San Effendy, Terus Berusaha Berjuang untuk Seseorang yang Berjuang di Kota Orang
Iniloh.com Jakarta- San Effendy, seorang gadis asal Desa Panjalu, Kabupaten Ciamis, adalah sosok yang penuh inspirasi.
Tinggal di sebuah kampung yang sejuk dengan keindahan alam Situ Lengkong sebagai daya tarik utama, San tumbuh dalam lingkungan yang ramah dan toleran.
Kehidupan di desa yang hangat dan penuh cinta keluarga mengajarkannya nilai-nilai saling menghormati.
Orang tuanya, meski terpaut usia 17 tahun, menjadi teladan dalam mendidik anak-anak mereka dengan cara berpikir yang modern dan tidak kuno.
San hanya memiliki satu adik laki-laki yang saat ini menjadi mahasiswa baru.
Meski berasal dari desa, San kini menetap di Kota Cilegon sebagai karyawan swasta di sebuah rumah sakit, bertugas sebagai admin pendaftaran.
Perjalanan hidupnya tak lepas dari semangat berwirausaha. Saat masih SMA pada tahun 2018, ia memulai bisnis makanan yang sukses hingga mampu menjangkau pengiriman ke Cirebon dan Depok.
Kegigihan dan kreativitasnya terus berkembang melalui berbagai aktivitas yang ia ikuti, seperti menjadi bagian dari Karang Taruna Desa dan Komunitas Wayang Landung Panjalu.
Lewat organisasi tersebut, San kerap terlibat dalam berbagai acara besar, termasuk ulang tahun Bank BJB ke-64 di Semarang, ulang tahun BRI ke-123 di Jakarta, Parade ASEAN, Pesona Indonesia JAGIR, dan sejumlah festival lainnya.
Tak hanya aktis secara sosial, San juga dikenal sebagai konten kreator.
Awalnya, ia membuat video pendek untuk sekadar hiburan. Namun, videonya yang berjudul “MELAPORKAN” tiba-tiba viral dan membuatnya dikenal luas.
Konsep video itu berkembang menjadi ciri khas unik, di mana ia tampil seperti pembawa berita, tetapi justru menyampaikan quotes yang memotivasi.
Kreativitasnya ini membawanya mendapatkan penonton setia di media sosial, bahkan beberapa endorsement sebagai tambahan penghasilan.
Bergabung dengan Karang Taruna memberikan San pengalaman berharga. Meski tak jarang harus menghadapi kesulitan, seperti ketika proposal acara tidak sesuai anggaran, ia tetap melangkah maju.
Baginya, kebahagiaan dari membangun relasi, membuka peluang bisnis, hingga belajar bergaul dengan para pejabat menjadi pelajaran hidup yang tak ternilai.
Di Komunitas Wayang Landung, San merasa bangga dapat melestarikan seni daerah meski terkadang harus menghadapi tantangan fisik, seperti berjalan tanpa alas kaki dalam parade.
Sebagai konten kreator, San juga mengalami pasang surut. Ketika jumlah penonton turun, ia sering merasa bingung menentukan konten berikutnya.
Selain itu, pekerjaannya di rumah sakit sering kali menyita waktu untuk membuat video.
Namun, ia tetap menganggap aktivitas ini sebagai hiburan, apalagi dengan adanya dukungan seperti endorse yang memberikan penghasilan tambahan.
Pesannya sederhana namun kuat: “Terus berusaha dan berjuang, untuk seseorang yang hidup di kota orang.”
Kalimat ini mencerminkan semangat San sebagai pemuda desa yang merantau, tetapi tetap membawa nilai-nilai lokal yang ia banggakan ke mana pun ia pergi.
Source image: san efendy

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










