Ria Benedita, Do The Best!
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Ciledug, Tangerang, dengan selingan singkat di Cempaka Putih, Jakarta Pusat saat SMP, Ria Benedita adalah anak kampung yang akar lokalnya tak pernah tercerabut.
Meski sempat merasakan denyut ibu kota, hatinya selalu menariknya kembali ke Ciledug, tempat ia menempa identitas dan nilai-nilai kesederhanaan hingga kini.
“Sampai sekarang,” tulisnya, menegaskan ikatan emosional yang kuat dengan tanah kelahirannya.
Ikatan kampung inilah yang mungkin membentuk sifatnya yang hangat, mudah bergaul, dan membumi, bekal berharga untuk perjalanan karier dan passionnya.
Prestasi akademik Ria terukir gemilang di UIN Jakarta.
Sebagai lulusan Manajemen tahun 2018, ia tak hanya menyelesaikan studinya dalam waktu singkat, 3.5 tahun, tetapi juga menyandang gelar Lulusan Terbaik Prodi Manajemen.
Wisuda di bulan Agustus 2018 menjadi gerbang menuju dunia profesional yang dijalaninya dengan tekun.
Hanya berselang dua bulan, tepatnya Oktober 2018, ia sudah menginjakkan kaki di Bank Plat Merah (BUMN).
Perjalanannya dimulai dari posisi paling depan: Customer Service (CS).
Dengan dedikasi dan kompetensi, ia berhasil menapaki tangga karier hingga kini menduduki posisi Associate di Bagian Credit Operational.
Dunia perbankan dengan jam kerja padat dan tanggung jawab besar ia jalani dengan serius.
Namun, di balik rutinitas angka dan analisis kredit, tersimpan jiwa lain Ria yang bersinar: penghibur dan pengikat suasana. Bakatnya sebagai Master of Ceremony (MC) mulai terasah sejak kuliah.
“Dari kuliah aku mulai suka ngemc,” akunya.
Ia menjadi andalan untuk acara kampus maupun berbagai acara di sekitar rumahnya di kampung.
Passion ini tak padam meski telah bekerja. Malah, karier profesionalnya justru membuka pintu baru.
Ia mulai sering diminta menjadi MC untuk acara training internal di banknya. Performanya menarik perhatian bagian SDM, dan sejak itu, ia lumayan sering menjadi MC acara.
Apa rahasianya? Kebahagiaan.
“Aku ngerasa jadi MC itu buat hatiku jadi bahagia. Hahaha,” ungkapnya riang.
Di atas panggung, ia menemukan kenyamanan dan kebebasan:
“Kayak jadi diriku sendiri, semuanya mengalir… ada rada bahagia, bangga, mood jadi bagus ya pokoknya fun kak!“.
Mengelola jadwal padat antara bank dan panggung MC? Ia lakukan di waktu libur atau saat ada acara terkait bagiannya di jam kerja.
Ria menyadari bahwa hidup, seperti pekerjaan, punya dua sisi.
“Well, semua yang ada di dunia ini pasti ada suka dukanya,” ujarnya bijak.
Ada harapan agar segalanya berjalan mulus, tapi kenyataannya penuh pembelajaran, lika-liku, naik turun. Dalam pekerjaan pun, ada tantangan.
Namun, filosofinya sederhana dan kuat: “Cintailah pekerjaanmu sehingga kamu tidak perlu merasa bekerja seumur hidup“.
Prinsip inilah yang mendorongnya untuk selalu berusaha menjalani dengan maksimal, mencintai dan berusaha do the best, sambil mengingat bahwa kesempurnaan hanya milik Allah swt.
Harapan Ria untuk masa depan bersifat universal dan penuh kebaikan: semoga ia dan semua orang baik di dunia ini bisa diperlakukan dengan baik, dapat kesempatan lebih baik, jadi pribadi lebih baik lagi.
Ia mengajak untuk melihat masa lalu sebagai pembelajaran, karena guru terbaik adalah pengalaman.
Kehidupan adalah ujian, dan kalau diuji berarti Allah sayang, dan tandanya kita mau naik kelas kak hehehe.
Harapannya juga menyentuh relasi: semoga dicintai dan disayangi oleh lingkungan, terutama keluarga dan Allah SWT.
Pesan hidup Ria sangatlah berharga, terutama tentang kepercayaan:
“Jagalah kepercayaan seseorang. Karena sekali kamu menghianati orang yang percaya kepadamu, tidak akan ada lagi rasa percaya yang sama.
Cermin yang pecah tidak akan memantulkan gambar yang sama.
Berkata yang jujur, tepati janjimu, jagalah kepercayaan seseorang. Dan teruslah bertumbuh, don’t limit yourself!”
Source image: ria

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










