Rosita Agustin, Keep Going!
Iniloh.com Jakarta- Di sudut Jawa Timur yang asri, terdapat sebuah kota kecil yang menyimpan cerita tentang awal mula perjalanan hidup Rosita Agustin.
Perempuan yang dengan bangga menyatakan diri sebagai “asli Magetan” ini menggambarkan kampung halamannya sebagai tempat yang sejuk dan penuh kehangatan.
Masa kecilnya diwarnai oleh lingkungan yang ramah dan tenang, di mana nilai-nilai kesederhanaan dan kerja keras ditanamkan sejak dini.
Fondasi inilah yang kelak menjadi bekal berharganya saat ia memutuskan untuk merantau dan mengukir identitasnya sendiri.
Dorongan untuk mandiri dan bermanfaat menjadi motivasi utama Rosita dalam membangun karier.
Perjalanan profesionalnya dimulai dari dunia kuliner dengan merintis Bakso Selaras, sebuah usaha yang tidak hanya tentang mencari nafkah tetapi juga tentang berbagi kehangatan melalui makanan.
Namun, jiwa kreatifnya tidak berhenti di sana. Ia pun merambah dunia beauty dan menjadi Makeup Artist (MUA), mengeksplorasi bakatnya dalam mempercantik dan memberdayakan perempuan lain.
Setiap tantangan dalam bisnis dan kariernya tidak ia lihat sebagai halangan, melainkan sebagai proses yang membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat dan kreatif.
Bagi Rosita, suka dan duka adalah dua sisi mata uang yang sama-sama berharga.
Sebagai seorang perempuan multitalenta yang menjalankan berbagai peran, manajemen waktu adalah kunci baginya.
Rosita terbiasa membuat jadwal terstruktur untuk menyeimbangkan antara tuntutan kerja dan kehidupan pribadi.
Di sela-sela kesibukannya, ia dengan sadar meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang ia cintai: traveling, membuat konten, atau sekadar ‘me-time‘.
Momen-momen inilah yang menjadi cara baginya untuk recharge energi, menjaga agar semangat dan kreativitasnya tetap menyala.
Harapan dan doa Rosita untuk masa depan mencerminkan kedewasaan dan kerendahan hatinya.
Ia ingin terus bertumbuh secara holistik, tidak hanya dalam karier tetapi juga dalam keluarga dan kesehatan.
“Semoga bisa tetap jadi pribadi yang rendah hati, bermanfaat, dan membawa hal baik untuk banyak orang,” ujarnya.
Ini menunjukkan bahwa kesuksesan baginya bukanlah soal pencapaian materi, melainkan tentang sejauh mana ia dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Yang paling menyentuh adalah pesan yang ingin ia sampaikan kepada generasi pertama dan “sandwich generation” – mereka yang terjepit antara tanggung jawab mengurus orang tua dan membiayai generasi berikutnya.
Dengan kalimat yang penuh empati, ia menulis:
“To every firstborn and sandwich generation , you are not behind.
You’re just busy fixing what wasn’t built for you, while building something better for the next.
Keep going, the world may not always see it, but your quiet effort is shaping a stronger future.”
Source image: rosita

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










