Rina, Nikmati Setiap Prosesnya!
Iniloh.com Jakarta- Pulau Bangka Belitung, dengan pantai-pasir putihnya yang memesona dan laut biru yang memikat, menjadi tempat Rina menginjakkan kaki pertama kali di dunia ini.
Kota yang penuh dengan sejuta keindahan alam ini, ironisnya, menjadi latar kisah hidupnya yang penuh dengan ujian ketangguhan.
“Aku dari kecil mandiri,” ujarnya, membuka tabir masa lalu yang tak mudah.
Ia dibesarkan bukan oleh ayah atau ibu, melainkan oleh sosok nenek yang berjuang mati-matian.
“Nenek yang berusaha apapun itu demi sekolahin aku,” kenang Rina dengan penuh rasa hormat dan terima kasih.
Kehilangan sosok orang tua di usia dini sudah merupakan beban berat, tetapi takdir menghadiahkannya seorang pejuang dalam wujud nenek.
Namun, jalan hidup Rina bagai diombang-ambing ombak Laut Cina Selatan. Setelah berhasil menyelesaikan sekolah, pilar terakhir yang menopang hidupnya pun pergi:
“Selesai aku tamat sekolah aku juga kehilangan sosok nenek yang udah membesarkan aku.”
Dua kehilangan besar berturut-turut – orang tua di masa kecil, nenek di ambang dewasa – adalah pukulan yang menghadirkan putus asa.
“Tapi akan hal yang membuatku sempat putus asa,” akunya jujur.
Di titik itulah, perjalanan penyembuhan dan penemuan diri yang paling intens dimulai.
“Sampe detik ini aku belajar menyayangi diriku sendiri dan belajar untuk jalanin kehidupan yang penuh dengan cobaan,” ungkap Rina, menggambarkan proses panjang penerimaan dan pemulihan.
Baginya, kunci bertahan adalah mengikhlaskan orang yang kita sayang yang telah tiada dan sayangin diri sendiri lebih baik lagi.
Ia menemukan kebenaran yang mendalam: “Karena siapa lagi yang akan sayangin diri sendiri kalo bukan diri sendiri.”
Pengakuan ini bukan tanda egoisme, melainkan kesadaran akan harga diri dan kebutuhan mendasar untuk merawat diri setelah melewati badai kesedihan.
Kini, Rina menjalani hidup dengan ritme yang ia tentukan sendiri. Ia bekerja di dunia yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang: live streaming game.
“Aku kerja di live streaming game,” katanya, menggambarkan pekerjaan ini sebagai sesuatu yang sangat santai untuk kegiatan apapun dan tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya.
Pekerjaan ini memberinya fleksibilitas dan ruang bernapas, mungkin cocok dengan semangat mandirinya dan kebutuhan untuk mengelola energi emosionalnya.
Suka duka dalam menjalani hidup pasca-kehilangan punya warna tersendiri bagi Rina.
Sukanya terletak pada kebanggaan akan perjuangannya:
“Karena telah berjuang demi kehidupan yang telah aku lalui dan memulai untuk selalu menyusun rencana baik untuk kedepan nya.”
Ada kepuasan menjadi arsitek bagi hidupnya sendiri setelah segala yang terjadi. Dukanya adalah bayangan yang kadang datang:
“Tidak bisa dipungkiri kalo merasa sepi ya pasti.” Namun, semangatnya tak pernah padam.
“Tapi tetap semangat,” tegasnya, menggemakan ketangguhan yang telah menjadi bagian dari karakternya.
Pesan yang ingin Rina sampaikan kepada siapa pun yang membacanya adalah intisari kebijaksanaan yang ia peroleh dari jalan terjal hidupnya:
“Selalu belajarnya dari kehidupan yang telah kita lalui, nikmati setiap prosesnya dan selalu menjadi pribadi lebih baik lagi setiap waktu nya.
Karena hal baik akan selalu datang untuk kita semua. Apapun yang kita tabur itulah yang akan kita tuai nanti nya.”
Source image: rina

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










