Rully Lucky, Setiap Langkah, Sekecil Apapun, Adalah Progres
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Singaraja, Bali, Rully Lucky atau di sapa adalah perpaduan harmonis antara darah Jawa dari sang ayah dan kearifan Bali dari ibunya.
“Saya bersyukur dibesarkan di pulau Dewata yang penuh kehangatan dan adat istiadat yang kental,” ujarnya.
Kehidupan masa kecilnya diwarnai oleh dua budaya: disiplin dan kesederhanaan Jawa, serta keramahan dan spiritualitas Bali.
Kombinasi ini membentuknya menjadi pribadi yang lentur dalam menghadapi dinamika hidup, sekaligus teguh memegang nilai-nilai lokal.
“Bali mengajarkanku arti kebersamaan, sementara darah Jawa mengingatkanku untuk selalu rendah hati,” tambahnya.
Setelah lulus dari Universitas Negeri Udayana pada 2009, Rully memulai karier di industri perbankan.
Perjalanannya tidak instan. Ia berpindah dari satu bank ke bank lain, menghadapi tantangan adaptasi dan kompetisi, hingga akhirnya mendarat di salah satu bank BUMN.
“Di sini, saya belajar bahwa konsistensi dan kesabaran adalah kunci. Tidak semua hal bisa diraih dalam semalam,” ungkapnya.
Selama 14 tahun, ia mengumpulkan pelajaran berharga: dari mengelola stres, memahami kompleksitas sistem keuangan, hingga membangun relasi profesional.
Baginya, kerja keras bukan sekadar mengejar promosi, tetapi tentang memberi nilai terbaik di setiap peran yang diemban.
Jika ada hal yang tak terduga dalam hidup Rully, itu adalah kecintaannya pada olahraga lari.
“Awalnya, saya benci lari. Bergabung dengan komunitas Pelari Hore di Denpasar pun hanya untuk menambah teman,” akunya.
Namun, perlahan, langkah demi langkah mengubah persepsinya. Ia menyadari bahwa lari bukan sekadar soal kecepatan atau mengejar rekor.
“Ini tentang kesabaran, menikmati setiap rute, dan mensyukuri kemampuan diri sendiri,” jelasnya.
Baginya, garis finish hanyalah puncak dari perjalanan yang penuh pembelajaran.
Dukungan komunitas dan orang terdekat menjadi penyemangat terbesarnya.
“Mereka memberiku vibes positif. Saat lelah, ingatan pada tawa bersama di tengah latihan membuatku terus melangkah,” tuturnya.
Kini, lari bukan hanya hobi, tetapi metafora hidup yang ia pegang:
“Hidup itu seperti lari. Kadang kita perlu sprint, kadang cukup jalan kaki. Yang penting, nikmati prosesnya.”
Di balik kesibukannya sebagai profesional dan pelari, Rully memiliki harapan sederhana namun mendalam:
“Saya ingin selalu memberikan versi terbaik dari diri saya, baik untuk keluarga, pekerjaan, maupun lingkungan sekitar.”
Ia bertekad menebar inspirasi melalui tindakan kecil, seperti mendukung rekan kerja, berbagi semangat di komunitas lari, atau sekadar menjadi pendengar yang baik bagi orang terdekat.
“Kebaikan tidak harus besar. Sedikit energi positif, jika konsisten, bisa jadi virus yang menyebar,” ujarnya.
Doanya untuk masa depan pun sarat makna:
“Semoga saya bisa terus tumbuh sebagai pribadi yang bermanfaat, dan keluarga selalu diberi kesehatan serta kebahagiaan.”
Kepada pembaca di seluruh Indonesia, Rully berpesan:
“Dalam hidup, adakalanya kita harus berlari, kemudian sesekali berjalan, hingga garis tujuan tercapai dengan sukacita dan rasa syukur.”
Ia mengajak semua orang untuk tidak terpaku pada kecepatan, melainkan fokus pada konsistensi.
“Jangan malu jika harus melambat. Yang penting, jangan berhenti. Setiap langkah, sekecil apa pun, adalah progres.”
Baginya, kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses untuk memahami diri sendiri.
“Syukuri apa yang sudah kita capai, lalu bangkit lagi. Hidup ini terlalu indah untuk diisi dengan keluh kesah,” tandasnya
Source image: rully

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










