Riska Wati, Kita Tak Perlu Menunggu Sempurna untuk Memulai!

Iniloh.com Jakarta- Di tengah gemuruh dunia digital, di mana konten seringkali diukur dari viralitas semata, Riska Wati hadir dengan warna berbeda.

Perempuan 20-an asal Subulussalam, Aceh, ini memilih fokus pada konten self-growth yang mengajak anak muda berpikir kritis tentang kesehatan mental, motivasi, dan pertumbuhan diri.

Tak hanya menjadi suara di layar ponsel, ia juga merintis bisnis produk kesehatan-kecantikan sambil menyelesaikan studi Bimbingan Konseling Islam.

Baginya, perjalanan ini bukan sekadar karier, melainkan panggilan hati.

Riska lahir dan besar di Subulussalam, Aceh—kota kecil yang ia gambarkan sebagai tempat “adem dengan kenangan manis dan keluarga hangat”.

Dari sana, Riska belajar arti ketangguhan. “Keluarga kami sederhana, tapi Ayah selalu bilang, ‘Ilmu adalah harta yang tak akan dicuri’. Itu yang memacu semangatku,” ujarnya.

Meski fasilitas terbatas, ia rajin mengikuti kompetisi debat agama dan pelatihan kepemudaan di masjid setempat.

Pengalaman inilah yang membentuknya menjadi pribadi kritis dan peduli pada isu psikologi.

Aku sadar, banyak anak muda di daerah punya potensi besar, tapi sering terhambat rasa tidak percaya diri. Aku ingin membantu mereka,” katanya.

Sebagai mahasiswa Bimbingan Konseling Islam, Riska kerap menyelami teori psikologi dan konseling. Namun, ia merasa ilmu itu tak boleh mengendap di kampus.

Pada 2022, ia membangun platform Instagram @riska_wati05, menyajikan konten seputar self-love, manajemen stres, hingga tips produktif ala anak muda. Gaya bahasanya santai, sarat analogi kehidupan sehari-hari.

Aku enggak mau jadi seperti mentor yang menggurui. Aku lebih suka berbagi seolah curhat ke teman,” tuturnya.

Kontennya pun tak melulu serius. Ia kerap mengunggah reels berbalut musik kekinian, seperti “3 Ciri Kamu Terlalu Keras ke Diri Sendiri” atau “Cara Move On dari Kegagalan ala Anak Kost”.

Dalam setahun, akunnya diikuti lebih dari 10 ribu anak muda. “Banyak yang DM-ku cerita tentang masalah keluarga atau insekuritas. Aku senang bisa jadi teman bicara mereka,” ucap Riska.

Di tengah kesibukan kuliah dan membuat konten, Riska merambah dunia bisnis dengan meluncurkan merek produk kesehatan dan kecantikan berbahan alami Aceh pada awal 2024.

Ini cara lain untuk berkontribusi. Produk seperti minyak aromaterapi atau skincare herbal bisa jadi teman perawatan diri,” jelasnya.

Ia menggandeng ibu- rumah tangga setempat untuk produksi, menggali potensi lokal sambil memberdayakan perempuan.
Meski begitu, perjalanannya tak lepas dari keraguan.

Aku sering overthinking: ‘Apa bisnisku akan laku? Apa kontenku cukup berbobot?’ Tapi aku ingat pesan Ayah: ‘Mulailah, lalu sempurnakan sambil jalan’,” katanya sambil tersenyum.

Riska tak menampik bahwa menjadi figur publik di media sosial kerap membuatnya insecure.

Lihat konten kreator lain yang lebih keren, kadang bikin minder. Tapi aku selalu ingatkan diri: ‘Perbandingan paling tepat adalah diri kamu hari ini dengan yang kemarin’,” ujarnya, mengutip salah satu caption di Instagram-nya.

Ia juga terbuka tentang perjuangannya melawan sindrom penipu (impostor syndrome).

Aku bukan psikolog, tapi ingin tetap bisa membantu. Solusinya, aku terus belajar dan kolaborasi dengan ahli,” jelas mahasiswa yang kerap mengikuti webinar psikologi ini.

Bagi Riska, kesuksesan bukanlah tentang pencapaian instan.

Kamu enggak perlu sempurna untuk memulai. Justru, dengan memulai, kamu bisa mendekati kesempurnaan,” katanya, menekankan pentingnya konsistensi.

Doanya sederhana: ia ingin anak muda punya mental tangguh, keluarga harmonis, dan rezeki yang berkah, nilai-nilai yang ia pegang sejak kecil.

Kini, Riska sedang merancang workshop offline tentang kesehatan mental untuk remaja Aceh.

Impianku besar: membangun komunitas yang mendukung pertumbuhan diri, dari Aceh untuk Indonesia,” tandasnya.

Melalui cerita Riska Wati, kita diajak memahami bahwa self-growth bukan tentang menjadi sempurna, tetapi berani melangkah dengan segala ketidaktahuan.

Seperti Aceh yang bangkit dari ujian sejarah, Riska membuktikan: asal ada niat, perubahan bisa dimulai dari mana saja.

 

Source image: riska

You May Also Like

Allea Namara, Jangan Ragu Coba Hal Baru Siapa Tahu Temukan Bakat Terpendam 
Allea Namara, Jangan Ragu Coba Hal Baru Siapa Tahu Temukan Bakat Terpendam 
Nova Nabila, Tiada Kata Terlambat Untuk Gapai Mimpi
Nova Nabila, Tiada Kata Terlambat Untuk Gapai Mimpi
Stevilia Putri, Dunia Ini Luas Jangan Stuck di Satu Tempat
Stevilia Putri, Dunia Ini Luas Jangan Stuck di Satu Tempat
Irene Dave, Nikmati Setiap Prosesnya, Pemeran Utama di Hidup Ini Adalah Kita Sendiri 
Irene Dave, Nikmati Setiap Prosesnya, Pemeran Utama di Hidup Ini Adalah Kita Sendiri 
Princesza Leticia, Ciptakan Lingkaran Pertemanan Positif, No Bully No Toxic
Princesza Leticia, Ciptakan Lingkaran Pertemanan Positif, No Bully No Toxic
Gadis Midori E. P., Lakukan yang Terbaik dan Serahkan Sisanya Pada Tuhan 
Gadis Midori E. P., Lakukan yang Terbaik dan Serahkan Sisanya Pada Tuhan