Sella Sanely, Jangan Pedulikan Orang yang Membencimu!
Iniloh.com Jakarta- Jakarta bukan sekadar tempat kelahiran bagi Sella Sanely, tetapi panggung awal yang mempertemukannya dengan realitas kehidupan yang keras sejak dini.
“Masa kecil ku traumatis yang gabisa aku ceritakan,” ungkapnya dengan lapang, memilih untuk tidak membenamkan diri dalam luka, tetapi fokus pada cahaya yang menyelamatkannya: seorang ibu yang hebat dan bertanggung jawab.
Pengalaman masa kecil yang kelam ini justru membentuk satu harapan yang menjadi poros hidupnya:
“Semoga aku bisa menjadi ibuku dan rumah yang sebenar-benarnya untuk anak ku.”
Impian menjadi rumah bagi anaknya tempat yang aman, hangat, dan penuh cinta menjadi misi utamanya, sebuah janji untuk memutus siklus dan membangun fondasi kasih yang tak tergoyahkan.
Dunia konten kreator menemukan Sella secara tak terduga, beriringan dengan kehadiran buah hatinya.
“Setelah anak ku lahir,” ia mulai memposting kelucuan anak di TikTok dan Instagram.
Apa yang awalnya hanya luapan kasih sayang seorang ibu, ternyata berbuah manis.
“Mungkin itu yang disebut rezeki datang melalui anak,” ujarnya, bersyukur atas berkah yang mengalir.
Senangnya menjadi konten kreator jelas: “Gak perlu keluar modal untuk kebutuhan anak karena udah di supply brand“.
Namun, seperti dua sisi mata uang, ada juga duka: tantangan membagi waktu antara mengurus anak dan take content. Tantangan terbesarnya?
Menunggu mood anak yang suka naik turun. Menjadi kreator ibu berarti menari di atas ketidakpastian mood si kecil, menuntut kesabaran ekstra dan fleksibilitas.
Menghadapi tantangan itu, Sella punya tips kreatif yang tegas dan berorientasi aksi: “Selalu memikirkan nanti gimana, bukan gimana nanti“.
Ini adalah mentalitas proaktif, merencanakan eksekusi, bukan berandai-andai.
Kunci lainnya? Percaya diri dan konsisten. Baginya, setiap yang kita kerjakan dengan adanya tujuan, percaya diri dan konsisten akan mendatangkan hasil yang bener-bener diharapkan.
Pemahaman ini bukan sekadar teori; ia mengujinya dalam dua medan berbeda sebelumnya: sebagai ex-banker dan pengusaha.
Kedua pengalaman itu mengajarkannya disiplin, manajemen risiko, dan ketangguhan mental yang kini menjadi bekal berharganya di dunia digital yang fluktuatif.
Harapan dan pandangan hidup Sella untuk semua bidang sangatlah membumi. Ia melihat kerja keras di mana pun bentuknya.
“Buat kalian yang bekerja atau usaha itu menurut ku sama-sama cape. Yang nganggur aja cape kok!“.
Ia meluruskan persepsi bahwa berusaha itu bebas tekanan, menekankan bahwa usaha itu perlu mental untuk menanggung resiko finansial atau pribadi.
Sukses, baginya, memerlukan konsistensi dan ketegasan. Namun, di tengah perjuangan, ia mengingatkan pentingnya bersyukur dan rasa cukup.
“Namanya manusia pasti ada aja merasa kurang, tapi tinggal kita bagaimana bersyukur,” nasihatnya.
Ia meyakini bahwa segala sesuatu terjadi ada alasannya, dan Tuhan kasih yang terbaik untuk dijalani sebuah sikap pasrah yang aktif, bukan pasif.
Untuk pembaca di seluruh Indonesia, Sella Sanely menyampaikan pesan-pesan bijak yang sarat makna, lahir dari pengalaman hidupnya yang penuh pelajaran:
“Dalam hidup, jangan pedulikan siapa yang membencimu dan mempersulit proses hidupmu, karena yang penting Tuhan mencintaimu dan menyertai setiap proses di hidupmu.
Lakukan yang terbaik dan jalani hidup sebaik mungkin.Umur tidak menentukan kedewasaan dan IPK tidak menentukan intelektual.
Yang terpenting adalah bagaimana kamu menilai diri kamu sendiri.”
Source image: sella

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










