Rossita Yuniar, Mulailah Bergerak dari Hal Kecil
Iniloh.com Jakarta- Takdir membawa Rossita Yuniar ke tanah Ngawi, Jawa Timur, mengikuti sang suami. Namun, jauh dari kesan terpaksa atau sekadar ikut, Rossita justru jatuh cinta pada kota ini.
“Aku malah suka banget di Ngawi daripada di kampung sendiri,” akunya, merujuk pada slogan khas daerah itu yang ia rasakan betul: “Ngawi Ramah”.
Keramahan masyarakat, atmosfer yang nyaman, dan rasa diterima dengan hangat telah menjadikan Ngawi bukan sekadar tempat tinggal, melainkan rumah baru yang ia pilih dengan sepenuh hati.
Di sini, di tengah kesederhanaan kehidupan kota kabupaten, Rossita menemukan ruang untuk tumbuh, bukan hanya sebagai istri dan ibu, tetapi juga sebagai pribadi yang terus berkembang.
Peran utama Rossita adalah sebagai ibu rumah tangga yang mengurus dua anak laki-lakinya.
Namun, di antara rutinitas mengasuh dan mengelola rumah tangga, ia menemukan sumber energi dan kebahagiaan baru: olahraga.
Minatnya pada aktivitas fisik mulai menggelora sejak tahun 2019 dan semakin tekun digeluti di tahun 2023, dengan yoga sebagai pilihannya saat itu. Titik balik terjadi di Mei 2024.
Saat itulah, rasa suka pada aktivitas lari muncul dan dengan cepat menyalakan api semangatnya.
Dan bukan sembarang lari; jiwa petualang Rossita yang telah tertanam sejak masa SMA, di mana ia suka naik gunung, menemukan saluran ekspresi yang sempurna, trail running.
Berlari di jalur-jalur alam berbukit, menapaki medan yang menantang, mengingatkannya pada kecintaannya akan pendakian dan membawa kebahagiaan yang berbeda.
Bagi Rossita, dunia lari, terutama event-event yang diikutinya, adalah sumber sukacita yang besar.
“Banyak sukanya sih, soalnya tiap event pasti dapet teman baru,” ujarnya bersemangat.
Komunitas dan persahabatan baru yang lahir dari semangat kebersamaan di garis start dan finish menjadi vitamin bagi jiwanya.
Sejauh ini, ia lebih sering mengikuti lomba jarak 5K dan 10K.
Tak jarang pula ia mencoba tantangan lebih tinggi, meski dua kali mencoba lari 30K harus berakhir dengan COT (Cut Off Time), tidak berhasil menyelesaikan dalam batas waktu yang ditentukan.
Namun, kegagalan ini bukanlah akhir, melainkan bahan bakar.
“Next harus lebih giat latihan lagi,” tekadnya bulat.
Untuk mencapai itu, disiplin latihan dijaga ketat: kombinasi lari, gym, dan yoga diatur jadwalnya dalam seminggu, dengan komitmen hanya satu hari istirahat (restday). Konsistensi inilah senjatanya.
Harapan Rossita sederhana namun berdampak luas: “Supaya semua orang mulai olahraga.”
Ia menyadari kekuatan contoh nyata.
“Jujur banyak yang DM aku kalo lihat postingan olahragaku pasti mereka ikut olahraga,” ceritanya, tak menyangka aktivitasnya bisa menjadi pemicu bagi orang lain.
Perasaan ini membahagiakannya.
“Ikut seneng sih bisa jadi inspirasi.” Menjadi katalisator bagi orang lain untuk memulai hidup lebih sehat memberinya kepuasan tersendiri, jauh melampaui pencapaian pribadi di jalur lari.
Pesan yang ingin Rossita bagi pada semua orang adalah mantra yang telah ia buktikan sendiri:
“Mulailah bergerak dari hal kecil, nanti lama kelamaan bisa jadi kebiasaan atau rutinitas.”
Ia memahami bahwa memulai seringkali menjadi hambatan terbesar. Tidak perlu langsung lari marathon atau menghabiskan berjam-jam di gym.
Langkah kecil, konsisten, adalah kuncinya. Dan bagi Rossita, olahraga telah berubah dari sekadar kegiatan menjadi napas keseharian.
“Nah olahraga sudah jadi rutinitasku tiap hari,” ujarnya dengan senyuman penuh syukur.
Setiap langkah di jalanan Ngawi, setiap tarikan napas dalam pose yoga, setiap tanjakan berbatu di jalur trail, dan setiap keringat yang bercucuran di gym, adalah bagian dari ritme hidup barunya sebuah ritme yang penuh syukur, kesehatan, kebahagiaan, dan inspirasi.
Source image: rossi
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
