Sekar, Selalu Ingatkan Diri Sendiri untuk Mudah Bersyukur dengan Hal-Hal Kecil!
Iniloh.com Jakarta- Dari tanah Medan yang hangat, Sekar tumbuh bagai tunas yang disirami kearifan lokal.
“Saya sangat bahagia lahir dan besar di sini, dikelilingi orang-orang beradab tinggi dan kehangatan luar biasa,” ujarnya, matanya berbinar mengingat masa kecil.
Udara sejuk kota kelahirannya bukan hanya tentang geografis, melainkan metafora ikatan keluarga dan keramahan warga yang membentuk jiwanya.
Di antara gemuruh kota metropolitan terbesar ketiga Indonesia itu, nilai-nilai kesederhanaan dan humanisme melekat kuat dalam sanubarinya.
Karirnya bermula di belakang meja administrasi perusahaan mebel Medan – dunia yang jauh dari keringat dan track lari.
“Awalnya aku tak suka olahraga,” ia tertawa jujur.
Namun satu peristiwa hidup yang ia simpan rapat mengubah segalanya.
Entah itu patah hati, kejenuhan, atau pencarian jati diri, yang jelas lari menjadi katarsisnya.
Kini, aktivitasnya di komunitas run sport bukan sekadar hobi, tapi bagian dari identitas:
“Dukanya? Kita menyiksa kaki untuk lari, padahal yang sakit sebenarnya hati,” selorohnya filosofis.
Tapi justru di situlah keajaiban terjadi: “Sukanya adalah proses tumbuh, berproses, dan sembuh lewat setiap langkah!”
Event lari pun menjelma terapi jalanan baginya.
Mulai dari fun run 5K hingga marathon lokal, medan balap menjadi tempat ia bercakap dengan diri sendiri. Latihan? Ia tak bound by jadwal ketat.
“Lari itu sahabat, bukan majikan,” katanya.
Kadang ia menyapa fajar di trotoar sepi, sesekali mengejar senja sembari melepas penat.
Yang konsisten: ritme langkah sebagai ruang meditasi modern, tempat suara jujur hati paling terdengar jelas.
Harapannya untuk hidup sederhana tapi mendalam:
“Semoga aku terus bertumbuh di tengah manusia penuh kehangatan, sehat jiwa-raga, bahagia lahir-batin, plus kaya raya, amin!”
Doa ini merangkul semua aspek: keluarga yang solid, karir yang memberdayakan, ekonomi stabil, hingga kesehatan mental sosial.
Baginya, kekayaan bukan angka di rekening, tapi kemampuan berbagi kebahagiaan.
Untuk kita semua, Sekar berpesan seperti mutiara dari pengalaman larinya:
“Selalu ingat: syukuri hal-hal kecil! Bahagiailah ia meski dunia bilang tak berarti.
Karena makin besar rasa syukur, makin sering pula kita merasakan ketenangan dan kebahagiaan sejati.”
Ia tak hanya berlari mengejar finish line, tapi merajut makna di setiap tarikan napas.
Dari Medan untuk Indonesia, langkahnya adalah bukti: kadang, menyembuhkan hati dimulai dari memberanikan kaki melangkah.
Source image,: Sekar

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










