “Aku nggak denial dengan emosi. Kalau senang, ya tersenyum; kalau sedih, nangis saja. Marah pun harus disampaikan baik-baik,” paparnya.
Baginya, mengakui perasaan adalah cara merawat kesehatan mental.
“Feel it, rasakan semua proses, sekecil apa pun. Itu yang bikin hidup berwarna.”
Di balik kesibukannya sebagai kreator dan pengusaha, Revsy adalah ibu yang berkomitmen mendampingi tumbuh kembang dua putrinya.
Ia percaya bahwa segala hal dalam hidup telah diatur oleh Allah SWT. “Rezeki sudah ada jatahnya.Tugas kita cuma berusaha maksimal dan terus berdoa,” ujarnya.
Keyakinan ini menjadi penopang saat menghadapi hari-hari rumit, baik dalam bisnis maupun keluarga.
Pesan yang ingin ia sampaikan kepada generasi muda Indonesia sederhana namun mendalam:
“You didn’t go through all that for nothing. Kamu tidak melewati semua itu dengan sia-sia.”
Kalimat ini ia jadikan mantra untuk mengingatkan bahwa setiap perjuangan, sekecil apa pun, pasti bermakna.
Melalui Instagram @revsythisa, ia kerap membagikan momen keseharian, dari aktivitas bisnis, konten kreatif, hingga kebersamaan dengan keluarga sebagai bentuk apresiasi pada proses hidup.
Dari Mojokerto ke Malang, dari model foto hingga co-founder startup, Revsy Thisantiya membuktikan bahwa identitas bukanlah kotak yang membatasi.
Dengan demokrasi keluarga sebagai fondasi dan kreativitas sebagai sayap, ia terus melangkah, merangkul setiap peran dengan hati terbuka.
Seperti aplikasi Boonda yang ia rintis, hidupnya adalah ruang di mana kolaborasi, imajinasi, dan ketulusan bersatu menciptakan harmoni.
Source image:revsy

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










