Roro Wulan, Teruslah Belajar, Sekecil Apapun Peluangnya. Bersyukur, Tapi Jangan Cepat Puas
Iniloh.com Jakarta- Di balik kemasan produk kosmetik yang memesona, ada kisah panjang kegagalan, pembelajaran, dan tekad baja seorang perempuan Jakarta.
Roro Wulandari, atau disapa Wulan pebisnis di industri maklon kosmetik, membuktikan bahwa kesuksesan bukan tentang seberapa cepat kita sampai, tapi seberapa kuat bertahan melewati jalan terjal.
Lahir di Jakarta, Wulan sempat merasakan hidup berpindah-pindah kota mengikuti tugas sang ayah.
Namun, sejak 1991, ia kembali menetap di Ibu Kota. Pengalaman ini memberinya pelajaran berharga:
“Hidup di berbagai tempat mengajarkanku adaptasi. Itu bekal penting saat harus bernegosiasi dengan banyak klien dari beragam budaya,” ujarnya.
Jakarta, baginya, adalah rumah sekaligus simbol perjuangan, kota di mana mimpi harus diperjuangkan dengan keras.
Wulan memulai karir bisnisnya pada 2010 dengan mendirikan media berbasis Muslim. Sayang, kurangnya pengalaman dan modal memaksa ia mengubur proyek tersebut.
“Saat itu, aku sadar: passion saja tak cukup. Harus ada strategi dan kesiapan mental,” akunya.
Tak patah arang, di 2014 ia mencoba peruntungan baru dengan bisnis skincare impor bersama mitra dari Malaysia dan Singapura.
Namun, perbedaan visi membuat usaha ini kandas.
“Aku belajar etos kerja dari mereka, tapi kolaborasi harus sejalan nilai-nilai,” tuturnya.
Kegagalan kedua ini justru membawanya pada titik balik.
Pada 2018, Wulan memutuskan terjun ke industri maklon kosmetik, perusahaan yang memproduksi merek kosmetik untuk klien. Bisnis ini ia tekuni hingga kini.
“Aku ingin membantu UMKM memiliki produk berkualitas tanpa harus punya pabrik sendiri,” jelasnya.
Dari sini, ia menemukan passion sejati: menjadi bagian dari perjalanan merek-merek kecil menuju kesuksesan.
Di awal karirnya di industri kosmetik (2018-2022), ia hanya punya waktu untuk keluarga di akhir pekan.
“Aku sempat merasa bersalah, tapi keluarga justru memberi dukungan penuh,” kenangnya.
Kini, dengan sistem kerja remote yang lebih fleksibel, ia bisa membagi waktu antara mengawal produksi di pabrik dan menemani sang buah hati.
“Teknologi membantuku tetap produktif tanpa mengorbankan waktu berkualitas dengan orang tersayang.”
Bagi Wulan, kesuksesan tak berarti tanpa kontribusi sosial.
Ia berharap masyarakat bisa saling membangun dengan memilih lingkaran pertemanan yang positif.
“Kita adalah cermin dari orang-orang di sekitar. Pilih teman yang menginspirasi, bukan meracuni,” pesannya.
Ia juga menekankan pentingnya kasih sayang antar sesama:
“Di dunia bisnis yang keras, manusia tetap perlu kehangatan.”
Prinsip hidup Wulan sederhana:
“Teruslah belajar, sekecil apa pun peluangnya. Bersyukur, tapi jangan cepat puas.”
Ia juga meyakini bahwa kerja keras harus diimbangi dengan tawakal.
“Allah tak akan mengubah nasib kita jika kita tak berusaha.
Tapi, hasil akhirnya kita serahkan pada-Nya,” ujarnya, mengutip filosofi yang mendasari setiap langkahnya.
Source image: wulan

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










