Ria Ariefiana: Jangan Menyerah dengan Ketidakbisaan, Cari Tahu, Teruslah Belajar

Iniloh.com Jakarta- Ria Ariefiana lahir di Jakarta, tepatnya di Jatinegara Barat, Jakarta Timur dan besar di sana sampai SMA.

Ia tinggal bersama dengan sang nenek, om dan juga tantenya karena dulu mamanya selalu ikut ayah sambungnya yang tugasnya pindah-pindah. Walau sejak kecil sampai SMP Ria baru melihat papa

kandungnya, tapi Ria merasa tidak kekurangan kasih sayang keluarga sama sekali.

Buatnya kasih sayang dari keluarga kandung ataupun tidak itu hanya sebuah label, tidak harus dijadikan alasan untuk menuntut kasih sayang dari kandung, yang penting tercukupi dari yang lain.

Namun, meski terbiasa ditinggal bukan berarti dirinya setegar itu, tidak pada jaman itu di mana ia masih labil-labilnya pasti pernah mengalami down kepercayaan diri tapi kembali lagi, ia merasa tidak perlu menjadikan broken home sebagai alasan untuk dirinya hancur.

Baik atau buruknya kita, kita yang ciptakan dan kita yang berhak penuh memilih. Aku aktif menyibukkan diri dari bela diri, sampai teater.

Tempat tinggalku di pinggir jalan besar yang jujur untuk bermain sama tetangga aku nggak punya. Jadi kalau ditanya permainan anak-anak jaman dulu aku cuma kenal dari teman main sekolah, semacam main karet, bola bekel dan lain-lain,” kata Ria.

“Aku orang yang suka belajar banyak hal, sebenarnya aku tomboy dulu, tapi aku ingin banget belajar make up. Dulu mulai setelah melahirkan, aku request me time ingin belajar make up, jadi aku panggil private make up untuk belajar, dari situ aku mulai pelan-pelan explore, lihat-lihat youtube, sampai aku belajar make up art. Dari pakai alat seadanya eyeshadow dan lipstik aja untuk aku kreasikan, sampai pelan-pelan terkumpul,” tambahnya.

Ria juga ikut komunitas-komunitas, collab make up dengan teman komunitas, akhirnya mulai dilirik brand-brand untuk endorse. Sukanya ternyata banyak banget hal yang bisa kita gali seputar make up, jangan pasrah

atau menyerah karena kita tidak bisa. Tidak bisa ya belajar, tinggal kita mau apa tidak. Apalagi zaman sekarang banyak media yang bisa jadi sarana guru kita. Sampai sekarang pun Ria merasa banyak hal yang perlu ia pelajari.

Ia merasa banyak teman-teman sefrekuensi, bisa ketemu di online maupun offline ketika event, dan Ria juga menemukan dua sahabat dari berkecimpung di dunia beauty.

Tidak bisa dipungkiri juga ia merasa senang ketika dapat endorse-an dari yang barter produk sampai yang ada fee-nya.

Tapi Ria selalu ketat memilih produk yang akan ia endorse, ia memastikan produk tersebut sudah BPOM, dan positif buat orang lain.

Namun, kadang memang ada saja hal-hal yang kurang menyenangkan terjadi dalam pekerjaannya ini, misal ketika brand memberi SOW tidak sesuai dengan yang kita dapatkan, kadang kalau review skincare, mereka memberi deadline yang tidak masuk akal, padahal skincare itu kan benar-benar harus kita pakai dulu dan tidak bisa kita lihat hasilnya hanya dalam berapa hari saja.

Ada lagi tawar-menawar fee, dengan kata-kata ‘hanya bikin ini kok’, nyatanya kita bikin simple ataupun wow juga mengeluarkan effort dan ide juga.

Tak jarang juga ada cibiran dari orang-orang awam yang tidak mengerti dunia perkontenan, melihat kita di depan kamera dan belakang ternyata berbeda.

Intinya semua suka dan duka yang dirasakan Ria ia jalani dan ia atasi dengan baik.

“Kalau untuk kreatif berani beda aja sih, jujur aku tipe yang nggak terlalu suka ikutin trend. Jadi, kalau ada trend yang lagi booming apa, aku malah nggak mau, sebenarnya itu justru bagus sih karena udah dibukain jalan tinggal kita ikutin aja, tapi ini aku suka ke jalur yang nyasar sendiri, haha,” gurau Ria.

“Awal nentuin mau di mana menurutku ikuti passion kita bukan orang lain, apa yang kita suka, yang kita kerjain dengan nyaman nah di situ.

Jangan fokus ke uangnya dulu, fokus ke apa yang kita suka dan nyaman lakuin, uang akan mengikuti. Passion yang dibayar, itu akanmenyenangkan,” lanjutnya.

Harapan Ria saat ini cuma bisa berkarya dan bermanfaat selama ia masih hidup. Bisa buat

anak-anaknya bangga nantinya saat bercerita ke teman-teman mereka. Kalau dalam karir tentunya ingin tetap exist baik di konten kreator maupun model dan bisa terpampang nama di wikipedia.

Ekonomi pastinya harus semakin stabil, semakin bisa nabung buat dunia dan akhirat.

Pesan-pesan dari Ria, ia berkata, “Jangan menyerah dengan ‘ketidakbisaan’. Tidak bisa ya belajar, cari tahu. Jangan menyerah dengan ‘usia’, aku kepala 4 masih nggak tau diri pengen tetap nggak mau kalah sama yang muda nih.

Intinya jangan menyerah dengan keterbatasan yang kita punya, selama kita mau mengeksplor diri kita, kita akan nemuin bakat-bakat tak terduga kita kok. Misal ya di luar dunia make up, aku liat orang ngelukis, aku langsung cari info dan nyoba, eh ternyata bisa, liat orang ngerajut, buka youtube nyoba dan bisa dan lain-lain. Push your limits, you will find another you.”

Kisah bagaimana Ria Ariefiana bisa menemukan banyak hal dalam dirinya sendiri mungkin membuat kita tersentuh dan sangat menginspirasi.

Semoga apa yang ia ceritakan dapat memberi kita motivasi dan semangat.

 

Source image: ria

 

You May Also Like

Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik
Indah R Muhartia, Grateful For Small Things, Big Things, & Everything In Between
Indah R Muhartia, Grateful For Small Things, Big Things, & Everything In Between
P. Sari Dwihanday Sukoco, You,ve Done A Good Job, Taking Care Of Yourself Mentally & Physically
P. Sari Dwihanday Sukoco, You,ve Done A Good Job, Taking Care Of Yourself Mentally & Physically
Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja
Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja