Selvia D. Julisman, Usahakan Maaf Pada Kejadian yang Tak Pernah Diharapkan

Iniloh.com Jakarta- Tangerang bukan sekadar titik di peta bagi Selvia D. Julisman.

Kota itu menyimpan gudang kenangan masa kecilnya, tempat di mana detak jantung keluarganya berdegup penuh cinta dan kehangatan.

Dari tawa riang bermain hingga momen tumbuh kembang, Selvia mengingatnya sebagai masa yang tak terlupakan, diwarnai kasih sayang Mamah, Papah, dan Abang.

Namun, jalan hidup membawanya pada perpisahan yang mendalam.

Saat ini, mereka yang menjadi pusat kehangatan masa kecilnya telah lebih dulu dipanggil Sang Khalik.

Tinggal saya dan ade saya sekarang, heheh…,” ungkapnya, senyum yang mungkin menyembunyikan rindu yang tak pernah benar-benar pergi.

Kehilangan itu menjadi latar belakang yang membentuk pandangannya tentang ikatan dan kehadiran.

Di tengah jejak duka, Selvia membangun kehidupannya sekarang.

Ia bekerja di sebuah perusahaan swasta di bidang IT, mengisi hari-hari dengan aktivitas profesional.

Namun, titik terang dan sumber kebahagiaan barunya terletak pada keluarga kecil yang dibinanya.

Seorang ibu dengan anak yang digambarkannya lucu, Selvia menemukan ritme baru.

Aktifitas di luar kantor didominasi kebersamaan dengan sang buah hati.

Jadi aktifitas saya kalo ga bekerja, ya sama anak aja,” katanya dengan sederhana, menegaskan bahwa kebahagiaan seringkali ditemukan dalam kehadiran dan canda tawa bersama orang tersayang.

Hidup, tentu saja, bukan tanpa riak. Selvia jujur mengakui adanya suka dan duka yang silih berganti.

Namun, di balik segala tantangan, terutama luka kehilangan yang mendalam, ia memilih sikap yang teguh: kesyukuran dan penerimaan.

Ia mensyukuri karunia pekerjaan yang masih ia jalani, anugerah keluarga kecil yang ia miliki sekarang.

Hidup yang saya alami saat ini, dari kehilangan yg saya rasakan. Saya berusaha untuk ikhlas dengan semua ketentuan Allah,” tuturnya.

Kata “ikhlas” di sini bukan sekadar ucapan, tapi sebuah perjuangan batin yang terus dijalaninya.

Harapan dan doa Selvia untuk masa depan terdengar sederhana namun sarat makna: rezeki yang lancar untuknya dan suami, kesehatan dan umur panjang bagi anak serta keluarga, serta kehidupan yang penuh berkah.

Ia mendambakan rumah tangga yang rukun, bahagia, dipenuhi cinta, dan kehangatan – sebuah gambaran yang mungkin mengingatkannya pada kehangatan masa kecilnya di Tangerang, namun kini ia bangun dengan caranya sendiri bersama keluarga barunya.

Perjalanan menuju keikhlasan itu sendiri menjadi fokus penting Selvia akhir-akhir ini.

Ia mengaku banyak menghabiskan waktu untuk mencari butiran “ikhlas” di tengah lautan emosi yang kerap menggelora:

Berjuta-juta kemarahan, ketidak terimaan dan ketidak mampuan saya dalam menerima kenyataan pada setiap harinya.”

Ini adalah proses introspeksi yang mendalam dan melelahkan.

Ia belajar mencari alasan untuk mengalahkan keluh kesah yang tak membawanya tumbuh, dan berusaha keras mengulurkan maaf atas kejadian-kejadian pahit yang tak pernah diharapkan.

Cukup sulit,” akunya,

Tapi menghabiskan waktu hanya untuk meratapi kenyataan yg tak sama dengan apa yang kita harapkan. Itu jauh lebih melelahkan.”

Di sini, Selvia bukan hanya bertahan, tapi secara aktif berjuang melampaui kesedihan, mencari kedamaian dalam penerimaan, langkah demi langkah, hari demi hari.

Perjalanannya mengajarkan bahwa ikhlas bukanlah titik akhir, tapi sebuah nafas panjang dalam merangkul hidup sepenuhnya.

 

Source image: selvia

You May Also Like

Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Dewi Ariny Wulandari, SH. MK.n: Setiap Perbuatan Baik Kecil Apapun Tak Kan Sia-sia
Dewi Ariny Wulandari, SH. MK.n: Setiap Perbuatan Baik Kecil Apapun Tak Kan Sia-sia
Abillo, Ketika Kita Hilang Harapan Ingatlah Tuhan Telah Ciptakan Rencana Indah di Hidup Kita
Abillo, Ketika Kita Hilang Harapan Ingatlah Tuhan Telah Ciptakan Rencana Indah di Hidup Kita
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian
Neni PS, Tak Harus Lebih Hebat dari Lainnya Cukup Lebih Baik dari Diri Kita Kemarin
Neni PS, Tak Harus Lebih Hebat dari Lainnya Cukup Lebih Baik dari Diri Kita Kemarin