Sarah Layyina, Jangan Tunggu Momen Sempurna!
Iniloh.com Jakarta- Di tengah hiruk-pikuk Jakarta Selatan, ada sebuah rumah yang bukan hanya sekadar tembok dan atap.
Bagi Sarah Layyina, rumah itu adalah saksi bisu seluruh perjalanan hidupnya.
Sejak lahir hingga kini menginjak dewasa, ia tinggal di tempat yang sama, di lingkungan yang tidak hanya ramah, tetapi terasa seperti keluarga.
“Tetangga kami sangat ramah, terutama Yasmin, sahabat saya sejak bayi yang tinggal di sebelah,” kenang Sarah dengan senyum.
Namun, kesan paling dalam justru datang dari keluarganya sendiri yang hangat dan penuh dukungan. Baru-baru ini ia menyadari suatu hal berharga:
“Aku baru paham, rumah itu adalah di mana keberadaan keluargaku berada, bukan sekedar bangunan.”
Fondasi cinta dan dukungan inilah yang menjadi kekuatan utamanya.
Saat ini, Sarah adalah mahasiswi Psikologi Universitas Indonesia yang sedang menempuh semester 7.
Di tengah kesibukan akademis yang padat, termasuk persiapan magang dan skripsi, ia juga aktif berkarier sebagai Content Creator.
Perkembangannya mungkin tidak selalu cepat dan mudah, namun ia mensyukurinya.
Lalu, dari mana energi untuk berbagai aktivitas kreatif, traveling, dan kontennya? Jawabannya terletak pada kepribadiannya yang super ekstrovert.
“Aku suka banget berkegiatan setiap harinya, mencoba hal dan ilmu baru. Dan hobi banget travelling,” ujarnya.
Baginya, hidup adalah kanvas untuk diisi dengan pengalaman-pengalaman berwarna.
Seperti dua sisi mata uang, profesi yang ia jalani memiliki suka dan duka. Sukanya jelas: fleksibilitas.
Ia bisa mengatur waktu antara kuliah dan kesibukan lainnya, mendapatkan banyak pengalaman pembelajaran, mengeksplorasi berbagai jenis konten, memiliki platform untuk berbagi, serta memperluas relasi.
“Intinya, jadi bisa bersyukur lebih banyak,” tambah Sarah.
Namun, dukanya tak kalah nyata. Tantangan terbesar adalah membagi waktu dan kelelahan yang kerap melanda.
“Kadang susah bagi waktu dan sangat cape, gak ada waktu istirahat, ditambah prioritas utamaku tetaplah akademik,” akuinya dengan jujur.
Ketika ditanya tentang harapan dan doa baiknya untuk semua bidang kehidupan, jawaban Sarah terasa sangat personal dan mendalam.
Ia tidak menginginkan kesempurnaan, tetapi keseimbangan.
“Aku cuma berharap kita semua bisa punya hidup yang seimbang; keluarga yang hangat, karier yang bikin hati terisi, rezeki yang cukup tanpa harus kehilangan ketenangan.”
Ia juga menekankan pentingnya kesehatan yang tak hanya fisik, tetapi juga mental, serta relasi sosial yang membuat seseorang merasa diterima apa adanya.
Harapan terindahnya adalah semoga setiap orang menemukan “rumah”-nya sendiri, baik dalam orang-orang tercinta, mimpi yang dikejar, atau bahkan di dalam dirinya sendiri.
Untuk pembaca di seantero Indonesia, Sarah Layyina memiliki pesan yang mengingatkan kita akan kemanusiaan.
“Kadang kita suka lupa kalau setiap orang lagi berjuang dengan ceritanya masing-masing. Jangan lupa hargai sesama, jangan pandang siapapun sebelah mata.
Dan berterima kasihlah kepada diri sendiri atas segalanya. Jangan tunggu momen sempurna, karena kamu sendiri yang menciptakannya lewat aksi nyata!”
Source image: sarah

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










